47
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat petugas apotek yang memberikan obat kerasyang tidak termasuk dalam daftar obat wajib apotek
seperti lansoprazol dan simetidin, sedangkan obat yang aman digunakan untuk swamedikasi adalah obat-obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan
bebas terbatas Depkes, RI., 2006. Hal ini dimungkinkan kurangnya pengetahuan petugas apotek yaitu asisten apoteker tentang obat wajib apotek ataupun
penyalahgunaan hak oleh apoteker dengan melakukan swamedikasi obat keras non obat wajib apotek. Sesuai dengan hukum ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia bahwa hanya swamedikasi obat keras yang termasuk dalam daftar obat wajib apotek yang bisa dibenarkan secara hukum dan memperolehnya secara
swamedikasi harus berdasarkan pengobatan pengulangan dari dokter, misalnya ranitidin. Selebihnya, hal itu dikatakan pelanggaran terhadap PP dan UU yang
berlaku di Indonesia Menkes RI., 2009.
4.3 Profil Informasi Obat
Pemberian informasi obat merupakan hal yang semestinya dilakukan oleh petugas apotek untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan
medication error pada saat proses pelayanan Depkes, RI., 2004. Tujuan pemberian informasi kepada masyarakat maupun pasien yang tidak lain
merupakan bagian dari edukasi adalah supaya masyarakatpasien benar-benar memahami secara cermat dan cerdas obat yang hendak dikonsumsi, sekaligus cara
penggunaan obat yang baik dan benar Zeenot, 2013. Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh terkait obat yang banyak diinformasikan oleh petugas
apotek adalah dosis yaitu sebanyak 47 petugas apotek 67,14. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 4.7 Distribusi informasi obat yang diberikan oleh petugas apotek Indikator
Ya, n Tidak, n
Indikasi Kontraindikasi
Efek Samping Cara Pemakaian
Dosis Waktu Pemakaian
Lama Pemakaian Perhatian
Cara Penyimpanan Cara Perlakuan Sisa Obat
Identifikasi Obat yang Rusak 4 5,71
0 0,00 0 0,00
22 31,43 12 17,14
47 67,14 24 34,29
2 2,86 0 0,00
0 0,00 0 0,00
0 0,00 66 94,29
70 100,00 70 100,00
48 68,57 11 15,72
46 65,71 68 97,14
70 100,00 70 100,00
70 100,00 70 100,00
Keterangan: n = jumlah seluruh apotek yang dikunjungi
= dosis yang ditanya
Pengobatan sendiri yang berkualitas dapat dilihat dari indikator terapi yaitu tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat obat dan waspada efek samping
Lestari, dkk., 2014. Informasi yang perlu disampaikan oleh apoteker pada masyarakat dalam
penggunaan obat bebas atau obat terbatas antara lain khasiat obat, kontraindikasi, efek samping, cara pemakaian, dosis, waktu pemakaian, lama penggunaan obat,
hal harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat, cara penyimpanan obat yang baik, cara memperlakukan
obat yang masih tersisa, dan cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak Depkes, RI., 2006. Informasi obat berupa dosis merupakan informasi
sangat penting untuk diberikan, tujuannya adalah agar keberhasilan terapi dapat dicapai dengan baik. Pada penelitian ini menunjukkan pemberian informasi obat
berupa dosis yang dilakukan secara langsung oleh petugas apotek hanya 12 apotek 17,14, sedangkan 47 petugas apotek 67,14 melakukan pemberian
informasi dosis dengan ditanya terlebih dahulu, dan 11 petugas apotek 15,72
Universitas Sumatera Utara
49
tidak memberikan informasi tersebut. Hal ini menunjukkan ternyata masih banyak petugas apotek yang tidak memberian informasi penting tersebut, dan ini
sebaiknya perlu ditingkatkan lagi oleh tenga teknis kefarmasian agar penggunaan obat dapat tepat dan benar.
Informasi obat berupa cara pemakaian hanya diberikan oleh 22 petugas apotek 31,43, waktu pemakaian yang diinformasikan sebanyak 24 petugas
apotek 34,29 dan lama penggunaan sebesar 2 petugas apotek 2,86. Cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada pasien untuk menghindari salah
pemakaian. Hasil rincian daridata penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8Cara, waktu dan lama penggunaan obat lambung Indikator
Jenis Informasi n
Cara penggunaan Tablet
Dikunyah 18 77,28
Ditelan 222,72
Suspensi Dikocok
2 100,00 Tidak dikocok
Waktu penggunaan 1-2 jam sebelum
makan 20 83,33
1-2 jam sesudah makan
4 16,67 Lama penggunaan
1 minggu
2 100,00 Keterangan:
n = jumlah seluruh apotek yang dikunjungi
Informasi obat berupa indikasi sangat diperlukan karena tepat indikasi adalah kesesuaian antara diagnosis pasien dengan obat yang diberikan, agar efek
terapi dapat berjalan dengan baik. Seperti pada yang tertera pada Tabel 4.7 yang menunjukkan hanya 4 petugas apotek yang memberikan informasi tersebut.
Indikator efek samping dan kontraindikasi tidak dilakukan sama sekali oleh petugas apotek. Menurut Zeenot 2013, setiap obat memiliki efek positif dan
negatif pada masing-masing individu pemakai. Karena itu, kita harus senantiasa
Universitas Sumatera Utara
50
mengikuti bentuk aturan dan anjuran yang diberikan oleh para ahli,dokter dan apoteker, guna mendapat efek yang diinginkan sekaligus meminimalisasi dan
menghilangkan efek yang tidak diinginkan. Selain itu, kontraindikasi sebenarnya juga harus diinformasikan kepada
pasien agar pasien dapat mengetahui apakah obat tersebut tidak berdampak buruk pada penyakit lainnya atau dapat mengganggu kehamilan pada wanita hamil,
sedangkan pada informasiperhatian, cara penyimpanan, cara perlakuan sisa obat, dan identifikasi obat yang rusak juga tidak diinformasikan pada petugas apotek.
Pelayanan kefarmasian swamedikasi yang dilakukan oleh petugas apotek dinilai masih kurang maksimal karena masih terdapat banyak petugas apotek yang tidak
memberikan informasi obat yang semestinya sehingga dapat memberikan hasil terapi yang optimal bagi pasien swamedikasi.
4.4 Profil Informasi Non Farmakologi