Kasus Penggelapan Pajak oleh Pejabat Desa

commit to user 83 sehingga total tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja sebesar f.14,04. Hal tersebut dikarenakan wajib pajak yang bersangkutan tidak bersedia membayar pajak penghasilannya. Komisi pajak akhirnya memutuskan melunasi tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja dengan memotong gaji Raden Mas Ngabei Prawirasewaja perbulan sehingga tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja tersebut dinyatakan lunas. Dalam penyelesaian kasus tunggakan pajak penghasilan antara Raden Mas Ngabei Atmasoetardja dan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja mengalami perbedaan, jika penyelesaian kasus Raden Mas Ngabei Atmasoetardja dilakukan dengan melelang barang-barang peninggalannya, maka kasus pajak Raden Mas Ngabei Prawirasewaja diselesaikan dengan memotong gajinya sebagai sentana dalem Mangkunegaran. 12

B. Kasus Penggelapan Pajak oleh Pejabat Desa

Mantri Martanimpuna dalam pemungutan pajak dibantu pejabat desa seperti lurah dan carik. Pejabat desa tersebut membantu dalam hal memobilisasi penduduk untuk membayar pajak. Akan tetapi, tidak jarang pula Mantri Martanimpuna mempercayakan pemungutan pajak kepada lurah. Selanjutnya pada waktu yang telah ditentukan, lurah tersebut menyetorkan uang pajak kepada Mantri Martanimpuna. Setiap lurah yang diberi kepercayaan oleh Mantri Martanimpuna ingin melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, niat tersebut terkadang terkendala kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal tersebut menyebabkan 12 Ibid. commit to user 84 lurah yang bersangkutan menggelapkan uang pajak demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kasus penggelapan pajak oleh lurah desa ditemukan di Wonogiri pada tahun 1940. Skandal penggelapan uang pajak yang dilakukan oleh seorang lurah desa terjadi di desa Wonokerto, Wonogiri pada tahun 1940. Lurah tersebut bernama Raden Mas Parmakoesoema. Sebelum bekerja sebagai lurah Wonokerto, Raden Mas Parmokoesoemo diketahui bekerja sebagai carik desa Wanabaya, Wonogiri. 13 Penggelapan uang pajak yang dilakukan Raden Mas Parmakoesoema terjadi selama 18 bulan, periode waktu antara 16 Februari 1939 sampai 2 Mei 1940 di desa Wonokerto, Wonogiri. 14 Raden Mas Parmakoesoema bernama kecil Raden Mas Soeparma. Ia lahir di Jatipuro. Ia juga diketahui sebagai graad III almarhum Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Mangkunegara III. 15 Pada saat menjabat lurah desa Raden Mas Parmakoesoema berumur 40 tahun. Berdasarkan Surat Paduka Tuan Bupati Pangreh Praja Wonogiri tertanggal 16 Februari 1939 No : 105048, Raden Mas Parmakoesoema diangkat sebagai pegawai negeri ambtenar yang ditugaskan untuk menerima segala jenis uang pajak dari rakyat yang tinggal di desa Wonokerto untuk kemudian diserahkan kepada Mantri Martanimpuna Wonogiri. Akan tetapi, setelah 13 “Surat pengangkatan Raden Mas Parmokoesoemo sebagai carik desa Wanabaya tertanggal 1 Mei 1934”, “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. 14 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema tertanggal 15 Oktober 1940“, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. 15 “Verklaring Wedana satrio Mangkungaran tertanggal 12 juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. commit to user 85 diketahui telah mengelapkan uang pajak maka ia diberhentikan dari jabatannya sebagai lurah Wonokerto. 16 Skandal penggelapan uang pajak oleh Raden Mas Parmakoesoema diketahui oleh salah seorang carik desa Wonokerto yang bernama Hatmasuroto pada tanggal 22 Mei 1940. Hatmasuroto menemukan ketidakcocokan antara buku register dengan pengakuan wajib pajak yang menyatakan telah membayar kewajiban pajaknya hampir lunas. Akan tetapi, dalam buku register menerangkan bahwa para wajib pajak masih mempunyai tunggakan pajak dalam jumlah yang banyak. Setelah diselidiki lebih lanjut ternyata diketahui bahwa uang pajak tersebut dibayarkan kepada Raden Mas Parmakoesoema. Selanjutnya, oleh yang bersangkutan uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi. Kasus penggelapan uang pajak tersebut kemudian ditangani Mantri pangrehprojo Wonogiri untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Proses