Syarat Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar

BAB III PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUK PENGGUNAAN TANDA STANDAR NASIONAL INDONESIA

A. Syarat Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar

Nasional Indonesia Indonesia memandang sertifikasi sebagai trade barrier yang diterapkan oleh negara-negara maju untuk membendung produk-produk negara berkembang di pasar dunia.Di samping itu, berkat keberhasilan sistem informasi global semakin memudahkan konsumen untuk mengetahui isu-isu yang sedang berkembang di dunia saat ini.Hal itu, semakin menumbuhkan kesadaran konsumen untuk semakin peduli dengan isu-isu global berkaitan dengan mutu dan lingkungan hidup. Konsekuensi yang harus ditanggung oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia jika tetap ingin eksis di pasar Internasional, maka harus mampu memenuhi tuntutan konsumen yang berkaitan dengan sertifikat mutu maupun ekolabeling. Jika dicermati lebih lanjut, tuntutan sertifikasi ini seharusnya menjadi perhatian bagi semua pelaku usaha, baik yang mengonsentrasikan bagi produk impor maupun produk domestik.Alasannya pasar domestik pun akhirnya tetap membutuhkan produk yang berkualitas dan dengan masuknya produk-produk asing yang bersertifikat yang semakin kompetitif. Jika pengusaha Indonesia tidak segera menyikapinya dengan positif, maka akhirnya Indonesia akan menjadi pasar potensial bagi produk-produk asing saja. Jika hal ini terjadi, maka akan menimbulkan suatu kebergantungan yang sangat merugikan kepentingan nasional. 45 Universitas Sumatera Utara Dengan pertimbangan tersebut, seharusnya semua pelaku usaha, baik untuk kepentingan ekstern maupun intern harus segera melaksanakan sertifikasi. 66 Mengenai sertifikasi, kita perlu terlebih dahulu mengetahui pengertiannya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, sertifikasi adalah rangkaian kegiatan Penilaian Kesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa Barang, Jasa, Sistem, Proses, atau Personal telah memenuhi Standar danatau regulasi. 67 Sedangkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan atau jasa. 68 Lalu, apa pula pengertian sertifikat? Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional juga ada menyebutkan pengertian sertifikat. Sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembagalaboratorium yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa barang, jasa, proses, sistem atau personel telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. 69 66 Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi Keterkaitannya dengan Perlindungan Konsumen, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 61-62. 67 Pasal 1 angka 9. 68 Pasal 1 angka 11. 69 Pasal 1 angka 12. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi, maka terlebih dahulu mendapatkan sertifikat,dalam hal ini sertifikat yang dimaksud adalah sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia. Untuk memperoleh sertifikat tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan yang nantinya akan diberikan kepada Lembaga Sertifikasi Produk Pusat Standardisasi Universitas Sumatera Utara LSPro-Pustan Departemen Perindustrian Deperin. Adapun syarat penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia yaitu: 70 1. Mengisi formulir permohonan SPPT SNI Daftar isian permohonan SPPT SNI dilampiri: a. Fotokopi Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu SNI-19-9001-2001 ISO 9001:2000 yang dilegalisir. Sertifikasi tersebut diterbitkan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu LSSM yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional KAN. b. Jika berupa produk impor perlu dilengkapi sertifikat dari LSSM negara asal dan yang telah melakukan Perjanjian Saling Pengakuan Mutual Recognition ArrangementMRA dengan KAN. Proses pada tahap pertama ini biasanya berlangsung selama dua hari. 2. Verifikasi Permohonan LSPro-Pustan melakukan verifikasi meliputi: semua persyaratan untuk SPPT SNI, jangkauan lokasi audit, kemampuan memahami bahasa setempat jika ada kesulitan, perlu penerjemah bahasa setempat untuk audit kesesuaian. Selanjutnya akan terbit biaya invoice yang harus dibayar produsen. Proses verifikasi perlu waktu satu hari. 3. Audit Sistem Manajemen Mutu Produsen a. Audit Kecukupan tinjauan dokumen: memeriksa kelengkapan dan kecukupan dokumen sistem manajemen mutu produsen terhadap persyaratan SPPT SNI. Bila hasilnya ditemukan ketidaksesuaian kategori mayor maka 70 “Panduan Mengurus SNI”. Lihat http:bisnisukm.companduan-mengurus-sni.html diakses pada tanggal 27 April 2016. Universitas Sumatera Utara permohonan harus melakukan koreksi dalam jangka waktu dua bulan. Jika koreksi produsen tidak efektif, permohonan SPPT SNI akan ditolak. b. Audit Kesesuaian: memeriksa kesesuaian dan keefektifan penerapan Sistem Manajemen Mutu di lokasi produsen. Bila hasilnya ditemukan ketidaksesuaian, pemohon harus melakukan koreksi dalam jangka waktu dua bulan. Jika tindakan koreksinya tidak efektif, maka LSPro-Pustan Deperin akan melakukan audit ulang. Bila hasil audit ulang tidak memenuhi persyaratan SNI, permohonan SPPT SNI produsen ditolak. Proses audit biasanya perlu waktu minimal lima hari. 4. Pengujian Sampel Produk Jika diperlukan pengambilan sampel untuk uji laboratorium, pemohon menjamin akses Tim Asesor dan Petugas Pengambil Contoh PPC untuk memperoleh catatan dan dokumen yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu.Sebaliknya, LSPro-Pustan Deperin menjamin para petugasnya ahli di bidang tersebut.Pengujian dilakukan di laboratorium penguji atau lembaga inspeksi yang sudah diakreditasi.Jika dilakukan di laboratorium milik produsen, diperlukan saksi saat pengujian.Sampel produk diberi Label Contoh Uji LCU dan disegel. Proses ini butuh waktu minimal 20 hari kerja. 5. Penilaian Sampel Produk Laboratorium penguji menerbitkan Sertifikasi Hasil Uji.Bila hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan SNI, pemohon diminta segera melakukan pengujian Universitas Sumatera Utara ulang.Jika hasil uji ulang tak sesuai persyaratan SNI, permohonan SPPT SNI ditolak. 6. Keputusan Sertifikasi Seluruh dokumen audit dan hasil uji menjadi bahan rapat panel Tinjauan SPPT SNI LSPro-Pustan Deperin. Proses penyiapan bahan biasanya perlu waktu tujuh hari kerja. Sementara rapat panel sehari. 7. Pemberian SPPT-SNI LSPro-Pustan melakukan klarifikasi terhadap perusahaan atau produsen yang bersangkutan. Proses klarifikasi ini perlu waktu empat hari kerja. Keputusan pemberian sertifikat oleh Panel Tinjauan SPPT-SNI didasarkan pada hasil evaluasi produk yang memenuhi: kelengkapan administrasi aspek legalitas, ketentuan SNI, dan proses produksi serta sistem manajemen mutu yang diterapkan dapat menjamin konsistensi mutu produk. Jika semua syarat terpenuhi, esoknya LSPro-Pustan Deperin menerbitkan SPPT-SNI untuk produk pemohon.

B. Kewenangan Lembaga Sertifikasi Produk Dalam Penerbitan Sertifikat