bekerja. Lingkungan kerja yang baik di tandai dengan, inovasi kerangka kebijakan yang berfokus pada rekrutmen, strategi pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan, kompensasi pegawai yang memadai, adanya program-program penghargaan dan pengakuan, sarana peralatan yang mencukupi, dan serta
interaksi sesama perawat secara baik Oldemar, 2015. Lingkungan kerja adalah segala suatu hal yang berdampak secara langsung
terhadap kesejahteraan perawat, serta kenyamanan terhadap perawatan pasien yang terkait dengan kualitas lingkungan kerja perawat, lingkungan kerja yang
sehat sangat mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas, meningkatkan rekrutmen staf dan memelihara kelangsungan keuangan organisasi
Vollers et al, 2009. Kondisi lingkungan tempat kerja di ruangan kerja perawat harus mendukung
agar dapat memberikan kenyamanan bagi perawat dalam bekerja. Kondisi tempat kerja yang baik misalnya kualitas udara di ruangan tidak berbau, dinding
permukaan ruangan memiliki warna yang terang, sistem suhu dan kelembaban sesuai standar, dan penerangan di ruangan cukup. Selain itu, ruangan tempat kerja
perawat juga sebaikanya cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan pasien serta dapat dengan mudah memonitor pasien Oldemar,
2015.
5.2.2. Kepuasan kerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat dengan tidak
puas n= 1 2.2, dengan puas n=14 31.1,, dan pada sanggat puas n=30
Universitas Sumatera Utara
66.7, . Kebijakan rumah sakit merupakan elemen yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Welda, 2012
menggambarkan bahwa perawat 50,5 puas, Oleh karena itu, persepsi perawat terhadap rumah sakit dapat digunakan sebagai salah satu indikator tentang
kepuasan kerja. Mangkunegara, 2009 menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitui, jenis kelamin, umur, masa kerja dirumah
sakit dan tingkat pendidikan perawat. Faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kepuasan kerja perawat adalah
usia, dalam penelitian ini usia perawat rata-rata usia 27- 32 tahun sebesar 57,8, semakin meningkatnya usia semakin meningkat kepuasan kerjanya. Peningkatan
kepuasan tersebut karena meningkatnya pengalaman dan kemampuan profesionalnya. Sedangkan perawat berusia muda pada tingkat vokasional,
peningkatan kemampuan lebih pada peningkatan keterampilan teknik, bukan pada peningkatan kompetensi proesional, intelektual dan interpersonal sehingga tidak
mempengaruhi kepuasan kerja Robbins, 2001. Fenomena dominasi perawat yang berjenis kelamin perempuan dibanding
pria dalam suatu organisasi keperawatan di rumah sakit. Bahkan terkadang ditemukan perawat berjenis kelamin pria hanya berjumlah 1-5 orang. Menurut
pendapat Gilmer 1966 dalam Ratih 2009: 96, perawat wanita maupun pria, keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan perawat selama bekerja dan
mempengaruhi kepuasaan kerja, Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa hampir keseluruhan responden perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Medan,
berjenis kelamin wanita sebesar 68.9. Menurut penelitian yang lain oleh
Universitas Sumatera Utara
Welda, 2012 di dapatkan jenis kelamin perempuan sebesar 93,4. Penelitian lain juga berkesimpulan bahwa tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis
kelamin mempengaruhi kepuasaan kerja Agungpia, 2008. Fenomena tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Dari faktor sosial dan budaya tebentuk
paradigma bahwa profesi perawat adalah pekerjaan wanita Mary, 2008. Penelitian ini menemukan rata-rata masa kerja perawat dengan masa kerja
di antara 2 – 5 tahun sebesar 73,3. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Welda 2012, Berdasarkan hasil analisis hubungan antara lama kerja
responden dengan kepuasan kerja, diketahui bahwa persentase terbesar perawat yang merasa puas adalah perawat dengan lama kerja 4-6 tahun yaitu sebesar
76,5, dalam penelitian Gillies dalam Veenda, 2004, kepuasan kerja bervariasi menurut lama kerja seseorang, dalam hal ini, kelompok perawat yang
lama kerjanya bekisar antara 3-6 tahun merupakan perawat yang telah mempelajari pekerjaanya dengan baik sehingga disinyalir kepuasan kerjanya lebih
tinggi dibanding kelompok umur lainnya. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa meningkatnya lama kerja berbanding lurus dengan
peningkatan kepuasan kerja sehingga dapat mencapai kepuasan dalam menjalankan pekerjaannya. Di lain pihak, ada beberapa penelitian yang
mengatakan bahwa lama kerja tidak memiliki hubungaan dan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dara Jones 1996 dalam Ratih 2009 mengungkapkan
bahwa adanya kepuasan kerja yang rendah diantara perawat yang telah memiliki lama kerja yang lama. Hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya motivasi dan
meningkatnya kebosanan dimana pekerjaannya dirasa monoton. Sehingga banyak
Universitas Sumatera Utara
perawat yang telah bekerja lama mengalami kejenuhan yang tinggi di tempat kerja.
