Teori Analisa Data Intensitas cahaya

36 Jasa Marga Persero Tbk cabang Belmera dan pegawai di PT. Jasa Marga Persero Tbk cabang Belmera sebagai respondennya.

3.4 Teori Analisa Data

Dalam penelitian ini dilakukan dua analisis data yang meliputi “analisa teknis” dan “analisa ekonomis” terhadap penggunaan penerangan jalan umum solar cell dengan penerangan jalan umum konvensional.

3.4.1 Analisa Teknis

Analisa teknis merupakan sebuah analisa yang sifatnya observatif serta perhitungan rumus yang ada dengan menyesesuaikan kriteria dan Standarisasi Nasional Indonesia SNI yang berlaku dan tertera pada PUIL Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Menganalisis hal teknis terhadap LPJU dilakukan untuk mendapatkan sistem penerangan yang baik, aman, handal, tahan lama, dan sesuai dengan spesifikasi pabrikasinya dan terlebih sesuai SNI. Adapun analisis teknik dilakukan terhadap komponen-komponen PJU yang meliputi lampu, penerangan, tiang, stang ornamen, penghantar, dll. Berikut penjelasan masing-masing komponen yang dianalisa dalam tugas akhir berikut.

3.4.1.1 Lampu dan Penerangan

Lampu adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya lampuluminer, elemen-elemen optik pemantulreflector,pembiasrefractor, penyebardiffuser elemen-elemen elektrik konektor kesumber tenagapower supply, dll.. Untuk itu lampu memerlukan daya sumber listrik untuk membuatnya bekerja hidup dan akan menghabiskan energi selama lampu Universitas Sumatera Utara 37 tersebut bekerja dihidupkan. Berikut rumus yang digunakan untuk mencari besar energi yang dipakai pada lampu: E = P x t 3.1 dimana : E = energi yang dibutuhkan atau beban Whwatt.hour P = daya beban atau lampu watt t = lama pemakaian beban atau lampu dalam satu hari hour Dalam merencanakan instalasi penerangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan penerangan yang baik, yang memenuhi fungsinya agar mata dapat melihat dengan jelas dan nyaman. Maka dari itu diperlukan beberapa perhitungan penerangan, diantaranya adalah:

i. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya adalah fiuks cahaya per satuan sudut ruang dalarn arah pancaran cahaya yang dapat ditulis dengan persamaan : I = ∅ 3.2 dimana : I = intensitas cahaya candela ∅ = fluks cahaya dalam lumen lm w = sudut ruang dalam steridian sr ii. Luminasi Luminasi adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang per satuan luas terproyeksi dari arah yang diberikan, atau intensitas cahaya dari suatu permukaan persatuan luas hasil proyeksi dari arah yang diberikan seperti tampak pada Universitas Sumatera Utara 38 Gambar 3.2. Luminasi merupakan ukuran terang suatu benda. Luminasi yang terlalu besar akan menyilaukan mata. Persamaan untuk menghitung besar luminasi adalah sebagai berikut : L = ∅ � � 3.3 Subtitusikan pers 3.2 dengan persamaan 3.3, maka didapat : L = � � 3.4 dimana : L = luminasi cdm 2 A = luas bidang m 2 w = sudut ruang dalam steridian sr θ = sudut antara sinar datang dengan garis normal objek iii. Iluminasi Intensitas Penerangan lluminasi atau intensitas penerangan adalah kerapatan fluks cahaya yang mengenai suatu permukaaan, secara matematis dirumuskan : E = ∅ A 3.5 dimana : E = intensitas peneranganiluminasi lux atau lmm 2 A = luas bidang m 2 ∅ = fluks cahaya dalam lumen lm Intensitas penerangan pada suatu titik umumnya tidak sama untuk setiap titik pada bidang tersebut. Intensitas penerangan suatu bidang karena suatu sumber cahaya dengan intensitas I, berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber cahaya dan bidang itu invers square law. Untuk memastikan intensitas Universitas Sumatera Utara 39 penerangan di seluruh bagian bidang memenuhi syarat minimal yang telah ditetapkan seperti yang tertera pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.5, digunakan perhitungan metode titik. Gambar 3.1 Perhitungan Iluminasi Metode Titik Dengan menggunakan diagram intensitas cahaya, maka perhitungan iluminasi dengan mensibtusikan persamaan 3.2 dengan persamaan 3.5 menjadi sebagai berikut: E = cos θ 3.6 dimana : = � cos α = cos θ = h r ; r = h cos α dengan mensubstitusikan kedua hal diatas dengan persamaan 3.6 didapatlah : E = cos α E = cos α 3.7 dimana : = sudut yang dibentuk oleh sisi depan luminer dengan garis lurus antara luminer dengan titik yang dituju Universitas Sumatera Utara 40 = sudut yang dibentuk dari garis normal luminer dengan garis lurus antara luminer dengan titik yang dituju h = tinggi sumber cahayatiang tiang PJU meter I = intensitas cahaya pada sudut , iv. Efikasi cahaya Efikasi cahaya merupakan perbandingan antara fiuks cahaya yang dihasilkan larnpu dengan daya listrik yang dipakainya, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : K =  3.8 dimana : K = efikasi cahaya lmwatt P = daya lampu watt  = fluks cahaya lumen

v. Efisiensi Penerangan