62
Tetapi  untuk  menyeimbangkan  daya  pada  setiap  phasa  maka  satu  grup  juga akan  dibebani  4  lampu  untuk  tiang  PJU  lengan  tunggal  dan  2  lampu  untuk
tiang PJU lengan ganda. Maka : -
Tiang PJU lengan tunggal 250 watt :
i I =
V
L−N
φ
=
,
= ,  ampere
ii
I =
V
L−N
φ
=
,
= ,  ampere
- Tiang PJU lengan ganda 2 x 250 watt :
i I =
V
L−N
φ
=
,
= ,  ampere
ii
I =
V
L−N
φ
=
,
= ,   ampere
  tiga  phasa  3∅,  maksimal arus  nominal MCB  3∅  adalah  50,4 ampere,  arus nominal untuk seluruhnya adalah:
- LPJU 250 watt :
I =
V
L−L
φ
=
. ,
= ,  amp
Karna satu MCB arus nominalnya adalah 50,4 ampere maka dibutuhkan sekitar 25 MCB
3 ∅.
4.4 Penghantar Listrik
Perhitungan dilakukan melalui persamaan-persamaan yang ada pada Bab 3 melalui data berikut:
Tabel 4.5  Data Penghantar Listrik PJU Konvensional
Spesifikasi Kabel tanam
Kabel induk Kabel dalam tiang
Jenis kabel NYFGbY
NYFGbY NYY
Banyak Penghantar per kabel 4
4 3
Luas penampang 10 mm
2
16 mm
2
4 mm
2
Diameter kabel 21,2 mm
25,9 mm 12 mm
Universitas Sumatera Utara
63 Massa Kabel
1089 KgKm 1637 KgKm
152 KgKm Tahanan jenis penghantar ρ
0,0177 Ω.mm
2
m 0,0177 Ω.mm
2
m 0,02
Ω.mm
2
m Kemampuan Hantar Arus KHA
60 Ampere 80 Ampere
14 Ampere
Dalam  hal  ini  Panel  PHB  diletakkan  di  tengah-tengah  jalan  antara  26 tiang  PJU,  sehingga  13  tiang  ke  kanan  dan  13  tiang  ke  kiri,  begitu  seterusnya
untuk  tiang  double  ornament.  Sementara  untuk  tiang  PJU  single  ornament  PHB diletakkan  diantara  30  tiang  PJU,  sehingga  15  lampu  ke  kiri  dan  15  lampu  ke
kanan. Untuk menghubungkan satu lampu dengan lampu lainnya digunakan kabel tanah,  agar  terlihat  lebih  rapi.  Kabel  tanah  yang  aman  digunakan  adalah  kabel
NYFGbY dimana spesifikasinya tertulis pada  Tabel 4.5. Maka panjangnya kabel
NYFGbY yang digunakan ditambah dengan toleransi 10 dapat dihitung sebagai berikut :
Panjang kabel tanah ke kanan panel = Panjang kabel tanah ke kiri panel =
{n  jumlah tiang − } x S  jarak antar tiang x
= { − } x
x =
, meter Sementara panjang kabel untuk tiang PJU single ornament adalah :
Panjang kabel tanah ke kanan panel = Panjang kabel tanah ke kiri panel =
{n  jumlah tiang − } x S  jarak antar tiang x
= { − } x
x =
, meter Maka dapatlah dicari drop tegangan pada kabel 1phasa dan 3 phasa dan
persentase jatuh tegangan dari pers 3.16:
Universitas Sumatera Utara
64
a  Kabel  Tanam  yang  berjenis  NYFGbY  4  x  10  mm
2
menurut  nomenklatur
kabel pada Bab 3.4.1.3 berarti :
  Memiliki  empat  inti  penghantar  yg  memiliki  luas  penampang  10  mm
2
, dimana tiga inti untuk phasa R,S,T dan satu untuk netral.
  Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga   Pintalan bentuk sector
  Berisolasi dan berselubung PVC   Dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja
  Tampak seperti Gambar 4.1 di bawah
PVC Insulation Copper
PVC Filter Steel Plate
Binder Tape PVC Outer
Filter Rope
Gambar 4.1 Kabel NYFGbY
Dengan  panjang  kabel  1.163,25  meter  dan  569,2  5  meter  dan  arus  beban satu grup 1
∅ 7,1 dan 5,7 ampere, untuk beban lampu tiang PJU double ornament dan  arus  beban  7,7  dan  6,8  ampere  untuk  tiang  PJU  single  ornament  maka  drop
tegangannya adalah : -
Single Ornament
  A =
L
L
ρ φ
∆V
= =
. ,     ,     ,
, ∆V
∆V = ,  V
  A = =
. ,     ,     ,
, ∆V
∆V = ,  volt
Dan persentase drop tegangannya adalah :
 ∆V =
∆V V
x =
,
x = 5,7
Universitas Sumatera Utara
65  ∆V =
,
x = 4,2
- Double Ornament
  A =
L
L
ρ φ
∆V
= =
,     ,     , ,
∆V
∆V = ,
V   A =
=
,     ,     , ,
∆V
∆V = ,  volt
Dan persentase drop tegangannya adalah :
 ∆V =
∆V V
x =
,
x = 5,2
 ∆V =
,
x = 4,17
b Kabel Induk yang berjenis NYFGbY 4 x 16 mm
2
.
Panjang kabel induk NYFGbY 4 x 16mm
2
:
= [ , tinggi tiang PJU + x lebar jalan +     jarak PHB dlm tanah ] x
= ,  x
= ,  meter
Arus beban : I
L
=
+ +
= , amp.
Jatuh tegangannya adalah :
 A =
√    L
L
ρ φ
∆V
= =
√      ,     ,     , ,
∆V
∆V = ,  volt
Prersentase jatuh tegangannya adalah :
 ∆V =
∆V V
x =
,
x = ,
Menurut PUIL 2000, toleransi persentase drop tegangan pada suatu kabel yang diizinkan  maksimal sebesar 5.
Universitas Sumatera Utara
66
4.5.  Rancangan  Penggunaan  LPJU  Solar  Cell  di  Jalan  Tol  Belmera  dengan Menerapkan Pendekatan Value Engineering
Seluruh  LPJU  yang  terpasang  pada  saat  ini  di  Jalan  Tol  Belmera  masih konvensional.  Karena  ketidaktersediaan  data  PJU  solar  cell  di  lapangan,  maka
penulis melakukan studi untuk perencanaan penggunaan LPJU  solar cell di Jalan Tol Belmera dengan menerapkan metode value engineering. Di mana LPJU solar
cell  yang direncanakan hanya untuk penambahan titik  lampu baru, dikarenakan pada pembahasan sebelumnya iluminasi kemerataan cahaya pada jalan tersebut
tidak  sesuai  dengan  standart  yang  berlaku.  Jadi,  untuk  mencari  alternatif  paling ekonomis  sesuai  dengan  Standar  Nasional  Indonesia  SNI  dengan  tidak
mengesampingkan  kualitas  dan  manfaat  LPJU  itu  sendiri.  Data  yang  dipakai penulis  didapat  dari  berbagai  sumber  seperti  jurnal-jurnal  ataupun  buku-buku
yang  membahas  mengenai  solar  cell  dan  juga  dari  artikel  yang  berkaitan    di internet.
Seperti  yang  telah  diungkapkan  penulis  di  bagian  latar  belakang  tugas akhir ini, penambahan jumlah titik lampu baru jika dipasang secara konvensional
daya  yang  digunakan  sebagai  sumber  juga  berasal  dari  PLN,  maka  daripada  itu penggunaan LPJU solar cell di Jalan Tol Belmera perlu dilakukan sebagai upaya
efisiensi  penggunaan  listrik  di  kota  Medan.  Sehingga  jumlah  konsumsi  listrik  di Kota Medan dari PLN dapat ditekan.  Jalan Tol Belmera  hanya satu contoh  yang
diambil penulis sebagai referensi untuk pembangunan jalan-jalan tol lainnya yang akan  dibangun  di  Kota  Medan.  Sehingga  dapat  menunjukkan  beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan LPJU solar cell.
Universitas Sumatera Utara
67
4.6 Material Perencanaan Penerangan Jalan Umum Solar Cell