Ada pun hasil peneliti ditemukan mengenai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri sebesar 53.3 , hasil penelitian lain juga membuktikan
bahwa kesempatan untuk mengaktualisasikan terhadap pengembangan karir memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja perawat, perawat yang
persepsinya baik mempunyai peluang merasa puas terhadap pekerjaannya 3,9 kali lebih besar dibanding dengan perawat yang persepsinya kurang baik terhadap
aktualisasi diri, dengan tingkat prestasi kerja sangat baik 66.7 . Tien, 2007. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa kesempatan
pengaktualisasi diri memang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Oleh karena itu, penting bagi manajer keperawatan untuk memperhatikan kesempatan
pengembangan karir yang diberikan kepada perawat. Apabila perawat tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karirnya, ada kemungkinan
kepuasan kerja yang rendah, penurunan kualitas kerja, bahkan melemahnya kesehatan fisik dan mental perawat Labuan Hari, 2008.
5.2.3. Pengaruh lingkungan kerja terhadapa kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Medan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan dengan nilai koefisien atau r sebesar 0.717. hasil analisis hubungan
kedua variabel tersebut memiliki nilai signifikan yang dapat diterima, dimana nilai p = 0.000 p0.005, sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Medan.
Universitas Sumatera Utara
Data ini didukung oleh penelitian Oldemar 2015, menyatakan bahwa Kepuasan Kerja Perawat dipengaruhi oleh Lingkungan kerja. Dengan demikian
diketahui . 0,000 0,05. Artinya adalah bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan kerja. Hal tersebut menyatakan bahwa secara
simultan bersama-sama variabel tersebut berpengaruh terhadap kepuasan kerja Perawat. Sikap perawat yang paling fokus adalah kepuasan kerja dan perawat
memiliki pandangan tentang berbagai aspek pekerjaan mereka, karir mereka dan untuk siapa mereka bekerja.
Hubungan perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain merupakan hubungan kolektif di tempat kerja yang mempengaruhi konflik hubungan interpersonal dan
kepuasan kerja. Hubungan interdisiplin, khususnya dengan dokter disebabkan oleh berbagai faktor seperti perbedaan jenis kelamin, kualifikasi akademik
pendidikan, status sosial ekonomi, kurangnya pengertian dan simpati, serta perselisihan saat perawat berusaha meningkatkan tanggung jawab profesionalnya
Nili, 2007. Hasil penelitian ini merupakan suatu hal yang positif karena menunjukan
lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat, dimana saat bekerja perawat dapat memberdayakan lingkungan kerja dengan
meningkatkan kerjasama antara dokter dan tim kesehatan lainnya, dengan menyelesaikan konflik yang ada dilingkungan kerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Bedasarkan penelitian yang dilakukan 2016 di Rumah Sakit Permata Bunda Medan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepusan
kerja perawat dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut, yaitu : 1.
Mayoritas tingkat kenyamanan lingkungan kerja perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Medan sangat baik dan tingkat kepuasan kerja perawat di
berada pada katagori puas. 2.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Medan bahwa
lingkungan kerja perawat yang baik dapat mempengaruhi tingkat kepuasan perawat.
6.2. Saran 6.2.1. Pendidikan keperawatan
Penelitian ini menunjukkan pentingnya pengembangan lingkungan kerja dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat, kualitas manajemen dan hubungan
interdisiplin oleh rumah sakit. Temuan ini merupakan petunjuk bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan kebijakan organisasi rumah sakit sehingga variabel
tersebut masuk dalam model penelitian.
6.2.2. Bagi peneliti
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi data dasar dan informasi bagi peneliti selanjutnya dan disarankan agar lebih menghasilkan untuk
Universitas Sumatera Utara