Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum Lampu Penerangan Jalan Umum

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum

Lampu penerangan jalan umum pertama kali diterapkan pada tahun 1884 di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh pelosok Rumania. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan akan lampu penerangan jalan umum telah ada sejak dulu kala. Lampu penerangan jalan umum ini bermanfaat untuk meningkatkan keamanan, terutama terhadap kriminalitas dan meningkatkan jarak pandang ketika berkendara pada malam hari. Seiring dengan meningkatnya peradaban manusia, maka kebutuhan akan lampu penerangan jalan umum pun semakin meningkat. Wilayah perkotaan yang meluas dan pertumbuhan jumlah jalan raya mengharuskan penerangan jalan ikut bertambah. Hal ini berarti pertambahan yang besar pula bagi kebutuhan listrik. Saat isu mengenai krisis energi listrik mencuat, lampu penerangan jalan umum muncul sebagai salah satu objek yang dapat dihemat penggunaan energi listriknya. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi listriknya adalah denga mengganti lampu merkuri dengan lampu LED yang hemat energi. Negara Jepang merupakan negara pertama yang mengaplikasikan LED sebagai lampu jalan di wilayah Osaka pada awal 2000-an. Hal ini terbukti dapat menekan jumlah konsumsi listrik sebesar 80 di wilayah tersebut. Universitas Sumatera Utara 9 Alternatif kedua muncul ketika teknologi solar cell mulai berkembang. Selain diterapkan di rumah-rumah, solar cell juga diterapkan sebagai sumber energi alternatif untuk lampu penerangan jalan umum. Dengan digunakannya solar cell sebagai sumber energi lampu penerangan jalan umum, maka lampu penerangan jalan umum tidak lagi memerlukan suplai listrik dari PLN. Ketika kedua alternatif ini digabungkan, lampu jalan pun menjadi sebuah solusi untuk penghematan listrik yang efektif.

2.2 Lampu Penerangan Jalan Umum

Berdasarkan Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan No. 12SBNKT1991 yang dikeluarkan oleh Bina Marga, lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkandipasang di kirikanan jalan dan atau di tengah di bagian median jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan disekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan intersection, jalan layang interchange, overpass, fly over, jembatan dan jalan di bawah tanahunderpass, terowongan. Lampu penerangan jalan umum PJU memiliki fungsi sebagai berikut :  untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara, khususnya untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari.  memberi penerangan sebaik-baiknya menyerupai kondisi di siang hari.  untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas.  untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan. Universitas Sumatera Utara 10

2.2.1. Standar Perencanaan Penerangan Jalan

Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal – hal berikut ini : a. Volume lau – lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dan lain – lain; b. Tipikal potongan melintang jalan, situasi lay–out jalan dan persimpangan jalan; c. Geometri jalan d. Tekstur perkerasan dan jenis pekerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan; e. Pemilihan dan jenis kualitas sumber cahayalampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik; f. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan lain – lain, agar perencanaan efektif dan ekonomis; g. Rencana jangka panjang jalan dan pengembangan daerah sekitarnya; h. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi. Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan jalan antara lain : a. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan; b. Tempat – tempat dimana kondisi lengkung horisontal tinkungan tajam; c. Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir, dan lain – lain; d. Jalan – jalan berpohon; Universitas Sumatera Utara 11 e. Jalan – jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median; f. Jembatan sempitpanjang, jalan layang dan jalan bawah tanah terowongan; g. Tempat – tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan jalannya. Menurut Muhaimin , penentuan kualitas lampu penerangan jalan umum perlu mempertimbangkan 6 aspek yaitu : a. Kuat rata-rata penerangan Erata-rata Besarnya kuat penerangan didasarkan pada kecepatan maksimal yang diijinkan terhadap kendaraan yang melaluinya. b. Distribusi cahaya Berkaitan dengan kerataan cahaya pada jalan raya. Untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan kendaraan dengan pada tepi jalan. Kerataan cahaya dapat diukur dengan rasio kemerataan pencahayaan uniformity ratio yang merupakan rasio maksimum antara kemerataan pencahyaan maksimum dan minimum menurut lokasi penempatan tertentu. c. Cahaya yang silau Cahaya yang menyilaukan mata dapat menyebabkan keletihan mata, perasaan tidak nyaman dan kemungkinan kecelakaan. Untuk mengurangi silau digunakan akrilik atau gelas pada armature yang berfungsi sebagai filter cahaya. Universitas Sumatera Utara 12 d. Arah pancaran cahaya dan pembentukan bayangan Sumber penerangan untuk jalan raya dipasang menyudut ° - °. e. Warna dan perubahan warna Warna cahaya lampu pelepasan gas tekanan tinggi khususnya lampu merkuri berpengaruh terhadap warna tertentu, misalnya: warna merah. f. Lingkungan Lingkungan yang berkabut maupun berdebu mempunyai faktor absorsi terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Cahaya kuning kehijauan mempunyai panjang gelombang paling sensitif terhadap mata sehingga tepat digunakan pada daerah berkabut. Lampu HPS tepat untuk penerangan jalan pada daerah berkabut.

