commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu yang sudah bekerja wajib menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya untuk diserahkan kepada Negara. Penyerahan sebagian penghasilan
tersebut dilakukan sebagai balas jasa kepada Negara karena telah memberikan fasilitas untuk memperoleh penghasilan tersebut. Penyerahan sebagian penghasilan
kepada Negara tersebut diwujudkan dengan adanya pajak penghasilan. Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah
ada sejak zaman Romawi
Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 S
M . Pengenaan pajak penghasilan
secara eksplisit yang diatur dalam suatu Undang-undang sebagai Income Tax ditemukan di Inggris pada tahun
1799 .
Di Amerika Serikat
, pajak penghasilan untuk pertama kali dikenal di New
Plymouth pada tahun
1643 , dimana
dasar pengenaan pajak adalah a persons
faculty, personal faculties and abilitites, pada tahun 1646 di Massachusett dasar pengenaan pajak didasarkan pada returns and gain. “Personal faculty and abilities
secara implisit adalah pengenaan pajak penghasilan atas orang pribadi, sedangkan Returns and gain berkonotasi pada pajak penghasilan badan. Tonggak-tonggak
penting dalam sejarah pajak di Amerika Serikat adalah Undang-Undang Pajak Federal tahun 1861 yang selanjutnya telah beberapa kali mengalami tax reform,
1
commit to user
2
terakhir dengan Tax Reform Act tahun 1986. Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan tax return yang dibuat pada tahun
1860 -an berdasarkan Undang-Undang Pajak
Federal tersebut telah dipergunakan sampai dengan tahun
1962 .
Sejarah pengenaan Pajak Penghasilan di Hindia-Belanda dimulai dengan adanya Paten Recht pada tahun 1878. Kemudian peraturan pajak penghasilan
diperbaharui dengan Ordonantie Op De Inkomsten Belasting No.298 tahun 1908 yang tertuang dalam Staatsblad tahun 1908. Berdasarkan atas ketentuan yang tercantum
dalam Staatsblad tahun 1908 tersebut maka pada tahun 1917 Praja Mangkunegaran mulai memberlakukan pemungutan pajak penghasilan dengan mengeluarkan
Peraturan Bab Pajeg Penghasilan.
1
Pajak penghasilan yang diterapkan di Praja Mangkunegaran merupakan dampak adanya perubahan sistem uang sebagai gaji bagi penduduk Mangkunegaran.
Perubahan sistem gaji tersebut terjadi akibat adanya pembaharuan pada masa Mangkunegara IV yaitu adanya penarikan tanah-tanah apanage yang semula
digunakan sebagai gaji bagi para narapraja dan kerabat Mangkunegaran. Dengan adanya penarikan tanah apanage tersebut, maka para narapraja dan kerabat
Mangkunegaran digaji dengan menggunakan uang.
2
Penarikan tanah apanage tersebut tidak berdampak pada narapraja dan kerabat Mangkunegaran saja. Selain itu, penarikan tanah apanage juga berdampak pada
rakyat yang semula menggarap tanah apanage tersebut kemudian banyak beralih ke
1
Peraturan bab pajeg penghasilan, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. DI 256.
2
Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra Perubahan Masyarakat Mangkunegaran , Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara, hlm.37-38
commit to user
3
bidang perkebunan. Peralihan tersebut dikarenakan banyak dibukanya area perkebunan, bukan saja oleh pihak swasta tetapi juga Praja Mangkunegaran. Hal
tersebut didukung dengan adanya peraturan baru dari Praja Mangkunegaran yang mewajibkan semua pihak perkebunan harus menggaji tenaga kerjanya dengan
menggunakan uang.
3
Dengan adanya perubahan tersebut maka pada saat Mangkunegara VII berkuasa, Praja Mangkunegaran mulai memberlakukan pajak
penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada rakyat maupun
perkumpulan yang mengerjakan kegiatan untuk mendatangkan keuntungan. Pajak penghasilan tersebut merupakan pajak yang dipungut atas harta bergerak, harta tidak
bergerak, pekerjaan, dan hasil pembayaran tidak tetap.
4
1. Harta tidak bergerak
Pajak yang dipungut berdasarkan atas penghasilan yang berasal dari harta yang sifatnya tidak bergerak, misalnya sawah, rumah, dan pamelikan.
2. Harta bergerak
Pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan yang berasal dari harta yang sifanya bergerak, misalnya hasil dari piutang, obligasen, dan mandeel.
3
Th.Metz, 1987, Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa, Surakarta: Reksopustaka. Hlm.43
4
Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.
commit to user
4
3. Pekerjaan
Semua pembayaran atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diperoleh termasuk gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya yang diperoleh
karena melakukan sebuah pekerjaan. 4.
Hasil pembayaran tidak tetap. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak tetap berupa gratifikasi,
tunjangan cuti, wachtgeld, bonus, premi-premi, sumbangan, pensiunan, bunga dari lijfrente dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.
Pemungutan pajak penghasilan Inkomstenbelasting
5
dilaksanakan oleh Mantri Martanimpuna dengan membentuk komisi-komisi pajak aanslag commisie
di setiap wilayah Kapanewon. Komisi pajak tersebut beranggotakan 5 sampai 7 orang, sudah termasuk ketuanya. Sebagai ketuanya harus dari golongan
Martanimpuna. Bupati patih akan menetapkan wilayah kerja dari komisi-komisi tersebut. Komisi tersebut bertugas untuk menjalankan dan mengawasi pemungutan
pajak. Dalam penarikan pajak, komisi pajak dibantu pejabat desa yang berada di wilayahnya masing-masing.
6
Sistem pemungutan pajak penghasilan yang diterapkan di Praja Mangkunegaran sudah dilaksanakan secara modern dan pemungutan pajak
penghasilan di Praja Mangkunegaran ini merupakan satu-satunya pemungutan pajak penghasilan yang diterapkan di bekas wilayah Vorstenlanden.
5
Dalam Rijksblad Mangkunegaran, Pajak penghasilan Inkomstenbelasting disebut juga pajak kaskoyo dan pajak pametu.
6
Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.
commit to user
5
B. Rumusan Masalah