penyelidikan Mantri pangrehprojo Wonogiri dengan tersangka Raden Mas Parmakoesoema dimulai dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang dianggap mempunyai informasi penting berkaitan dengan kasus penggelapan uang pajak tersebut. Proses penyelidikan tersebut diketuai oleh Raden Ngabei Soeparno Darmosarkoro. Pada tanggal 31 Mei 1940, Mantri Pangrehprojo Wonogiri mengadakan sidang kasus penggelapan uang pajak atas nama Raden Mas Parmakoesoema dengan menghadirkan saksi I yang bernama Hatmasoeroto. Ia berumur 38 tahun dan bekerja sebagai carik desa Wonokerto, Wonogiri. Hatmasoeroto mulai bekerja sebagai carik 16 “Turunan surat schors Raden Mas Parmokoesoemo tertanggal 2 Mei 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. commit to user 86 Wonokerto pada Januari 1940. Sebelumnya, Ia bekerja sebagai carik di desa Purwosari Kidul kemudian pada Januari 1940 pindah ke Wonokerto. 17 Hatmasoeroto yang sebelumnya telah melakukan penyelidikan sendiri menjelaskan bahwa menurut keterangan yang didapatkannya dari para wajib pajak bahwa telah membayar kewajiban pajaknya kepada Raden Mas Parmakoesoema. Pembayaran pajak dilakukan wajib pajak setiap minggunya di rumah Raden Mas Parmakoesoema. Saksi I selanjutnya menjelaskan bahwa wajib pajak tersebut membayar pajak membawa aanslag bilyet. Akan tetapi, aanslag bilyet tersebut tidak dikembalikan oleh terdakwa. Aanslag bilyet tersebut tidak ditandatangani Raden Mas Parmakoesoema karena yang bersangkutan memang tidak berhak untuk menandatangani aanslag bilyet. Aanslag bilyet seharusnya ditandatangani Mantri Martanimpuna setelah pejabat desa menyetorkan uang pajak dari wajib pajak. 18 Pada tanggal 19 Juni 1940, sidang kembali mendengarkan kesaksian dari Hatmasoeroto. Pada sidang tersebut Hatmasoeroto menjelaskan bahwa Raden Mas Parmakoesoema telah menggelapkan uang pajak sebanyak f.450,20 dan uang kas desa pada tahun 1940 dan 1941 sebanyak f.89,90 sehingga total uang yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema sebanyak f.539,29. Atas kesaksian tersebut, 17 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Hatmosoeroto tertanggal 12 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka , Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. 18 Rijksblad Mangkonegaran No.5 Tahun 1917, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. commit to user 87 Hatmasoeroto bersumpah di hadapan president bahwa yang ia ucapkan adalah benar. 19 Pada tanggal 1 Juni 1940, Mantri pangrehprojo Wonogiri menghadirkan saksi ke II yang bernama Trunakarya. Ia berumur 45 dan sebelumnya bekerja sebagai kamituwa di dukuh Kalimati, Wonokerto, Wonogiri. Trunakarya sementara menggantikan posisi Raden Mas Parmakoesoema sebagai lurah Wonokerto. Dalam persidangan Trunakarya menjelaskan bahwa Raden Mas Parmakoesoema membuat peraturan baru dengan memerintahan wajib pajak membayar kewajiban pajaknya setiap hari minggu dirumah Raden Mas Parmakoesoema. Hal tersebut berarti memajukan jadwal penarikan pajak yang sudah disepakati dengan Mantri Martanimpuna sebelumnya. Trunakarya menjelaskan bahwa kelurahan Wonokerto mendapat teguran dari conferentie karena mempunyai tunggakan pajak dalam jumlah yang banyak sehingga para punggawa desa Wonokerto langsung membicarakan hal tersebut kepada kepala desa dan barulah hal penggelapan pajak tersebut diketahui. Selanjutnya, saksi II dan para punggawa desa lainnya mencocokan buku register pajak dengan keterangan wajib pajak ternyata tidak cocok. Wajib pajak menyatakan bahwa kewajiban pajaknya sudah dibayar dan hampir lunas sedangkan dalam register menerangkan bahwa wajib pajak tersebut mempunyai tunggakan pajak yang banyak dengan jumlah yang berbeda-beda setiap 19 “Proces verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Hatmosoeroto tertanggal 21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P 1435. commit to user 88 wajib pajak. 