Klasifikasi Hipertensi .1 Berdasarkan Etiologi Hipertensi Primer atau Esensial Hipertensi Sekunder atau non Esensial

f. Hipertensi derajat 3 berat bila tekanan sistolik ≥180 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg g. Hipertensi sistolik Isolated Sistolic Hypertension bila tekanan sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg Etiologi hipertensi tidak diketahui pada lebih dari 95 kasus kenaikan tekanan darah. Kajian epidemiologi selalu menunjukkan adanya hubungan yang penting dan bebas antara tekanan darah dan berbagai kelainan, terutama penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan kerusakan fungsi ginjal Laporan komisi pakar WHO, 2001. 2.2 Klasifikasi Hipertensi 2.2.1 Berdasarkan Etiologi

a. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak inaktivitas dan pola makan. Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90 dari seluruh pasien hipertensi. Hipertensi primer kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah Ruhyanudin, 2007.

b. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10 penderita hipertensi, penyebabnya adalah gagal ginjal. Pada sekitar Universitas Sumatera Utara 1-2, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu misalnya pil KB Ruhyanudin, 2007. Menurut Yasmin 1996, Sekitar 5 prevalensi hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat dikelompokkan seperti di bawah ini: a. Penyakit parenkim ginjal 3. Setiap penyebab gagal ginjal glomerulonefritis, pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan akan menyebabkan kerusakan parenkim akan cenderung menimbulkan hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan mengakibatkan kerusakan ginjal. b. Penyakit renovaskular 1. Terdiri atas penyakit yang menyebabkan gangguan pasokan darah ginjal dan secara umum dibagi atas aterosklerosis, yang terutama mempengaruhi sepertiga bagian proksimal arteri renalis dan paling sering terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibrodisplasia yang terutama mempengaruhi 23 bagian distal. c. Endokrin 1. Pertimbangan aldosteronisme primer sindrom Conn jika terdapat hipokelemia bersama hipertensi. Tingginya kadar aldosteron dan rennin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan overload natrium dan air. 2.2.2 Berdasarkan TDS dan TDD Menurut Joint Comitte on Detection and Treatment of High Pressure 7JNC 7 tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita sebagaimana terlihat dibawah ini : a. Normal apabila tekanan darah sistolik ≤120 mmHg dan tekanan darah diastolik ≤80 mmHg. Universitas Sumatera Utara b. Prehipertensi apabila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. c. Hipertensi derajat 1 apabila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg. d. Hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥100 mmHg.

2.3 Gejala Klinis