Bunyi Bilabial Bunyi Apiko Dental

Dari data 30 di atas diketahui bahwa bunyi ujaran penderita mengalami penambahan bunyi ujaran di awal kata, yaitu bunyi faringal afrikatif tidak bersuara yaitu [h] dan bunyi bilabial nasal bersuara [m] ditengah kata. Bunyi ujaran penderita juga mengalami gangguan subtitusi pertukaran bunyi ujaran di tengah kata yaitu bunyi bilabial plosif tidak bersuara [p] bertukar menjadi bunyi bilabial nasal bersuara yaitu [m]. Penderita seharusnya menjawab pertanyaan peneliti dengan ujaran [empat] bukan [Hemmaat].

4.2 Bunyi yang Selalu Terganggu dalam Ujaran Penderita Stroke.

Dari data tanya jawab di atas diperoleh bunyi yang selalu terganggu dalam ujaran penderita stroke yakni: 4.2.1 Bunyi Ujaran yang Selalu Bertukar dalam Ujaran Penderita Stroke [Afasia Broca].

4.2.1.1 Bunyi Bilabial

Bunyi bilabial adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir labium bawah dan bibir labium atas. Adapun yang termasuk bunyi bilabial adalah [b], [p], [m] bunyi yang bersuara adalah [b], dan [m]. Bunyi bilabial plosif bersuara [b] akan selalu bertukar dengan bunyi bilabial nasal bersuara [m] contohnya pada data 14. [bungkus] menjadi [mungus], pada data 19. [berjualan] menjadi [menuala], pada data 27. [belum] menjadi [Mee..luu], pada data 28. [bapak] menjadi [maaa..maa]. Bunyi bilabial plosif tidak bersuara [p] akan selalu bertukar dengan bunyi bilabial nasal bersuara [m] contohnya pada data 1. [puluh] menjadi [mui], pada data 6. [putih] menjadi [mu..iii], pada data 9. [hampir] menjadi [hammi], pada data 12. [apa] menjadi [ama], pada data 18. Universitas Sumatera Utara [puluh] menjadi [muluh], pada data 20. [payah] menjadi [maya], pada data 23. [putri] menjadi [muuliii], pada data 25. [sepuluh] menjadi [emuluu], pada data 28. [bapak] menjadi [maa.maa].

4.2.1.2 Bunyi Apiko Dental

Bunyi apiko dental adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah apeks dan gigi dentum. Bunyi yang termasuk apiko dental adalah Bunyi [t] dan [d]. Bunyi apiko dental plosif bersuara [d] akan selalu bertukar menjadi bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya pada data 7. [duduk] menjadi [nu..huk], pada data 22. [sudah] menjadi [uuu..naaa], pada data 29. [tidur] menjadi [hii..null]. Bunyi apiko dental plosif tidak bersuara [t] akan selalu berrtukar menjadi bunyi faringal afrikatif tidak bersuara [h]. Contohnya pada data 8. [tiga] menjadi [hiii..haaaa], pada data 24. [tiga] menjadi [hiaa], pada data 29. [tidur] menjadi [hii..nuul] bunyi apiko dental plosif tidak bersuara [t] juga akan selalu bertukar dengan bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya pada data 9. [tujuh] menjadi [nuju], pada data 9. [tahun] menjadi [naun], pada data 20. [tidur] menjadi [nidur].

4.2.1.3 Bunyi Lamino Alveolar