20 Saksi juga menjelaskan bahwa aanslag bilyet wajib pajak yang diserahkan kepada terdakwa tidak dikembalikan. Mantri pangrehprojo selanjutnya mendengarkan kesaksian III pada tanggal 21 Juni 1940. Saksi bernama Tokarjo. Ia berumur 60 tahun dan bekerja sebagai petani. Tokarjo bertempat tinggal di Kalibang, Wonokerto, Wonogiri. Tokarjo memberikan keterangan perihal pajak penghasilan inkomstenbelasting Karjokromo. Lebih jauh Tokarjo menjelaskan bahwa pada bulan Maret 1940 ia dipanggil ke Kelurahan untuk menghadap Raden Mas Parmakoesoema, kemudian diperintahkan untuk menarik pajak penghasilan atas nama Karjokromo sebanyak f.1,00 di Kalibang. Setelah Karjokromo menyerahkan uang kepada Tokarjo kemudian Tokarjo langsung menyerahkannya kepada Raden Mas Parmakoesoema. Aanslag bilyet yang diserahkan lama tidak dikembalikan sehingga Tokarjo meminta kembali aanslag bilyet tersebut. Akan tetapi, aanslag bilyet Karjokromo tidak dikembalikan dan hanya diberi karcis izin perusahaan. 21 Setelah medengarkan kesaksian Tokarjo, Mantri pangrehprojo kemudian menghadirkan saksi yang ke-IV yang bernama Pokarno. Ia berumur 25 dan bekerja sebagai petani dan kuli. Pokarno bertempat tinggal di Ketimang, Wonokerto, Wonogiri. Sama seperti Tokarjo tadi, Pokarno juga ditugaskan untuk menarik pajak penghasilan atas nama Sutodikromo yang bertempat tinggal di desa Ketimang. 20 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Trunakarya tertanggal 10 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435 21 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Tokarjo tertanggal 21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. commit to user 89 Sutodikromo membayar kewajiban pajaknya lewat Pokarno sebanyak 4 kali. Masing- masing cicilan sebanyak f. 0,25 sehingga total menjadi f.1,00. Aanslag bilyetnya pun ditahan Raden Mas Parmakoesoema tetapi Sutodikromo tidak memintanya karena tidak mengerti mengenai hal aanslag bilyet tersebut. Pokarno juga menjelaskan bahwa Sutodikromo merasa sudah membayar pajaknya dengan lunas sehingga tidak mempunyai tunggakan pajak. Akan tetapi, dalam buku register pajak menerangkan bahwa Sutidikromo masih mempunyai tunggakan pajak. 22 Sutidikromo baru mengetahui hal tersebut setelah petugas menagih pembayaran pajak kembali. Untuk lebih jelasnya rincian pajak penghasilan yang digelapkan terdakwa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 13 Pajak Penghasilan Inkomstenbelasting yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema No. Nama Wajib Pajak Alamat Banyaknya pajak f 1. Karjokromo Kalibang 1.00 2. Soetodikromo Ketimang 1.00 Jumlah 2.00 Sumber: “Staat pajak penghasilan tahun 1940 yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. Pajak penghasilan yang digelapkan oleh Raden Mas Parmakoesoema sebesar f.2.00. Penggelapan uang pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1940. Dengan 22 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Pokarno tertanggal 21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435 commit to user 90 rincian uang pajak penghasilan Karjokromo yang bertempat tinggal di Kalibang sebesar f.1,00, kemudian uang pajak penghasilan Soetodikromo yang bertempat tinggal di Ketimang sebesar f.1,00 sehingga total pajak penghasilan Inkomstenbelasting yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema adalah sebesar f.2,00. Pada tanggal 25 Juni 1940, Mantri pangrehprojo Wonogiri menghadirkan saksi ke-V sekaligus saksi terakhir. Saksi ini dihadirkan atas keterangan saksi pertama yang menyatakan bahwa Raden Mas Parmokoesoemo juga telah menggelapkan uang kas desa yang berasal dari penjualan tanah desa. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan buku ”Bondo” yang ada di kelurahan Wonokerto. Saksi terakhir ini bernama Raden Slamet Darmosuwito. Ia berumur 40 tahun dan bekerja sebagai pedagang. Raden Slamet Darmosuwito bertempat tinggal di Kaliurang, kelurahan Kaliurang, onderdistrik Pakem, District Sleman, Regentschap kota Jogyakarta, Gouvernement Jogyakarta. Saksi menjelaskan bahwa pada tanggal 29 November 1939, terdakwa mengirimkan surat kepada saksi dengan maksud menawarkan akan menyewakan tanah-tanah kas desa di Kelurahan Wonokerto untuk tahun 1940. Saksi kemudian memilih tanah-tanah mana yang dianggap cocok. Tanah yang disewa rencananya akan ditanami bunga gambir dan bunga sari atas permintaan pabrik teh “ Kwik Hoo Ton” di Solo. Setelah memilih tanah yang dianggap cocok kemudian saksi meminta keterangan di Kawadanan Pangrehpraja Wonogiri tentang hal sewa-menyewa tanah di daerah tersebut. Setelah mendapat keterangan yang diperlukan kemudian saksi dan terdakwa kemudian bertemu untuk menentukan harga sewanya. Setelah sama-sama commit to user 91 setuju kemudian disepakati harga sewa tanah kas desa untuk tanah seluas 126.243 HA harga sewanya sebesar f.43,09. Sewa tanah tersebut berlaku untuk tahun 1940. 