54
5.2.3 Informan Utama III: Orang yang pernah dicambuk
Nama : A
Usia : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Langsa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Kawin
A merupakan seorang remaja laki – laki berumur 14 tahun. A merupakan seorang pelajar di sebuah SMP Negeri di Kota Langsa. A merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. A memiliki aktivitas sehari-hari layaknya remaja pada umumnya yakni bermain bersama teman-teman yang seumuran dengannya,
belajar, mengaji, dan juga berpacaran. A tidak pernah menunjukkan sikap atau pun perbuatan yang sangat
memalukan maupun mencoreng nama baik keluarganya. Namun selain memiliki hobi berolahraga dan mengikuti balapan liar, ternyata A mengakui memiliki hobi
lain yakni menonton film porno ataupun mengkoleksi foto-foto porno yang ia dapatkan dengan mengakses dari handphone miliknya, dan terkadang ia dapatkan
dengan cara bertukaran ataupun meminta pada teman sebayanya. Berikut penuturannya :
Aku sekolah di SMP kelas 2 kak, nama SMP-nya aku enggak mau sebutin ya kak. Aku biasa maen sama kawan-kawan di warnet, tempat futsal, atau
Universitas Sumatera Utara
55
kadang-kadang juga ikut bali balapan liar kak. Lumayanlah kalo menang, uangnya bisa aku tabung sebagaian dan traktirin pacar dan juga kawan-
kawan aku kak. Tapi karena aku orangnya bangsa suka pengen tau, entah kenapa lama-lama aku jadi ketagihan liat yang bokep kak karena pernah
diajarin sama kawan aku cara buka situsnya…tapi jangan bilang-bilang sama mamak aku ya kak. Dulu aku cuma bisa liat di hape kawan, tapi
sekarang aku dah bisa liat di hape sendiri. Tapi ada juga yang aku minta atau tukaran sama kawan. Kadang-kadang ada juga yang aku jual sama
kawan-kawan aku yang lebih tua dari aku.
Akibat dari hobi yang menurutnya sangat tidak baik itu, A mengakui bahwa ia kemudian harus berhadapan dengan hukum syariat Islam, ketika pada saat itu A
merasakan ada kesempatan yang terbuka lebar di depannya. Berikut penuturannya:
Sebenarnya aku malu kak ceritain sama kakak, tapi aku percaya sama kakak karena ini enggak kakak sebar luaskan. Gini kak, kejadian yang
memalukan itu terjadi pas waktu ada kejadian mesum di kampung ini. Pas waktu itu kami lagi ngumpul-ngumpul di tempat kawan, terus kami ada liat
cowok yang enggak kami kenal masuk ke dalam rumah seorang cewek. Pertama-tama kami biarin aja, tapi lama-lama kami curiga, itu kan rumah
kos, dan udah jam 11 malam pulak kok cowok itu belum pulang pulang. Iseng-iseng kami ngintip lah, rupanya orang tu lagi syor..ya udah kami
gerebek lah rumah tu.. Nah disinilah bala itu mulai. Pas udah kami
Universitas Sumatera Utara
56
gerebek, si cowok kami pisahkan dan kami bawak ke kamar mandi, dan si cewek tetap di kamar tidur. Terus kami bagi tugas, sebagian jaga dan
interogasi si cowok, sedangkan aku dan 6 orang lagi bertugas jagain si cewek ini. Karena si cewek dalam keadaan bugil, akhirnya tanpa
direncanakan kami bertujuh memperkosa cewek itu, pas udah siap baru kami panggil orang kampung. Ramelah pokoknya yang datang malam itu.
Tiba-tiba datang WH dan bawa cewek cowok ni pake mobil pikap. Awalnya aku dan enam orang kawanku pikir cewek itu enggak akan ngadu sama WH
karena udah kami kasih peringatan. Rupanya lain, tiba-tiba datang polisi dan WH nyari kami, kami semua terus ditangkap dan dibawak ke kantor
WH dulu terus dikurung, baru siap itu kami di bawa ke kantor polisi dan juga dijeblosin dalam penjara. Aku takut kali. Sampe aku nangis pun, bapak
bapak polisi dan WH enggak peduli. Mau mati aja rasanya aku kak karena Wh kemudian manggil orang tua aku dan kawan-kawan. Entah berapa hari,
terus aku disidangkan tapi enggak di pengadilan tapi di di Mahkamah Syariah, dan aku dihukum dengan cara di cambuk, karena aku dianggap
masih di bawah umur, sedangkan yang lainnya setelah menjalani hukuman cambuk, dikembalikan kepada polisi. Selebihnya aku enggak tau kak.
