sedangkan jasa pelayanan KB di pelayanan lanjutan mengikuti pola pembayaran
INA-CBG’s.
Pengorganisasian kegiatan Jampersal dimaksudkan agar pelaksanaan manajemen kegiatan Jampersal dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengelolaan
kegiatan Jampersal dilaksanakan secara bersama-sama antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota. Dalam pengelolaan Jampersal dibentuk Tim
Pengelola di tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupatenkota. Pengelolaan kegiatan Jampersal terintegrasi dengan kegiatan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas dan BOK.
2.4 Penelitian Lain tentang Jampersal
Melalui Jurnal Penelitian dengan judul Pengaruh Program Jampersal terhadap Pemilihan Tempat dan Penolong Persalinan di Desa Nagrak Kecamatan Ciater
kabupaten Subang diketahui bahwa sebanyak 20 persalinan di desa tersebut masih ditolong oleh dukun dan 45 dilakukan di rumah karena alasan ekonomi. Hasil
penelitian tersebut didapat bahwa pengetahuan tempat persalinan 60 kurang, tentang penolong persalinan 56,7 baik, dan tentang Jampersal 60 baik. Sebelum
ada program Jampersal 60 ibu hamil memilih bersalin di rumah dan 57 memilih ditolong dukun. Setelah ada program Jampersal 46,67 ibu memilih bersalin di
polindes dan 66,67 memilih ditolong bidan desa. Kesimpulan penelitian ini program Jampersal memiliki pengaruh yang bermakna pada pemilihan tempat
persalinan pada ibu hamil di Desa Nagrak.
Universitas Sumatera Utara
Melalui Jurnal Penelitian dengan Judul Evaluasi Pelaksanaan Jampersal di Kota Semarang didapat hasil bahwa sebagian besar Bidan Swasta tidak mau ikut
Program Jampersal karena proses klaim yang berbelit dan susah. Hal ini berbeda dengan proses klaim sebelum dilaksanakannya Jampersal.
2.5 Landasan Teori
Menurut Andersen dalam Notoatmojo 2007 faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi :
1. Faktor predisposisi predisposing factors, yang menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan
yang berbeda-beda yang digolongkan atas : a. Demografi
Variabel demografi terdiri dari umur dan jenis kelamin. Menurut Notoatmojo 2003 menyatakan bahwa variabel-variabel sosiodemografi digunakan sebagai
ukuran mutlak atau indikator fisologis yang berbeda umur, jenis kelamin dan siklus hidup status perkawinan dan jumlah keluarga dengan asumsi bahwa
perbedaan derajat kesehatan, derajat kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan akan berhubungan dengan variabel-variabel tersebut.
b. Struktur sosial Variabel struktur sosial terdiri dari pendidikan, pekerjaan, etnis, hubungan
sosial dan kebudayaan. Variabel tingkat pendidikan, pekerjaan dan kesukuan mencerminkan keadaan sosial dari individu atau keluarga dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup ini yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik dan psikologis. Individu-individu
yang berbeda etnissuku, pekerjaan atau tingkat pendidikan mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap
kesehatan mereka. c. Kepercayaan terhadap kesehatan
Variabel kepercayaan terhadap kesehatan terdiri dari sikap, nilai dan pengetahuan yang membuat individu peduli dan mencari pelayanan kesehatan.
2. Faktor Pemungkin enabling factors yang menjelaskan bahwa meskipun individu mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tidak akan
memanfaatkannya kecuali mampu memperolehnya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan dan kesanggupan dari individu
atau keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi anggota keluarganya. Yang termasuk karakteristik ini adalah :
a. Sumber keluarga family resources, yang meliputi : 1. Pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan dan pihak-pihak lain yang
membiayai individu atau keluarga dalam mengkonsumsi pelayanan kesehatan.
2. Lamanya waktu tempuh, jauhnya jarak tempuh. Lokasi pelayanan kesehatan adalah penting diperhatikan oleh pencari
pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan memengaruhi pencari pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Sumber daya masyarakat community resources, yang meliputi tersedianya pelayanan kesehatan bisa mencakup :
1. Tersedianya fasilitas yang memadai di pelayanan kesehatan. 2. Fasilitas pelayanan kesehatan yang baik akan memengaruhi sikap dan
perilaku pasien, pengadaan fasilitas pada pelayanan kesehatan akan menciptakan perasaan sehat, aman dan nyaman.
3. Kualitas pelayanan kesehatan yang diterima. Pemanfaatan akan meningkat apabila masyarakat bebas dari masalah
kesehatan mereka, kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pelayanan yang cepat, tidak berbelit-belit dan mudah
dimengerti juga pelayanan personil pelayanan dokter, perawat, bidan maupun tenaga non kesehatan yang diterima oleh pengguna pelayanan
kesehatan. Pelayanan personil dapat berupa pelayanan profesional maupun keramahan dan daya tanggap terhadap pasien juga kerjasama yang terdapat
antara petugas kesehatan. 4. Biaya atau tarif yang terjangkau.
Biaya kesehatan sangat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Adanya harga yang tinggi pada pelayanan kesehatan akan menyebabkan
penurunan permintaan. 5. Informasi medis yang diperlukan.
Informasi dapat berupa pengalaman pribadi di masa lalu, keluarga ataupun teman pada saat mendapatkan perawatan kesehatan atau informasi yang
Universitas Sumatera Utara
perlu diketahui oleh pasien dari dokter atau tenaga kesehatan yang sangat memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan.
c. Kemungkinan lainnya, yang meliputi : faktor genetik dan karakteristik psikologis.
3. Faktor kebutuhan need factors Faktor pemungkin dan faktor predisposisi dapat terwujud menjadi tindakan
pencarian pengobatan, apabila tindakan tersebut dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan
kesehatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi : a. Kebutuhan yang dirasakan perceived need, yaitu keadaan kesehatan yang
dirasakan pasien. b. Evaluatedclinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit
didasarkan oleh penilaian petugas.
Universitas Sumatera Utara
2. 6 Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang teori di atas maka dapat disusun kerangka konsep penelitian :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Faktor Predisposisi : - Umur - Sikap
- Pendidikan - Kepercayaan - Pengetahuan
Faktor Pemungkin : - Pelayanan bidan
- Fasilitas
Faktor Kebutuhan : - Kebutuhan ibu bersalin
Pemanfaatan Pelayanan Jampersal
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat “explanatory research” penelitian penjelasan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi, pemungkin dan
kebutuhan terhadap pemanfaatan pelayanan Jampersal di wilayah kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi. Alasan penelitian dilakukan di tempat tersebut karena peneliti ingin menggali
lebih dalam mengenai pengaruh faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan terhadap pemanfaatan pelayanan Jampersal.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Maret – November 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi yaitu sebanyak 95 orang.
Universitas Sumatera Utara