23 Setelah kesepakatan tersebut, tidak begitu lama terdakwa mengirimkan surat kembali kepada saksi yang isinya menjelaskan tentang perpanjangan sewa tanah kas desa Wonokerto untuk tahun 1941. Dalam surat itu terdakwa juga menjelaskan bahwa alasan untuk melakukan perpanjangan tersebut dikarenakan terdakwa sangat membutuhkan uang. Terdakwa menawarkan harga yang sama untuk perpanjangan tahun 1941 yakni sebesar f.43,09. Akan tetapi, saksi menawar harga sewa tanah tersebut menjadi f.40,00. Terdakwa kemudian menyetujui penawaran harga tersebut. Pada tanggal 30 Maret 1940, saksi membayar sewa tanah kas tersebut sekaligus yang jumlahnya sebesar f.83,09. 24 Uang tersebut ditambah uang yang didapatkan terdakwa dari menjual tanah lungguh punggawa desa sebesar f.1,00 dan uang hasil menjual padi sebesar f.5,00. Berikut ini rincian uang yang digelapkan terdakwa: 23 “ Perjanjian dalam surat turunan dari kertas zegel f 1,50 tertanggal 30 maret 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435 24 “ Proces-Verbaal pengadilan pradoto Mangkunegaran kesaksian Raden Darmosuwito tertanggal 25 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435 commit to user 92 Tabel 14 Hasil penjualan tanah kas desa yang hasilnya digelapkan Raden Mas Parmakoesoema No. Macam-macam tanah kas desa Lebar Tanah M2 Harga Sewa f 1. Tanah-tanah kas A tahun 1940 54.935 16,06 2. Tanah-tanah kas B tahun 1940 71.310 27,03 3. Tanah-tanah kas 0.0 tahun 1940 15.000 1,00 4. Tanah-tanah kas lungguh punggawa tahun 1940 7100 5,00 5. Tanah-tanah kas A+B tahun 1941 126.245 40,00 Jumlah 252.490 89,09 Sumber:” Staat hasil penjualan tanah desa di kelurahan Wonokerto yang digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo”, Koleksi arsip Mangkunegaran, No.P.1435. Tanah-tanah kas desa Wonokerto, Wonogiri yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema pada tahun 1940 dan 1941 adalah seluas 504.980 m2. Dari total luas tersebut uang sewa yang didapatkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f. 89,09. Uang hasil lelang tersebut digunakan Raden Mas Parmakoesoema untuk kepentingannya sendiri. Pada kesempatan terakhir, saksi mengajukan permohonan kepada ketua Mantri Pangrehprojo agar mengambil keputusan yang tidak merugikannya. Saksi merasa dalam proses menyewa tanah kepada terdakwa sudah sesuai dengan prosedur commit to user 93 yang ada sehingga pengadilan tidak mempunyai dasar untuk menarik kembali tanah kas desa yang telah disewanya apalagi menjatuhkan hukuman kurungan kepadanya. 25 Seluruh keterangan saksi-saksi termuat dalam voorloopig onderzoek yang dibuat oleh Raden Ngabei Soeparno Darmosarkoro selaku Mantri Pangrehprojo di Wonogiri yang melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Berdasarkan keterangan kelima saksi diatas, Mantri Pangrehprojo Wonogiri menyimpulkan bahwa Raden Mas Parmokusumo telah melakukan tindak kejahatan dengan menggelapkan uang pajak. Berikutnya Mantri Pangrehprojo melimpahkan kasus Raden Mas Parmokusumo ke Pengadilan dalem pradata. 26 Dalam voorloopig onderzoek yang diserahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran, Raden Ngabei Soeparno Darmosarkoro juga menyertakan pasal-pasal yang diduga telah dilanggar oleh Raden Mas Parmokoesoemo yaitu artikel 372 jo. 374 jo.415 jo.375 jo.52 dari W.v.S. Sementara itu, saksi-saksi yang sudah memberikan keterangannya yang termuat dalam voorloopig onderzoek menyatakan kesanggupannya jika sewaktu-waktu dipanggil Pengadilan dalem pradata untuk memberikan kesaksian. Sidang Pengadilan dalem perdata atas kasus penggelapan uang pajak oleh Raden Mas Parmakoesoema dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Agustus 1940. Raden Mas Parmakoesoema tidak ditahan. Sidang dilaksanakan secara terbuka. Sidang tersebut dihadiri seorang President hakim ketua, 2 orang Leden hakim 25 Ibid. 26 “ Proces-verbaal van Bevinding en Plaatselijk-onderzoek tertanggal 11 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435 commit to user 94 anggota, seorang djaksa jaksa, seorang Griffier sekretaris dan seorang Adviseur ahli agama. Berikut ini susunan pejabat tersebut: Tabel 15 Susunan Pejabat Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran Atas Kasus R.M.Parmokoesoemo No. Nama Jabatan Pangreh Praja Mangkunegaran Jabatan dalam sidang 1. Kanjeng Raden Mas Tumenggung SarwokoMangunkusumo Bupati Patih President 2. Bandara Raden Mas Aria Soerjosoemanto Wedana Satria IV, V, VI, VII Leden 3. Raden Mas Ngabei Hardjosoegondo Wedana Satria III, IV Leden 4. Raden Mas Meester Gondowinoto Wedana Panewu Jaksa Jaksa 5. Mas Ngabei Tjitrodarjono Griffier Griffier 6. Mas Penghulu Haji Imamrhosjidhie Wedana Yogiswara Adviseur Sumber: “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoemo “, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. Sidang dimulai dengan memanggil Raden Mas Parmakoesoema ke muka pengadilan. President menyarankan agar terdakwa berkata jujur agar proses persidangan dapat berjalan lancar sehingga terdakwa mendapatkan keringanan commit to user 95 hukuman. Sebelumnya meberikan keterangannya, terdakwa disumpah menurut agamanya terlebih dahulu. 27 Sidang membacakan voorloopig onderzoek yang telah dibuat Mantri Pangrehprojo Wonogiri. Saksi-saksi yang sebelumnya telah dimintai keterangan juga dihadirkan dalam sidang tersebut. Saksi-saksi tersebut antara lain Hatmosoeroto, Trunokaryo, Tokarjo, Raden Slamet Darmosuwito. Pokarno tidak dapat hadir dalam persidangan tersebut. President memerintahkan kepada para saksi agar berkata jujur, tidak menambah ataupun mengurangi fakta yang terjadi. Sebelum memberikan keterangan saksi-saksi disumpah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Secara keseluruhan saksi memberikan keterangan yang sesuai dengan voorloopig onderzoek yang telah dibuat sebelumnya. Saksi pertama yang dipanggil adalah Hatmosoeroto. President mengajukan beberapa pertanyaan kepada Hatmosoeroto. Hatmosoeroto menjawab sesuai dengan voorloopig onderzoek yang telah dibuat sebelumnya oleh Mantri Pangreh Praja Wonigiri. Saksi I juga menjelaskan bahwa memang betul hasil sawah Raden Mas Parmokoesoemo memang jelek sehingga tidak bisa mengganti pajak yang telah digelapkan oleh terdakwa. Setelah selesai memberikan keterangan, saksi I disuruh mundur. Selanjutnya, saksi II dipanggil ke muka persidangan. Saksi II bernama Troenokarjo. Saksi II 27 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. commit to user 96 menyatakan bahwa ia mengetahui besarnya uang pajak yang digelapkan oleh Raden Mas Parmokoesoemo. Secara garis besar, saksi II menjawab seluruh pertanyaan president seperti yang tertera dalam voorloopig onderzoek yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya saksi III dipanggil ke muka persidangan. Saksi III bernama Tokarjo. Saksi menjawab pertanyaaan sesuai dengan voorloopig onderzoek. President kemudian bertanya kepada terdakwa apakah semua keterangan yang diberikan saksi III benar semua dan terdakwa menjawab bahwa keterangan tersebut benar adanya. President memerintahkan saksi III untuk mundur, kemudian saksi IV sekaligus saksi terakhir dipanggil ke muka persidangan. President mengingatkan saksi IV agar berkata jujur, tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan, menceritakan dengan sebenar-benarnya, tidak boleh mengurangi apalagi menambahkan keadaan yang sebenarnya terjadi, agar proses persidangan berjalan lancar dan dapat menjatuhkan hukuman yang tepat kepada terdakwa Saksi IV mengaku bernama Raden Ngabei Slamet Darmosuwito . Ia berumur 40 tahun dan bekerja sebagai pedagang. Raden Slamet Darmosuwito bertempat tinggal di Kaliurang, kelurahan Kaliurang, onderdistrik Pakem, District Sleman, Regentschap kota Jogyakarta, Gouvernement Jogyakarta. Saksi menyatakan mengenal terdakwa, bukan saudara terdakwa. 28 Saksi IV menjawab seluruh pertanyaan president sesuai dengan voorloopig onderzoek tertamggal 25 Juni 1940 yang dibuat oleh Raden Mas Ngabei Soeparno 28 Ibid. commit to user 97 Darmosarkoro. Selanjutnya, president memerintahkan griffer untuk membacakan perjanjian sewa-menyewa tanah kas desa yang dibuat di atas kertas zegel f.1,50 tertanggal 25 Februari 1940 dan surat perjanjian sewa menyewa tanah kas desa zegel f.1,50 tertanggal 30 Maret 1940. 