Motivasi kerja internal Kontrol atas praktik

4 Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi didalam organisasi-organisasi. Konflik antara lini staf, pekerja dan pekerja. 5 Konflik antar organisasi.

2.1.4.2 Motivasi kerja internal

Notoatmodjo 2010 motivasi berasal dari bahasa latin yaiut movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebetuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas.Motivasi internal berbagai kebutuhan dan harapan yang terdapat didalam pribadi seseorang menyususn motivasi internal orang tersebut. Kekuatan ini mempengaruhi pribadinya dengan menentukan berbagai pandangan, yang menurut giliran untuk memimpin tingkah laku dalam situasi yang khusus. Beberapa faktor yang berkaitan dengan motivasi internal, yaitu : Hicks, Gullet, 2002. a. Kepentingan yang khusus bagi orang, menghendaki, dan mengingikan adalah merupakan hal yang unik baginya. Universitas Sumatera Utara b. Kepentingan keinginan dan hasrat seseorang adalah juga unik karena kesemuanya ditentukan oleh faktor yang membentuk kepribadiannya. Penampilan biologis dan psikologisnya.

2.1.4.3 Kontrol atas praktik

Kontrol atas praktik jelas dalam status organisasi cukup untuk mempengaruhi orang lain dan untuk menggunakan sumber daya bila diperlukan untuk perawatan pasien yang baik Erickson, et all, 2002. 2.1.4.4 Kepemimpinan dan Otonomi pada praktik klinik Kualitasasuhan keperawatan, peningkatan kepuasan kerja, dan penurunan emosional stres berhubungan dengan perawat yang bekerja di lingkungan dengan perawatan yang kepemimpinan efek. Perawat yang melakukan kontrollebihatas praktek mereka dan mengeksekusi lebih otonom keputusan-membuat pameran kesehatan yang lebih baik Otonomi adalah kebebasan, inisiatif dan kemandirian yang berhubungan dengan pekerjaan secara penuh dalam melaksanakan aktifitas rutin Curtis, 2007. Menekankan dalam magnet hospitalperawat diijinkan dan diharapkan untuk praktek secara otonom, konsisten dengan standar profesional, menggunakan keputusan independen dalam pendekatan tim multidisiplin. Berbagai penelitian diperoleh hubungan antara otonomi dengan kepuasan kerja. Chen 2008 menemukan bahwa semakin tinggi otonomi yang diterimaoleh perawat semakin tinggi kepuasan kerja perawat. Senada dengan Cortese 2007 bahwa penelitian magnet hospitalyang menekankan pada Universitas Sumatera Utara otonomi profesional ternyata meningkatkan kepuasan kerja perawat. Curtis 2007 bahkan menemukan status profesional, interaksi kontak profesional dan otonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja

2.1.4.5 Hubungan staf dengan dokter.