Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-
2015 berdasarkan status perkawinan adalah paling banyak terdapat pada kelompok status yang sudah kawin yaitu 94,4 dan paling rendah terdapat pada
kelompok status yang tidak kawin yaitu 5,6 Hasil penelitian ini berkaitan dengan umur, dimana pada penderita
Hipertensi dengan komplikasi tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 29,6, pada usia tersebut mayoritas sudah menikah. Setiap orang baik sudah
menikah ataupun tidak menikah memiliki risiko yang sama untuk mengalami hipertensi. Bukan berarti orang dengan status sudah kawin lebih berisiko
menderita Hipertensi dengan komplikasi daripada orang dengan status tidak kawin.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rustiana di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014, yang memperoleh jumlah penderita Hipertensi dengan
komplikasi tertinggi berdasarkan status perkawinan terdapat pada pasien yang telah kawin sebesar 95,4 Rustiana, 2014.
5.1.2 Keluhan Utama
Distribusi proporsi penderita Hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-
2015dapat dilihat pada gambar 5.6 :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap
Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-2015
Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-
2015 berdasarkan keluhan utama adalah paling banyak padakeluhan lemas yaitu 49,3, kemudian sakit kepala yaitu 42,3, sesak nafas 33,8, mual dan
muntah 25,4, dan paling sedikit pada nyeri dada 23,9. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluhan utama tertinggi adalah
lemas.Hasil penelitian ini berkaitan dengan jumlah penderita Hipertensi dengan komplikasi Stroke dengan proporsi 46,5.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan. Jika
49,3 42,3
33,8 25,4
23,9
10 20
30 40
50 60
Lemas Sakit Kepala
Sesak nafas Mual dan
muntah Nyeri dada
P ro
p o
rs i
Keluhan Utama
Universitas Sumatera Utara
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan di otak Ruhyanudin, 2007.
5.1.3 Derajat Hipertensi
Distribusi proporsi penderita Hipertensi dengan komplikasi berdasarkan derajat Hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-
2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-2015 Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hipertensi
dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013- 2015 berdasarkan derajat Hipertensi adalah paling tinggi pada Hipertensi derajat 2
33,8 66,2
Derajat Hipertensi
Derajat 2 Derajat 1
Universitas Sumatera Utara
yaitu 47 orang 66,2, dan terendah pada Hipertensi derajat 1 yaitu 24 orang
33,8.
Batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan
mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 14090 mmHg WHO, 2011. Menurut Joint Comitte on Detection and Treatment of High Pressure
7JNC 7 tahun 2003, Hipertensi derajat 1 adalah tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg dan Hipertensi derajat 2 adalah
tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥100 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penderita Hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-2015 pada umumnya
berada pada Hipertensi derajat 2 dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥100 mmHg sesuai dengan yang tercatat di buku rekam medis.
Penderita hipertensi rawat inap pada tahun 2013-2015 di rumah sakit HKBP Balige lebih banyak terdapat pada derajat hipertensi 2. Pada sebagian besar
penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Hal tersebut menyebabkan penderita tidak segera memeriksakan diri. Saat penderita sudah mengalami
beberapa gejala yang berlangsung bersma-sama dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi, penderita memeriksakan dirinya ke pelayanan
kesehatan. Hal itu memungkinkan penderita sudah berada pada derajat hipertensi 2 tanpa sepengetahuannya karena kurangnya deteksi dini.
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi derajat Hipertensi Hipertensi yang semakin berat akan lebih beresiko untuk mengalami komplikasi penyakit lain. Hasil penelitian ini
sesuai dengan Meylisa di rumah sakit Universitas Hasanuddin tahun 2015 yang memperoleh jumlah penderita Hipertensi tertinggi adalah pada Hipertensi derajat
2 sebesar 69,0 Meylisa, 2015.
5.1.4 Komplikasi Hipertensi