A mengakui pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama dan juga peraturan yang dibuat oleh daerah.
A merasakan sakit pada saat dicambuk. A juga mengatakan bahwa dirinya mendapatkan hak pengobatan dari petugas kesehatan yang telah disediakan pada
Universitas Sumatera Utara
57
saat di eksekusi. Oleh karena telah mengalami hal tersebut, yakni merasakan sakit dan malu karena telah ditonton oleh masyarakat kota Langsa dan termasuk teman-
temannya, maka A menyatakan jera serta tidak mau mengulangi perbuatannya di
kemudian hari.
Aku enggak mau ulangi perbuatan yang dulu itu, apalagi sampek di cambok di mukak orang banyak, dicambok itu saket kali kak, apalagi posisi aku
disuruh berdiri pas dicambok, tapi aku ada diperiksa sama orang tu. Pokoknya aku jera, lillahi ta’ala gak mau lagi ulanginnya…teringat sama
pesan bapak-bapak itu..dicambok di dunia itu enggak seberapa dibanding
disiksa di neraka, aku jadi takut kak, aku tobat.
A mengakui bahwa pada saat orang tua mengetahui dirinya telah melakuka kesalahan besar baik dunia maupun akhirat serta akan dicambuk karena telah
melanggar qanun syariat Islam No. 14 tahun 2003 tentang perbuatan khalwat mesum, orang tua tidak tahu harus berbuat apa dan hanya pasrah saja, serta
menyuruh A untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. A juga mengatakan bahwa dirinya kini menjadi lebih sadar diri, dan kini memilih untuk
lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Mengenai tanggapannya terhadap pelaksanaan hukuman cambuk, A menjawab semoga ini menjadi pelajaran
berharga dan tidak di alami bagi manusia yang lain. “Saya Cuma bisa pasrah kak, semoga apa yang saya alami ini tidak
menimpa warga kota Langsa lainnya dan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semuanya.”
Universitas Sumatera Utara
58
Setelah menjalani beberapa proses hukum Islam hingga ke tahap hukuman cambuk, A merasakan bahwa dirinya kini dikucilkan oleh masyarakat, orang tua
dari teman-temannya melarang untuk bergaul dengan A, bahkan di sekolah pun A harus menerima jadi bahan ejekan di dalam kelas. Berikut penuturan A :
Pas udah semua aku jalani sampek ke hukuman cambuk, aku pikir semua selesai gitu aja. Ternyata enggak kak, setiap aku jalan aku harus nundukin
mukak, ataupun menghindar dari orang kampung karena semuanya jauhin aku, aku enggak punya kawan. Satu kampung ini tau kalok aku jahat kali.
Yang lebih parah lagi, setiap aku mendatangi rumah kawan pun aku diusir dan dilarang bekawan sama anak mereka. Disekolah pun kek gitu, aku
cuma jadi bahan ejekan, enggak tau aku mau kemana. Minta pindah sekolah pun enggak dikasih orang tua. Aku enggak punya kawan lagi.
Rasanya hampa kali kak hidup ini. Akhirnya aku pergi ke kantor WH untuk mengadu, sampe disana aku udah siap kalok nanti jadi bahan ejekan lagi.
Tapi rupanya enggak. Aku dikasih nasehat sama beberapa orang WH, termasuk Danton-nya. Aku disuruh tobat, dan berserah diri sama Allah, dan
semenjak itu aku enggak peduli lagi sama kawan-kawan aku, aku sekarang sibuk dengan urusan akhirat aja kak. Aku percaya kalok Allah hanya tempat
mengadu yang paling tepat. Dan alhamdulillah, setelah beberapa bulan, nilai ku di sekolah bertambah baik, dan sekarang aku punya banyak kawan
lagi, tapi beda dengan yang dulu, kalo sekarang aku lebih milih kawan- kawan yang baik – baik aja.
Universitas Sumatera Utara
59
5.2.4 Informan Kunci I : Petugas Hukum