29 Terdakwa menjelaskan bahwa uang hasil penjualan tanah kas desa tersebut tidak dimasukan ke kas desa karena pada saat itu terdakwa sedang sakit sehingga membutuhkan uang untuk perawatan dan terpaksa terdakwa menggunakan uang kas desa tersebut. Selanjutnya, president bertanya kepada terdakwa apakah keterangan yang diberikan saksi-saksi tersebut benar. Terdakwa menjawab bahwa semua keterangan yang diberikan saksi-saksi tersebut benar adanya. President juga bertanya mengenai aanslag bilyet wajib pajak yang sudah diberikan kepada terdakwa. Terdakwa menjawab bahwa semula aanslag bilyet tersebut ia simpan. Akan tetapi, lama- kelamaan semua aanslag bilyet tersebut hilang. 30 Dengan mendengarkan keterangan saksi-saksi diatas, president menyimpulkan bahwa Raden Mas Parmakoesoema bersalah. Terdakwa juga tidak mempunyai pembelaan yang dapat membenarkan tindakannya. Berdasarkan keterangan saksi-saksi tersebut juga diketahui modus yang digunakan dalam menggelapkan uang pajak. 29 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. 30 Ibid. commit to user 98 Modus yang digunakan Raden Mas Parmakoesoema adalah dengan memungut uang pajak kepada penduduk di Wonokerto setiap minggunya. Wajib pajak diperintahkan untuk membayar uang pajak setiap hari minggu. Hal ini bertentangan dengan ketentuan yang dibuat Mantri Martanimpuna karena seharusnya pemungutan dilakukan setiap bulannya. Apabila terjadi perubahan dalam pemungutan pajak seharusnya minta izin terlebih dahulu pada Mantri Martanimpuna. Raden Mas Parmakoesoema beralasan bahwa pemungutan yang dilakukan perminggu merupakan kemajuan yang akan mempermudah dalam proses pemungutan pajak. Dengan modus seperti ini maka Raden Mas Parmakoesoema dapat menggunakan uang setoran pajak untuk kepentingan pribadi tanpa ada pengawasan dari Mantri Martanimpuna. Jumlah uang pajak yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f.448,2. Berikut ini rincian desa serta uang pajak yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema. 31 31 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema tertanggal 15 Oktober 1940“, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. commit to user 99 Tabel 16 Nama Desa, Wajib Pajak, dan Jumlah Uang Pajak yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema No. Nama Desa Jumlah Wajib Pajak Jumlah Uang Pajak f 1. Kedungsono 43 34.78 2. Kalibang 52 41.4 3. Ketimang 69 55.85 4. Ketimang Etan 29 52.77 5. Ketimang Kulon 27 18.26 6. Grombjang 22 114.68 7. Jaten 15 11.09 8. Sonoharjo 32 40.76 9. Wonokerto 3 32.22 10. Tangkil 29 21 11. Plosodojong 45 46.05 12. Malangsari 31 36.48 13. Pencil 7 3.8 14 Warung 4 4.02 15. kalimati 32 38.77 Jumlah 438 450.2 Sumber: Di olah dari“Staats dari adanya padjek-padjek yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema”, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P. 1435. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah wajib pajak yang uangnya digelapkan Raden Mas Parmakoesomo sebanyak 438 wajib pajak yang tersebar di 15 desa di praja Mangkunegaran. Pajak yang paling banyak digelapkan adalah desa Grombjang yaitu sebesar f.114,68 yang diperoleh dari 22 wajib pajak sedangkan yang terkecil yaitu desa Pencil yaitu sebesar f. 3,8 yang diperoleh dari 7 wajib pajak. commit to user 100 Sedangkan jumlah keseluruhan uang pajak yang digelapkan terdakwa sebesar f 450,2 yang digelapkan dari 438 wajib pajak. Dalam persidangan tersebut juga terungkap bahwa jumlah uang keseluruhan yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f.539,29. Keterangan tentang nomimal uang tersebut didapat dari saksi I yaitu Hatmosoeroto yang telah melakukan penyidikan dengan mencocokan buku register pajak yang ada di kelurahan dengan keterangan wajib pajak. Fakta yang disodorkan tersebut diakui dengan jujur oleh Raden Mas Parmakoesoema. Dengan rincian uang yang digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo sebagai berikut: Tabel 17 Rincian Uang yang digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo No. Asal Uang Tahun