63
5.2.5 Informan Kunci II : Petugas Hukum
Nama : F
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Sekretaris Dinas Syariat Islam Kota Langsa
Alamat : Langsa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Kawin
F merupakan seorang perempuan berumur 52 tahun yang menggunakan cadar penutup muka dalam kehidupan sehari-harinya. F bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil di Kantor Dinas Syariat Islam dengan jabatan sebagai sekretaris Dinas Syariat Islam Kota Langsa.
Mengenai pelaksanaan hukuman cambuk di Kota Langsa khususnya bagi pelaku khalwat mesum, F mengatakan bahwa implementasi qanun syariat Islam
telah dilakukan berdasarkan aturan yang tertuang dalam qanun tersebut. Berikut penuturannya :
“Qanun Aceh no. 14 tahun 2003 telah menentukan tentang pelaksanaan hukum cambuk, mulai dari ukuran rotan, cara mencambuk, termasuk juga
faktor rasa kemanusiaan seperti sebelum dicambuk, maka si pelanggar diperiksa kesehatannya terlebih dahulu, kemudian bagi pelanggar ketika
dicambuk telah mengeluarkan darah, maka hukuman cambuk harus segera dihentikan, dan masih banyak lagi. Dan itu membuktikan bahwa kita telah
Universitas Sumatera Utara
64
mengimplementasikan hukuman cambuk telah dilakukan berdasarkan aturan yang tertuang dalam qanun tersbut tentang khalwat.
Mengenai Denda yang tertera Pada Qanun No. 14 Tahun 2003 Pasal 22 Tentang Pelaksanaan ‘Uqubat, F mengatakan bahwa menurutnya, Tidak ada
pelaku khalwat yang dikenakan denda, semuanya diberikan hukuman cambuk, kecuali bagi mereka yang dinikahkan, namun tetap tidak diberikan denda. Berikut
penuturannya : Sampai sejauh ini menurut saya tidak ada pelaku khalwat di Kota Langsa
yang dikenakan denda sebagai pengganti hukuman cambuk, semuanya kami cambuk bila terbukti dan telah diputuskan oleh mahkamah syariah, kecuali
bagi mereka yang telah dinikahkan dengan ketentuan dan aturan tertentu.
Dengan adanya stigma masyarakat tentang hukuman cambuk yang hanya diberlakukan pada masyarakat lemah khususnya di Kota Langsa, F mengatakan
bahwa menurutnya terserah masyarakat mau bilang apa, bila pelaku terbukti melanggar qanun tentang khalwat mesum maka tetap akan dicambuk.
Terserah masyarakat mau bilang apa, mereka bebas berpendapat kok, yang jelas kami tetap melaksanakan tugas kami sesuai dengan prosedur dan
aturan yang berlaku, nah bila si pelaku kita tangkap dengan dugaan khalwat lalu diproses dan kemudian terbukti dan diputuskan oleh
mahkamah syariah, ya akhirnya tetap kita cambuk juga toh?
Universitas Sumatera Utara
65
F mengatakan bahwa Dinas syariat Islam dalam hal ini Wilayatul Hisbah WH sebagai petugas lapangan menangkap pelaku berdasarkan informasi
masyarakat ataupun tertangkap tangan ketika petugas melakukan razia di sejumlah tempat. Selanjutnya pelaku beserta alat bukti diserahkan kepada pihak kepolisian
setempat untuk diperiksa, lalu setelah itu baru di bawa ke kejaksaan negeri dan selanjutnya ke mahkamah syariah sebagai tempat persidangan. Setelah diputuskan
baru dilakukan eksekusi hukuman cambuk. Berikut penuturannya : WH sebagai petugas operasional lapangan menangkap pelaku di tempat
kejadian perkara berdasarkan informasi masyarakat yang disampaikan kepada kami atapun juga ketika tertangkap tangan oleh petugas sedang
melakukan razia di sejumlah tempat, setelah ditangkap mereka kami gelandang ke mapolres Langsa untuk disidik oleh penyidik, beberapa hari
kemudian setelah bukti cukup kuat, maka mereka dilimpakan ke kejaksaan negeri Kota Langsa, baru setelahnya ke mahkamah syariah untuk
disidangkan, setelah mendapatkan putusan baru mereka dicambuk pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh hakim.
F mengatakan bahwa tidak ada jaminan pelaku pelanggar khalwat tidak mengulangi perbuatannya, mereka tetap akan dicambuk kembali di muka umum
bila mengulangi perbuatannya. Mengenai jaminan mereka tidak mengulangi perbuatannya, saya rasa tidak
ada, tapi mereka yang pernah di cambuk namun mengulangi perbuatannya
Universitas Sumatera Utara
66
di kemudian hari dan tertangkap lagi, maka kami akan mencambuknya kembali di muka umum.
F mengatakan bahwa dengan adanya pemberlakuan hukuman cambuk bagi masyarakat Kota Langsa memberikan dampak yang positif, dan masyarakat lebih
bertindak hati-hati dan selalu waspada dengan keadaan sekitarnya. Berikut penuturannya :
Warga masyarakat kini lebih bertindak hati-hati dan selalu waspada dengan keadaan sekitarnya, dalam artian mereka akan mengambil tindakan
tegas bila kedapatan seseorang sedang berduaan dengan pasangan yang bukan muhrimnya, bahkan tidak jarang warga mengambil tindakan main
hakim sendiri. Kemudian pasangan tersebut dimandikan terkadang dengan air parit ataupun dengan air bersih, lalu dibawa ke meunasah, baru
kemudian warga menghubungi WH.
5.2.6 Informan Kunci III : Petugas Hukum