Petugas Apotek yang Melakukan Pelayanan Swamedikasi

52 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masih banyak petugas apotek yang tidak melakukan informasi non farmakologi, hal ini disebabnya kurangnyapengetahuan petugas apotek mengenai penyakit lambung dan disebabkan kurangnya patient assessment yang dilakukan.

4.5 Petugas Apotek yang Melakukan Pelayanan Swamedikasi

Peran apoteker sebagai seorang profesional kesehatan dalam bidang kefarmasian, apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan, nasehat dan petunjuk kepada masyarakat yang ingin melakukan swamedikasi, agar dapat melakukan secara bertanggung jawab. Apoteker harus dapat menekankan kepada pasien bahwa walaupun dapat diperoleh obat tanpa resep dokter, namun penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas tetap dapat menimbulkan bahaya dan efek samping yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidak semestinya Depkes RI., 2006.Berdasarkan penelitian ini, apoteker yang ada di apotek pada saat pilot visit ke apotek hanya ada 7 apoteker saja 10,00. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.10Data petugas di apotek Petugas Apotek n Apoteker 7 10,00 Asisten Apoteker 58 82,86 Pemilik Apotek 5 7,14 Total 70 100 Keterangan: n = jumlah seluruh apotek yang dikunjungi Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, maka pemerintah menetapkan dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 1027 tahun 2004 tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan tidak profesional. Untuk itu, semua Universitas Sumatera Utara 53 tenaga kefarmasian dalam melaksanakan tugas profesinya diapotek harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak apoteker tidak berada di apotek. Dengan tidak adanya apoteker di apotek sehingga pasien tidak dapat melakukan konseling terhadap petugas apoteker dan rekomendasi obat yang diberikan dikhawatirkan tidak sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Apabila apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, apoteker pengelola apotek APA harus menunjuk apoteker pedamping. Apabila apoteker pengelola apotek dan apoteker pedamping berhalangan melakukan tugasnya, apoteker pengelola apotek menunjuk apoteker pengganti Zeenot, 2013. Asisten apoteker merupakan petugas apotek yang paling banyak melayani yaitu sebanyak 82,86. Pada penelitian ini ada beberapa asisten apoteker yang tidak lulusan dari bidang kefarmasian, melainkan dari jurusan lain. Ini sudah melanggar peraturan yang ada dan dikhawatirkan tidak tepat dalam memberikan obat dan tidak adanya pengetahuan informasi obat yang baik dan benar. Menurut Menkes RI., 2003, asisten apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah sekolah asisten apotekersekolah menengah farmasi, akademi farmasi jurusan farmasi politeknik kesehatan, akademi analis farmasi dan makanan jurusan analis farmasi dan makanan politeknik kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pemilik apotek yang melayani pasien sebanyak 7,14. Pemilik apotek yang bukan dari bidang kefarmasian tidak berwenang dalam melayani obat, karena dapat dikhawatirkan obat yang direkomendasikan dengan keluhan pasien tidak sesuai. Sebaiknya petugas apotek memang dari ahli di bidang farmasi. Universitas Sumatera Utara 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah: a. Patient assessment yang paling banyak ditanyakan adalah mengenai gejala yang dialami yaitu 21 apotek 30.00 dari 70 apotek. Penggalian patient assessment yang dilakukan petugas apotek masih kurang maksimalsehingga dapat mempengaruhi pemberian rekomendasi obat, informasi obat dan terapi non farmakologinya b. semua apotek merekomendasikan pemberian obat yakni 70 apotek 100,00. Jenis obat yang paling banyak direkomendasikan adalah jenis obat tunggal yaitu dengan jumlah total 65 apotek 92,86 c. pemberian informasi obat yang paling banyak diberikan adalah dosis dengan jumlah apotek 47 67,14. Pemberian informasi terapi non farmakologi berupa makanan hanya 2 apotek 2,86 dan pola hidup 1 apotek 1,43.

5.2 Saran

Hal yang dapat disarankan untuk meningkatkan pelayanan swamedikasi di apotek, yaitu: a. untuk apoteker dan tenaga kefarmasian sebaiknya lebih meningkatkan pelayananan kefarmasian di apotek pada pasien swamedikasi agar dapat menghasilkanterapi yang maksimal. Universitas Sumatera Utara