Jumlah Uang f 1. Pajak Penghasilan InkomstenBelasting 1940 2,- 2. Pajak Tanah Landrente 1939 257,90 3. Pajak Kepala Hoofgeld 1939 126,11 4. Pajak Kepala Hoofgeld 1940 64,19 5. Uang Kas Desa 1940 49,09 6. Uang Kas Desa 1941 40,- JUMLAH 539,29. Sumber:“Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoemo “, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. commit to user 101 Uang hasil penggelapan sebesar f.539,29 tersebut digunakan Raden Mas Parmakoesoema untuk kepentingannya sendiri. Uang tersebut digunakan untuk membayar hutang, membiayai saudara yang sakit dan untuk membiayai diri-sendiri karena saat itu juga sering jatuh sakit. Terdakwa juga menyatakan bahwa tidak sanggup mengembalikan uang pajak yang telah digelapkannya dikarenakan sawahnya hanya sedikit yaitu 8 bau tetapi yang bisa ditanami hanya 4 bau. Sawah tersebut dikerjakan oleh orang lain, terdakwa mendapat setengah dari hasil sawah tersebut maro. Selain itu, rumahnya hanya sederhana sehingga hasil dari sawah dan rumah tersebut tidak cukup untuk mengganti uang pajak yang telah digelapkan tersebut. Selanjutnya, president memerintahkan griffier untuk membacakan benoemings besluit ddo:16 Februari 1939 No:105048 tentang pengangkatan Raden Mas Parmoekoesomo sebagai petugas penarik pajak di kelurahan Wonokerto, dan schorsings besluit ddo: 2 Mei 1940 No:315048 tentang pemberhentian Raden Mas Parmoekoesomo sebagai petugas penarik pajak dan lurah Wonokerto. 32 Sebelum menjatuhkan hukuman, president bertanya kepada terdakwa terlebih dahulu, apakah terdakwa pernah tersangkut kasus hukum sebelumnya. Terdakwa menjawab bahwa sebelumnya belum pernah tersangkut kasus hukum apapun sehingga terdakwa berharap president menjatuhkan hukuman yang ringan kepadanya. 32 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435. commit to user 102 Setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi, president menyatakan bahwa Raden Mas Parmakoesoema bersalah. Raden Mas Parmakoesoema diputuskan melanggar artikel 52 jo.55 jo.65 jo.66 jo.362 jo.372 jo.374 jo.415 jo.375 dari Wetboek Van Straftrecht 33 yang mengatur tentang penggelapan uang milik Negeri Mangkunegaran lebih dari f.25 dengan tuntutan penjara selama 10 bulan. Jaksa kemudian memberikan pandangannya bahwa terdakwa dengan menyakinkan telah melakukan pelanggaran yaitu dengan sengaja menggelapkan uang pajak sehingga praja Mangkunegaran mengalami kerugian. Terdakwa dengan jujur mengakui kejahatannya serta tidak mempunyai pembelaan yang dapat membenarkan tindakannya tersebut. Jaksa kemudian memberikan pertimbangan kepada president untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada terdakwa. Setelah Pengadilan dalem pradata selesai melakukan seluruh pemeriksaan terhadap Raden Mas Parmakoesoema dan mendengarkan keterangan saksi-saksi serta mendengarkan pertimbangan Jaksa maka pengadilan dalem pradata memutuskan bahwa yang bersangkutan dinyatakan bersalah. Raden Mas Parmakoesoema dijatuhi hukuman kurungan selama 10 bulan di penjara Sentana Mangkunegaran dan diharuskan membayar seluruh biaya persidangan. 34 Setelah menjalani hukuman penjara 10 bulan akhirnya Raden Mas Parmokoesoemo dibebaskan. Raden Mas Parmokoesoemo mulai ditahan di penjara 33 Wetboek Van Straftrecht atau W.v.S adalah kitab undang-undang hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia-Belanda yang diberlakukan di seluruh wilayah kekuasaan Belanda.. 34 Penget karampungan saka pradoto Mangkunegaran tertanggal 15 Oktober 1940 penggelapan uang pajak Raden Mas Parmakoesoema “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. commit to user 103 sentono Mangkunegaran pada tanggal 26 Oktober 1940 dan dibebaskan pada tanggal 22 Agustus 1941, hari jumat jam 9 pagi. 35 Hukuman tersebut sudah sesuai keputusan Pangadilan dalem pradata Mangkunegaran. Selain kasus Raden Mas Parmoekoesoemo tersebut, masih ada kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh pejabat desa lainnya. Penggelapan uang pajak penghasilan tersebut dilakukan oleh seorang lurah Wonoharjo yang bernama Martadisastro. Hal penggelapan pajak tersebut diketahui setelah adanya pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 30 Maret 1936. Kasus penggelapan pajak penghasilan atas nama Martadisastro kemudian dilimpahkan ke Pengadilan dalem pradata. Setelah melalui proses persidangan, diketahui jumlah pajak penghasilan yang digelapkan Martadisastro sebesar f.106,76. Penggelapan pajak tersebut terjadi dalam kurun waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 1931 sampai tahun 1935. