commit to user
20
B. Perekonomian Penduduk Mangkunegaran
Wilayah Mangkunegaran secara ekologis terdiri dari dua bentang alam yang kontras, yaitu dataran tinggi dan rendah. Daerah pegunungan lokasinya sangat
jauh dari kota Praja yaitu terletak di sebelah timur dan bagian selatan kota Mangkunegaran. Di pegunungan kondisi tanahnya berkontur tidak rata sehingga
persediaan air tidak banyak seperti di dataran rendah. Di wilayah ini penduduknya bermata pencaharian sebagai petani lahan kering atau tegalan. Tanaman yang ditanam
oleh rakyat adalah tanaman tahunan, seperti kelapa, melinjo, dan tanaman palawija, jenis padi-padian hanya ditanam dalam bentuk gaga. Sedangkan tanaman perkebunan
yang cocok adalah tanaman kopi. Dataran rendah Mangkunegaran yang berlokasi di distrik Karanganyar dan
Kota Mangkunegaran merupakan daerah persawahan. Daerah ini tanahnya cukup subur dengan aliran air yang memadai. Aliran air terutama dari sungai-sungai kecil
dari lereng gunung Lawu untuk distrik Karanganyar dan Bengawan Solo untuk distrik Kota Mangkunegaran. Sebagai daerah persawahan, tanaman utama penduduk di
wilayah tersebut adalah padi. Penanaman padi tampaknya telah menjadi tradisi berabad-abad pada masyarakat Surakarta yang tinggal di lembah Bengawan Solo.
Daerah Mangkunegaran bagian selatan yaitu Sembuyan dan Baturetna wilayah kurang subur karena tanahnya mengandung batu kapur sehingga wilayah ini kurang
cocok untuk pertanian padi.
13
13
Wasino, op.cit, 2008, hlm 15-16.
commit to user
21
Dasar ekonomi praja Mangkunegaran adalah pertanian.
14
Penghasilan petani di Praja Mangkunegaran berasal dari panen padi dan palawija. Namun, setelah adanya
pembukaan areal perkebunan oleh pihak Eropa muncul lingkungan perkebunan baru yang mengusahakan tanaman ekspor.
Pembukaan areal oleh pihak swasta dilakukan dengan cara menyewa tanah- tanah di wilayah Mangkunegaran. Tanah-tanah yang disewa meliputi tanah yang
berada di Batujamus, Tarikngarum, dan Manggis. Sebagian besar lahan yang disewa oleh pengusaha swasta tersebut digunakan sebagai perkebunan kopi. Selain untuk
perkebunan kopi, lahan yang disewa oleh pemodal swasta juga digunakan untuk usaha perkebunan lain, seperti tembakau, nila, dan tebu.
Selain perkebunan yang dikelola perkebunan swasta tersebut, Praja Mangkunegaran juga memiliki beberapa perusahaan perkebunan milik langsung
Mangkunegaran, antara lain pabrik gula Colomadu yang berada di wilayah Pajang Utara Malangjiwan dan Tasikmadu berada di wilayah Sukawati bagian timur
Karanganyar, Afdeeling Sragen. Keberadaan industri di Praja Mangkunegaran tersebut sangat membantu penghasilan Praja. Keuntungan yang diperoleh dari pabrik
gula sebagian digunakan raja untuk membayar gaji para bangsawan dan pepanci bagi kerabat dekatnya.
15
Selain perusahaan-perusahaan di atas, Praja Mangkunegaran masih mempunyai perusahaan-perusahaan lainnya misalnya perusahaan beras Mojoretno,
14
Th.Metz, op.cit, hlm.37.
15
Wasino, op.cit, 2008, hlm 51.
commit to user
22
perusahaan Polokarto, perusahaan kapuk randu Wonogiri, perusahaan Hutani, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang skalanya lebih kecil.
16
Sektor perkebunan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja pada perkebunan di wilayah Mangkunegaran diambil dari penduduk yang berada disekitar
perkebunan. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan ditiap-tiap perkebunan berbeda- beda perubahan tergantung bagaimana keadaan perkebunan saat itu. Untuk
mengetahui keadaan tenaga kerja pertanian dan perkebunan di praja Mangkunegaran tahun 1930 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Keadaan tenaga kerja pertanian dan perkebunan
Praja Mangkunegaran tahun 1930
No Jenis
Tenaga Kerja
Pria Tenaga
Kerja Wanita
dari seluruh
Tenaga Kerja
dari penduduk
1.
2. 3.
Pertanian rakyat di luar kota: a.
Kabupaten Wonogiri b.
KabupatenKota Mangkunegaran
Perkebunan-perkebunan tebu:KabupatenKota
Mangkunegaran Perkebunan-perkebunan lain
bukan milik Bumiputera : KabupatenKota
Mangkunegaran 101.104
46.738 9.498
3.603 20.745
4.433 4.702
5.439 72,5
43,4
10,7 21,2
16,2
Sumber: Th. M. Metz, 1987, Mangkunegaran : Analisis Sebuah Kerajaan Jawa, Surakarta: Reksopustaka hlm 38.
16
Wasino, op.cit,1994, hlm 182.
commit to user
23
Sektor pertanian rakyat di kabupaten Wonogiri dapat menyerap tenaga kerja tenaga kerja pria sebanyak 101.104 jiwa sedangkan tenaga kerja wanita jumlahnya
20.745. Pertanian rakyat Kota Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja pria sebanyak 46.738 jiwa sedangkan tenaga kerja wanita jumlahnya 4.433 sedangkan
untuk perkebunan tebu di kabupaten Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja pria sebanyak 9.498 dan tenaga kerja wanita sebanyak 4.702. Untuk perkebunan-
perkebunan lain bukan milik bumiputera yang berada di kabupaten Kota Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja pria sebanyak 3.603 dan tenaga kerja
wanita sebanyak 5.439. Sektor pertanian dan perkebunan tersebut dapat menyerap banyak tenaga
kerja. Hal ini disebabkan oleh kebijakan dari Mangkunegara VII yang mewajibkan seluruh perkebunan dan perusahaan yang ada di Praja Mangkunegaran untuk
menggaji tenaga kerjanya dengan menggunakan uang.
17
Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran perekonomian desa ke arah ekonomi pasar.
Selain dalam bidang pertanian dan perkebunan, rakyat Mangkunegaran juga mempunyai pekerjaan lain yaitu pekerjaan dalam bidang industri batik dan kerajinan
tangan seperti dalam bidang perkayuan, perkulitan,dan bambu, sedangkan sektor perdagangan sebagian besar dikuasai golongan Cina dan Arab.
18
Akan tetapi, sektor industri ini skalanya lebih kecil daripada bidang pertanian dan perkebunan.
17
Th.Metz, op.cit, hlm.43.
18
Larson,G.D, 1990, Masa Menjelang Revolusi Keraton dan Kehidupan Politik di Surakarta Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hlm 23.
commit to user
24
C. Latar Belakang Diberlakukan Pajak Penghasilan