Kewenangan Lembaga Sertifikasi Produk Dalam Penerbitan Sertifikat

ulang.Jika hasil uji ulang tak sesuai persyaratan SNI, permohonan SPPT SNI ditolak. 6. Keputusan Sertifikasi Seluruh dokumen audit dan hasil uji menjadi bahan rapat panel Tinjauan SPPT SNI LSPro-Pustan Deperin. Proses penyiapan bahan biasanya perlu waktu tujuh hari kerja. Sementara rapat panel sehari. 7. Pemberian SPPT-SNI LSPro-Pustan melakukan klarifikasi terhadap perusahaan atau produsen yang bersangkutan. Proses klarifikasi ini perlu waktu empat hari kerja. Keputusan pemberian sertifikat oleh Panel Tinjauan SPPT-SNI didasarkan pada hasil evaluasi produk yang memenuhi: kelengkapan administrasi aspek legalitas, ketentuan SNI, dan proses produksi serta sistem manajemen mutu yang diterapkan dapat menjamin konsistensi mutu produk. Jika semua syarat terpenuhi, esoknya LSPro-Pustan Deperin menerbitkan SPPT-SNI untuk produk pemohon.

B. Kewenangan Lembaga Sertifikasi Produk Dalam Penerbitan Sertifikat

Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Sebelum membahas mengenai Lembaga Sertifikasi Produk dan kewenangannya terkait penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa keterkaitan antara Standardisasi dengan Sertifikasi. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia, yang berbunyi: Universitas Sumatera Utara Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Sedangkan standardisasi menurut ayat 3 adalah: Proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan menerapkan standar, dilakukan secara tertib dan kerja sama dengan semua pihak. Standardisasi mempunyai tujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kepada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat, mewujudkan jaminan mutu produk danatau jasa serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mantap dan tercapainya persaingan yang sehat dalam perdagangan serta menunjang kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian, standardisasi harus dapat mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu dan daya saing produksinya, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor dan tercapainya persaingan yang sehat dalam perdagangan serta menunjang kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sertifikasi ayat 8 adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat. Sertifikat sendiri ayat 9 adalah dokumen yang menyatakan bahwa suatu produk barang danatau jasa sesuai dengan persyaratan standar atau spesifikasi teknis tertentu. Berdasarkan pengertian di atas maka untuk dapat melakukan sertifikasi, suatu perusahaan harus terlebih dahulu melaksanakan standardisasi. Tolok ukur yang akan dipakai lembaga sertifikasi untuk menerbitkan sertifikat yang diminta Universitas Sumatera Utara oleh suatu organisasiperusahaan adalah keberhasilan organisasiperusahaan tersebut dalam menerapkan standar mutu yang telah dipilihnya secara benar. Dengan demikian, dapat dijamin bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang memenuhi persyaratan standar mutu tersebut.Oleh karena itu, antara sertifikasi dan standardisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. 71 Jika dilihat dari tujuannya, tujuan standardisasi adalah terwujudnya jaminan mutu, menata struktur ekonomi secara lebih baik dan memberikan perlindungan kepada umum, meningkatkan ekspor, meningkatkan daya saing produk dalam negeri terhadap barang-barang impor, meningkatkan efisiensi Jika dirumuskan dalam bentuk lain, standardisasi berkaitan dengan proses penetapan dan penerapan standar yang dilakukan secara tertib dalam suatu kerja sama yang melibatkan semua pihak. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan kepada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat, serta mewujudkan jaminan mutu terhadap produk danatau jasa yang dihasilkan dengan meningkatkan efisiensi dalam proses mengelola sistem mutu. Sedangkan sertifikasi merupakan proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat, merupakan pengakuan formal terhadap keberhasilan penerapan sistem mutu di suatu organisasiperusahaan berdasarkan standar sistem mutu yang dipilihnya. Dengan demikian, sertifikasi merupakan kelanjutan dari proses standardisasi, yang sekaligus merupakan bentuk pengakuan formal yang merupakan bukti atau jaminan bahwa suatu produk telah diproses sesuai dengan standar yang telah disyaratkan guna memenuhi kualitas mutu tertentu. 