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini: Tabel 18 Rincian Pajak Penghasilan yang digelapkan Martadisastro Tahun Uang Pajak f 1931 3.93 1932 3.80 1933 10.83 1934 18.10 1935 70.10 Jumlah 106,76 Sumber: “Diambil dari arsip kasus-kasusPenggelapan pajak oleh pejabat pajak”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344. 35 Surat lepasan Raden Mas Parmokoesoemo dari penjara sentono Mangkunegaran tertanggal 22 Agustus 1941, “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. commit to user 104 Dari data di atas dapat diketahui kasus penggelapan uang pajak penghasilan Inkomsten belasting terjadi dari tahun 1931 sampai tahun 1935 dengan rincian sebagai berikut, tahun 1931 sebesar f.3,93 kemudian tahun 1932 sebesar f.3,80, tahun 1933 sebesar f.10,83, tahun 1934 sebesar f.18,10, dan tahun 1935 sebesar f.70,10 sehingga total uang pajak penghasilan yang digelapkan lurah Martadisastro sebesar f.106,76. Setelah mengumpulkan bukti-bukti dan mendengarkan keterangan saksi-saksi serta mendengarkan pertimbangan djaksa maka president memutuskan bahwa lurah Martadisastro dengan terbukti secara menyakinkan telah menggelapkan uang pajak penghasilan sebesar f.106,76. Pengadilan dalem pradata kemudian menjatuhkan hukuman kurungan 7 bulan kepada yang bersangkutan. Keputusan tersebut tercantum dalam ddo.2611.36. 36 Kasus penggelapan pajak penghasilan inkomsten belasting oleh kepala desa juga terjadi di dukuh Balepandjang desa Balepandjang onderdistrik distrik Djatipuro. Kasus penggelapan uang pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1936. Kepala desa Balepandjang tersebut diketahui bernama Djogosoenggoto. Setelah hal penggelapan pajak penghasilan tersebut diketahui, kasus tersebut selanjutnya dilimpahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Dalam persidangan diketahui bahwa uang pajak penghasilan yang digelapkan oleh Djogosoenggoto sebesar f.7,41. Uang tersebut merupakan penghasilan yang diperoleh 36 “ Kasus-kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344. commit to user 105 desa Balepandjang. Setelah melalui proses persidangan Djogosoenggoto dinyatakan bersalah oleh pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Selanjutnya Djogosoenggoto dicopot dari jabatannya sebagai lurah desa Balepandjang oleh pangreh praja Wonogiri. 37 Lurah desa yang lain yang juga menggelapkan uang pajak penghasilan adalah Somo. Ia merupakan lurah desa Manahan, onderdistrik Kota Mangkunegaran. Somo diketahui menggelapkan uang pajak penghasilan sebesar f.171,71. Uang pajak penghasilan inkomsten belasting tersebut dihabiskan pada tanggal 4 April 1935. 38 Selain lurah desa, penggelapan pajak penghasilan inkomsten belasting juga dilakukan oleh seorang carik desa. Carik desa tersebut bernama Resosodirdjo. Ia merupakan carik desa Biting, onderdistrik Poerwantoro distrik Wonogiri. Kasus penggelapan pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1936. Seperti halnya kasus-kasus yang lain, kasus yang menyeret carik desa tersebut juga dilimpahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Setelah dilakukan proses peradilan dan mendengarkan keterangan saksi-saksi diketahui bahwa pajak penghasilan yang digelapkan oleh Resosodirdjo sebesar f.2,-. Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran memutuskan untuk mencopot jabatan Resosodirdjo sebagai carik desa desa Biting, onderdistrik Poerwantoro distrik 37 “ Staat adanya penggelapan pajak tahun 1936 dalam arsip Kasus-kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344. 38 “Staat adanya penggelapan uang pajak penghasilan di Mangkunegaran”, Laporan tertanggal 28 Januari 1937 , Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344. commit to user 106 Wonogiri karena terdakwa diputus bersalah dalam kasus penggelapan pajak penghasilan inkomstenbelasting. 39

C. Kasus Penggelapan Pajak oleh Mantri Martanimpuna