2.2.2. Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan

Sebagaimana telah diatur, ada 2 dua sistem penempatan lampu penerangan susunan penempatanpenataan lampu yang satu terhadap lampu yang lain, antara lain :  Sistem penempatan menerus, yaitu sistem penempatan lampu peneranganjalan yang meneruskontinyu di sepanjang jalanjembatan.  Sistem penempatan parsial setempat, yaitu sistem penempatan lampu penerangan jalan pada suatu daerah-daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak segmen tertentu sesuai dengan keperluannya. Di dalam SPM jalan tol mensyaratkan lampu penerangan jalan umum PJU harus menyala 100. Universitas Sumatera Utara 13

2.2.3. Jenis Lampu Penerangan Jalan

Jenis lampu penerangan jalan umum ditinjau dari karakteristik and penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut karakteristik dan penggunaan Jenis Lampu Efisiensi rata-rata lumenwatt Umur rencana rata-rata jam Daya watt Pengaruh thd warna obyek Keterangan Lampu tabung fluorescent tekanan rendah 60 – 70 8.000 – 10.000 18 - 20; 36 – 40 Sedang - untuk jalan kolektor dan lokal; - efisiensi cukup tinggi tetapi berumur pendek; - jenis lampu ini masih dapat digunakan untuk hal-hal yang terbatas. Lampu gas merkuri tekanan tinggi MBFU 50 – 55 16.000 – 24.000 125; 250 ; 400; 70 Sedang - untuk jalan kolektor, lokal dan persimpangan; -efisiensi rendah, umur panjang dan ukuran lampu kecil; - jenis lampu ini masih dapat digunakan secara terbatas. Universitas Sumatera Utara 14 Lampu gas sodium bertekanan rendah SOX 100 – 200 8.000 - 10.000 90; 180 Sangat buruk - untuk jalan kolektor, lokal, persimpangan, penyebe- rangan, terowongan, tem- pat peristirahatan rest area; -efisiensi sangat tinggi, umur cukup panjang, ukuran lampu besar sehingga sulit untuk mengontrol cahayanya dan cahaya lampu sangat buruk karena warna kuning; - Jenis lampu ini dianjurkan digunakan karena faktor efisiensinya yang sangat tinggi. Lampu gas sodium tekanan tinggi SON 110 12.000 - 20.000 150; 250 ; 400 Baik - Untuk jalan tol, arteri, kolektor, persimpangan - besarluas dan interchange; efisiensi tinggi, umur sangat panjang, ukuran lampu kecil, sehingga mudah pengontrolan cahayanya; Universitas Sumatera Utara 15

a. Lampu Tabung Fluorescentatau lebih dikenal dengan istilah lampu TL,