71 Endang Sri Wahyuni, Op.Cit., hlm. 103-105. Universitas Sumatera Utara nasional, menunjang program keterkaitan sector ekonomi dengan sector lainnya dengan jalan meningkatkan keterpaduan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan subsistem-subsistem dari Sistem Standardisasi Nasional. Sementara tujuan dari sertifikasi adalah untuk menjamin bahwa produk yang telah memperoleh sertifikat tersebut adalah produk yang telah memenuhi kualitas standar di atas. Dengan demikian, baik standardisasi maupun sertifikasi, keduanya adalah bentuk jaminan mutu. Bedanya, standardisasi berkaitan dengan penerapan suatu sistem standar tertentu dalam proses produksi, sedangkan sertifikasi merupakan dokumen yang merupakan bentuk pengakuan formal dari penerapan standar tertentu tersebut. Lembaga Sertifikasi Produk LSPro adalah lembaga pihak ketiga yang independen yang melakukan penilaian kesesuaian produk berdasarkan SNI, dimana hasil kesesuaian penilaian dinyatakan dengan SPPT-SNI.Lembaga Sertifikasi Produk diakreditasi oleh KAN. 72 Sebagian besar LSPro merupakan lembaga pemerintah, namun beberapa diantaranya milik swasta atau BUMN.Lembaga ini tersebar di seluruh nusantara, meskipun sebagian besar berkonsentrasi di Pulau Jawa.LSPro harus memiliki personel terdiri dari asesor, tenaga ahli, petugas pengambil contoh PPC yang Lembaga Sertifikasi Produk mengacu pada sistem yang berlaku secara Internasional dan digunakan sebagai dasar untuk Mutual Recoqnition Arrangement MRA. 72 Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 753MPPKep112002 tentang Standardisasi dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia, Bab I, Pasal 1 angka 19. Universitas Sumatera Utara kompeten untuk melaksanakan sertifikasi produk dalam ruang lingkup LSPro dan telah memenuhi persyaratan ISO 19011. Pada Desember 2009, terdapat 26 lembaga yang telah membuat akreditasi dari KAN sebagai LSPro. LSPro Pusat Standardisasi merupakan lembaga peringkat tertinggi yaitu memiliki ruang lingkup 57 SNI Wajib bidang industri dan berbagai SNI sukarela lain. Perkembangan SPPT-SNI sangat cepat. Berdasarkan survei yang dilakukan, diketahui terdapat sejumlah 652 buah sertifikat yang telah diterbitkan oleh LSPro Pusat Standardisasi pada pertengahan 2009, dan telah berkembang mencapai lebih dari 1000 sertifikat di pertengahan 2000. Menurut LSPro Pusat Standardisasi, kebutuhan sertifikasi dan surveilanpengawasan dapat dilakukan dengan baik, sehingga dari sisi LSPro, dukungan pemberlakuan SNI Wajib tidak menjadi masalah. 73 Sertifikasi produk mempunyai peran penting dalam menjamin pemenuhan kesesuaian barang danatau jasa terhadap SNI, standar lainnya, dan persyaratan regulasi. Tujuan utama dari sertifikasi ini adalah membantu konsumen dalam dan pengguna akhir dalam membuat keputusan berdasarkan infomasi yang tepat terkait produk yang ada di pasaran dan membantu pemasok produk dalam mencapai keberterimaan pasar.Standar produk mencakup aspek keselamatan, keamanan, kesehatan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, kompatibilitas, interoperabilitas, efisiensi energi, dan lainnya. 73 Eddy Herjanto, dalam Jurnal “Pemberlakuan SNI Secara Wajib Di Sektor Industri: Efektivitas dan Berbagai Aspek Dalam Penerapannya”, Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, hlm. 128. Universitas Sumatera Utara Persyaratan yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi produk adalah ISOIEC Guide 65, Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk.Tujuan dasar dari acuan tersebut adalah menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh lembaga sertifikasi produk dalam mendemonstrasikan kompetensinya. Ketersediaan barang danatau jasa dengan tanda kesesuaian yang tepat dan jelas menunjukkan kepatuhan terhadap standar yang diadopsi menjadi regulasi teknis yang diberlakukan oleh instansi teknis.Sertifikasi produk membantu instansi teknis dalam melakukan pengawasan pasar. Lembaga sertifikasi produk dimungkinkan menerbitkan tanda kesesuaian terhadap suatu standar. Tanda kesesuaian yang berlaku adalah tanda SNI dan tanda lain yang berbasis SNI seperti tanda ekolabel, tanda pangan organik, tanda keselamatan, tanda hemat energi, tanda lainnya yang ditetapkan oleh BSN, dan tanda lain sesuai dengan kebutuhan. Kewenangan lain yang dimiliki lembaga sertifikasi produk adalah: 1. Menunda, membekukan dan mencabut sertifikat, serta mengurangi ruang lingkup, atau menilai kembali jika ada: a. Perubahan personel inti b. Pelanggaran persyaratan dan peraturan lembaga sertifikasi produk danatau persyaratan standard danatau Peraturan Pemerintah c. Kegagalan dalam membantu personel atau sub kontrak lembaga sertifikasi produk selama menjalankan tugas resminya. Universitas Sumatera Utara 2. Membekukan sertifikat apabila menurut lembaga sertifikasi produk ketidakmampuan perusahaan hanya bersifat sementara dan tidak mengakibatkan pencabutan sertifikat. 3. Menetapkan periode penundaan, pembekuan dan selama periode tersebut sertifikat yang dimiliki perusahaan dapat dicabut apabila tidak mampu memenuhi persyaratan. 4. Mencabut sertifikat jika: a. Pemilik dinyatakan bangkrut atau menjadi bagian dari krediturnya b. Badan usaha tersebut dalam tahap likuidasi c. Tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

C. Prosedur Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar