Sanksi Atas Pelanggaran MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN

commit to user 48

C. Sanksi Atas Pelanggaran

Pemungutan pajak merupakan sebuah kewajiban yang diatur dalam sistem perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang tersebut mengatur mekanisme pemungutan pajak yang benar. Dalam undang-undang tersebut juga diatur pula sanksi-sanksi atas pelanggaran yang terjadi dalam pemungutan pajak. Pelanggaran- pelanggaran tersebut dapat terjadi mulai dari pengisian aangifte bilyet sampai dengan pembayaran pajak. Dalam pengisian aangifte bilyet, kebenaran informasi dalam aangifte bilyet sangat penting karena berdasarkan informasi tersebut besarnya pajak dari wajib pajak yang bersangkutan dapat ditetapkan. Apabila terjadi kesalahan pengisian aangifte bilyet yang menyebabkan kerugian Negara maka wajib pajak mendapat hukuman kurungan paling lama 6 bulan serta dikenakan denda sebanyak f. 500,-. 43 Akan tetapi, hukuman tersebut dapat dibatalkan jika wajib pajak segera menyadari kesalahannya dan langsung memberikan pelaporan pajak yang benar. Dengan pelaporan wajib pajak yang benar tersebut maka komisi dapat menentukan besarnya pajak dengan benar pula. Dalam pelaporan, wajib pajak diharuskan mengucapkan sumpah dihadapan ketua komisi. Pengucapan sumpah tersebut sangat penting karena berkaitan dengan benar apa tidaknya informasi dalam aangifte bilyet. Wajib pajak yang tidak bersedia 43 Rijksblad Mangkunegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. commit to user 49 mengucapkan sumpah maka kepada wajib pajak tersebut akan dikenakan denda pajak sebanyak f.500,-. 44 Komisi mempunyai kewenangan untuk meminta pelaporan dari wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak karena laporan tersebut sangat penting sehingga bagi wajib pajak yang tidak bersedia melakukan pelaporan akan dikenakan denda sebesar f. 300, sedangkan bagi mereka yang menghalang-halangi wajib pajak untuk melakukan pelaporan akan dikenakan denda sebesar f. 100. Bagi wajib pajak yang tidak mau menunjukkan buku-buku kekayaan kepada petugas pajak maka komisi akan menaikan pajak sebesar f. 25 setiap f. 100 nya. Sedangkan bagi wajib pajak yang menyerahkan buku-buku kekayaan palsu kepada komisi sehingga pajak yang dibebankan kepada wajib pajak terlalu sedikit sehingga Negara mengalami kerugian maka menurut peraturan yang ada, pemalsuan buku- buku kekayaan tersebut akan dikenakan hukuman penjara paling lama 2 tahun. 45 Setelah pajak penghasilan ditetapkan, wajib pajak akan diberi aanslag bilyet oleh komisi pajak. Aanslag bilyet tersebut harus disimpan baik-baik oleh wajib pajak. Bagi wajib pajak yang menghilangkan aanslag bilyet, baik secara sengaja maupun tidak sengaja akan diberikan sanksi berupa denda sebesar f.10 sampai f.100. 46 44 Ibid 45 Rijkblad Mangkunegaran No.1 Tahun 1922 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 46 Rijkblad Mangkunegaran No.3 Tahun 1935 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. commit to user

BAB IV KASUS-KASUS PENYIMPANGAN PAJAK PENGHASILAN

DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1917-1942 A. Kasus Tunggakan Pajak Krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930-an akhirnya menjalar sampai ke Jawa khususnya praja Mangkunegaran. Krisis ekonomi tersebut mengakibatkan menurunnya kesejahteraan rakyat di Praja Mangkunegaran. Hal ini dapat terlihat dari merosotnya hasil pertanian dan upah buruh sehingga penghasilan rakyat di wilayah Praja Mangkunegaran mengalami penurunan. Penurunan penghasilan tersebut berdampak langsung pada pemasukan praja Mangkunegaran khususnya dari sektor pajak dikarenakan banyak wajib pajak yang menunggak pembayaran pajak. Salah satu kasus tunggakan pajak penghasilan Inkomstenbelasting di Praja Mangkunegaran adalah kasus penunggakan pajak yang dilakukan oleh salah seorang wajib pajak yang bernama Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo yang bertempat tinggal di Keprabon, Kabupaten Kota Mangkunegaran. Kasus tunggakan pajak tersebut terjadi pada tahun 1935. Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo mempunyai tunggakan pajak sebesar f.18,44. 1 Komisi pajak Keprabon telah berulang kali mengirim 1 “Perkara Tunggakan Pajak Penghasilan Raden Mas Ngabei Atmasoetardja”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P.718. 76