Kewajiban Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat

BAB IV TANGGUNG JAWAB LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK TERHADAP PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUK PENGGUNAAN TANDA STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Kewajiban Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat

Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Produkbarang yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dapat didaftarkan oleh Produsen ke Lembaga Sertifikasi Produk LSPro. Sesuai persyaratan LSPro, apabila produsen telah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia, kelengkapan administrasi dan memiliki sistem manajemen mutu, maka Produsen berhak untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia SPPT-SNI atas produk tersebut yang diterbitkan oleh LSPro. Sebelum masuk kepada pembahasan pada sub bab ini, kita perlu mengetahui kewajiban-kewajiban lembaga sertifikasi pada umumnya. Adapun kewajiban-kewajiban tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menerbitkan sertifikat 81 Jika rekomendasi dari tim penilai atas perusahaan dapat disetujui oleh lembaga sertifikasi yang bersangkutan, maka Lembaga Sertifikasi akan menerbitkan sertifikat kepada perusahaan yang bersangkutan. Akan tetapi, jika laporan dari tim penilai menyatakan ada temuan ketidaksesuaian atau ada hal-hal yang harus diperbaikidisempurnakan, maka pihak perusahaan harus bisa menunjukkan 81 Endang Sri Wahyuni, Op.Cit., hlm. 136. 66 Universitas Sumatera Utara bahwa kegiatan perbaikan telah dilakukan, dan jika Lembaga Sertifikasi sudah dapat menerima dan menyetujuinya, maka akan diterbitkan sertifikat. 2. Melakukan pengawasan terhadap jalannya sertifikasi Pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam pedoman yang ditetapkan oleh Dewan Standardisasi Nasional.Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk menjaga dan membuktikan bahwa kesesuaian secara terus-menerus dengan standar manajemen yang terkait dapat dilakukan oleh perusahaan.Pengawasan sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui kunjungan secara berkala maupun secara mendadak. 3. Membuat sistem publikasi Setelah menerbitkan sertifikasi kepada perusahaan yang telah dianggap layak menerima sertifikat, Lembaga Sertifikasi mempublikasikan perusahaan- perusahaan yang telah menerima sertifikat, agar dapat diketahui oleh masyarakat, khususnya yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. 4. Membuat keputusan terhadap perubahan-perubahan 82 Dalam rangka perusahaan memandang perlu untuk diadakan perubahan- perubahan, maka perubahan tersebut diberitahukan kepada Lembaga Sertifikasi.Kemudian, Lembaga Sertifikasi harus membuat keputusan, apakah dengan adanya perubahan tersebut perlu diadakan penilaian ulang atau tidak. 5. Menampung dan menyelesaikan pengaduan dan perselisihan 82 Ibid, hlm. 137. Universitas Sumatera Utara Jika perusahaan yang telah menerima sertifikat kemudian melakukan suatu tindakan yang menyebabkan adanya tuntutan danatau gugatan yang berhubungan dengan sertifikasi, maka Lembaga Sertifikasi harus mengambil tindakan tertentu terhadap sertifikat yang telah diterbitkannya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, menyatakan bahwa Lembaga Sertifikasi Produk yang memberikan sertifikasi produk penggunaan tanda SNI harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional KAN, dan untuk pengoperasian penggunaan tanda SNI tersebut juga didasarkan pada nota kesepakatan antara Badan Standardisasi Nasional BSN dengan KAN. Untuk memenuhi kriteria transparansi dan impartialitas maka KAN membuat persyaratan-persyaratan dan aturanprosedur yang harus dipenuhi baik oleh KAN mapun Lembaga Sertifikasi Produk. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga sertifikasi produk, LSPro harus: 83 1. Memenuhi Pedoman BSN 401-2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk yang merupakan adopsi dari ISOIEC Guide 65-1996 2. Memenuhi Pedoman KAN 402-2007: Panduan interpretasi untuk penerapan butir-butir Pedoman BSN 401-2000 yang merupakan adopsi dari IAF Guidance on the Application of ISOIEC Guide 65 issue 2 3. Memenuhi PSN 306-2006: Penilaian Kesesuaian – Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI diacu dari ISOIEC 83 Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk. Universitas Sumatera Utara 17030:2003, dalam penggunaan tanda SNI untuk LSPro dan organisasi yang disertifikasinya 4. Mengikuti ketentuan yang ada di dalam PSN 307-2006: Pedoman untuk tindakan koreksi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi bila terjadi penyalahgunaan tanda kesesuaian yang diterbitkan, atau bila produk yang telah dibubuhi tanda kesesuaian yang diterbitkannya ternyata berbahaya diadopsi dari ISOIEC Guide 27:1983. Ketentuan ini bila tanda kesesuaian yang diterbitkan oleh LSPro disalah gunakan atau bila produk yang telah secara benar menggunakan tanda kesesuaian ternyata kemudian berbahaya. 5. Mengikuti Pedoman KAN 12-2004: Penggunaan logo Komite Akreditasi Nasional KAN untuk digunakan oleh Lembaga Sertifikasi, Lembaga Inspeksi dan Laboratorium yang telah diakreditasi oleh KAN. 6. Memahami dan mematuhi regulasi teknis yang terkait dengan ruang lingkup akreditasinya. Selain itu, Lembaga Sertifikasi Produk juga memiliki kewajiban yaitu: 1. Menyampaikan penerbitan SPPT-SNI, pengawasan berkala SPPT-SNI dan pencabutan SPPT-SNI 2. Rekapitulasi penerbitan SPPT-SNI, pengawasan berkala SPPT-SNI dan pencabutan SPPT-SNI 3. Mengetahui perkembangan kompetensi, organisasi, serta akreditasi LSPro 4. Memberikan pelayanan sertifikasi produk sesuai dengan ruang lingkup yang dimiliki serta tidak membeda-bedakan perusahaan baik yang berasal dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah Universitas Sumatera Utara 5. Menginformasikan setiap perubahan persyaratan sertifikasi. Atas perubahan persyaratan tersebut perusahaan akan diminta pertimbangan terlebih dahulu serta apabila telah ditetapkan efektif, diberikan waktu yang cukup untuk penyesuaian atas perubahan tersebut. Perusahaan yang telah menyesuaikan atas perubahan persyaratan sertifikasi harus memberitahukan kepada Lembaga Sertifikasi Produk. Seluruh perusahaan akan diverifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk atas penyesuaian yang dilakukan. 6. Semua informasi dari perusahaan yang diterima dan dinilai rahasia oleh Lembaga Sertifikasi Produk danatau dinyatakan rahasia oleh perusahaan diberlakukan rahasia. Semua personel Lembaga Sertifikasi Produk dan sub kontraknya harus patuh terhadap persyaratan kerahasiaan tersebut. Informasi tertentu tidak boleh dipaparkan kepada pihak ketiga. Apabila pemaparan kepada pihak ketiga diizinkan oleh undang-undang atau peraturan yang berlaku, maka perusahaan diberitahu terlebih dahulu materi informasi yang diberikan.

B. Pengawasan Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Standar