72
SY mengatakan bahwa ia sangat setuju dengan adanya pelaksanaan hukuman cambuk bagi anaknya yaitu A yang merupakan pelanggar qanun
khususnya tentang khalwat mesum.
SY mengatakan bahwa dirinya juga selalu melarang A sejak kecil untuk menjauhi perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT, bahkan SY
menyatakan bila perlu ditambahkan lagi hukuman cambuknya agar menjadi sebuah pelajaran berharga dan pelaku enggan untuk melakukannya kembali.
Berikut penuturannya : “Saya setuju kali dengan adanya hukom cambok terutama buat anak saya.
Sejak kecil dia udah saya ajarin untuk menjauhi sesuatu yang dibenci sama Allah SWT. Kalo perlu ditambahkan lagi jumlah hukuman camboknya
supaya bisa jadi pelajaran berharga bagi semua, dan tentu pelakunya juga takut untuk buat kayak gitu lagi.”
SY mengatakan bahwa dirinya sangat berharap agar qanun syariat Islam semakin tegas dalam memberikan hukuman bagi pelanggar khususnya
tentang khalwat mesum. Berikut penuturannya : “Harapan saya semoga qanun syariat Islam makin tegas dalam
memberikan hukuman bagi pelaku mesum.”
5.2.8 Informan Tambahan II : Orang tua dari Informan Utama C
Nama : CH
Usia : 57 tahun
Universitas Sumatera Utara
73
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Langsa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Kawin
CH yang merupakan orang tua C. Diketahui bahwa CH kini telah berusia 57 tahun, pekerjaan SY adalah pedagang kecil yang juga sebagai Ibu rumah tangga.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari CH masih memiliki suami yang pekerjaannya adalah nelayan.
CH mengakui bahwa anggota keluarganya yaitu C yang merupakan anak kandungnya pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan
yang dilarang dalam agama. Akibat perbuatan C maka CH mengatakan sangat malu kepada tetangga dan lingkungan sekitar. SY juga mengatakan bahwa dirinya
tidak mengetahui apakah C mendapatkan pengobatan setelah dicambuk dan CH tidak peduli karena C merupakan anak yang pembangkang. Kemudian CH
mengatakan bahwa setelah menjalani proses hukuman cambuk, C sepertinya tidak jera atas perbuatan yang telah dilakukannya.Berikut penuturannya :
“Anak saya C adalah anak yang suka membangkang, pas saya tau dia ditangkap oleh WH dan mau di cambuk, karena udah melakukan perbuatan
yang enggak baik, memalukan, dan menjijikkan. Saya tidak peduli tapi saya malu sama tetangga dan orang kampung, biar aja dia di cambuk. Kalo
Universitas Sumatera Utara
74
tentang pengobatan saya enggak tau dan saya enggak peduli sama dia yang
udah durhaka sama saya.”
CH mengakui bahwa pelaksanaan hukuman cambuk memberikan dampak negatif kepada anaknya yaitu C, bahkan perilaku C tidak berubah, makin sering
tidak pulang ke rumah, sementara anak dari C dititipkan pada CH.Kemudian CH juga mengakui bahwa kini C dikucilkan dari pergaulan di masyarakat yang
disebabkan karena disamping itu C tidak pernah mau bergaul dengan warga di lingkungan tempat ia C tinggal. Berikut penuturannya :
“Yang saya liat pada anak saya C setelah dicambuk tidak meberikan dampak positif dikitpun, bahkan mskin merajalela, dia makin sering enggak
pulang ke rumah, kalo pun pulang pagi, terus malamnya dia pigi lagi entah sama siapa siapa aja. Sementara anaknya C selalu dia titipkan sama saya.
C sekarang dikucilkan dari pergaulan, ya itu salahnya sendiri, karena dia
enggak pernah bergaul ama orang kampung.”
CH juga sangat menyetujui dengan adanya hukuman cambuk, agar dia menjadi malu dan segera bertobat untuk tidak mengulangi perbuatannya kelak,
dan semoga ini tidak terjadi pada anaknya C bila besar nanti. Berikut penuturannya :
“Saya sangat setuju dan mendukung hukom cambok itu, supaya orang yang di cambok itu jadi malu dan cepat cepat tobat dan enggak mau mengulangi
Universitas Sumatera Utara
75
lagi. Semoga aja ini tidak terjadi pada cucu saya yitu anaknya C.
Naudzubillahi min dzalik.
CH lebih menyukai bila pelaku khalwat mesum tidak sekedar di cambuk bila perlu di rajam sekalian, agar dapat menjadi contoh dan memberikan efek jera
yang lebih maksimal. Berikut penuturannya : “Sebenenarmya udah cukup paten adanya hukom cambok itu, tapi khusus
buat mereka yang telah melanggar tentang khalwat mesum atau zina hukumannya jangan cuma di cambok, tapi dirajam sekalian, agar dapat
menjadi pelajaran dan betol betol buat jera si pelakunya.”
5.2.9 Informan Tambahan III : Geuchiek Kepala Desa