Pengantar Analisis Data Kehidupan Sosial Pelanggar Qanun No. 14 Tahun 2003 Tentang Khalwat di Kota Langsa

37 BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini data-data yang telah didapatkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, dimana data yang disajikan berupa deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang. Data-data yang didapatkan diperoleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara dengan informan. Analisis data adalah proses menjadikan data yang memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam melainkan berbicara. Analisis data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang dibalik data itu Siagian, 2011:227. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dilapangan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan responden penelitian, bahwa semua data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk di analisis sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data secara kualitatif dengan melakukan observasi pada objek penelitian, wawancara mendalam dengan pertanyaan–pertanyaan yang mendukung kelengkapan data penelitian. Keseluruhan data yang telah terkumpul yang di dapatkan dari informan kunci sebanyak 3 orang, informan utama sebanyak 3 orang dan informan tambahan sebanyak 5 orang sehingga secara keseluruhan informan yang berhasil Universitas Sumatera Utara 38 di wawancarai secara mendalam dalam penelitian ini berjumlah 11 orang responden. 5.2 Hasil Temuan 5.2.1 Informan Utama I: Orang yang pernah dicambuk Nama : C Usia : 27 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : PSK Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Janda 1 orang anak C merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana. C pernah membangun sebuah rumah tangga pada tahun 2011 dengan seorang pemuda yang dicintainya yang berinisial R pada usia 22 tahun. Hasil perkawinan mereka membuahkan seorang anak laki – laki. Pada awal perkawinan, kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan baik dan harmonis, hal itu terjadi karena mereka merupakan pasangan yang saling mencintai. Disaat mereka dikaruniai seorang anak di tahun 2012, kehidupan rumah tangga mereka mulai goyah. R yang merupakan suami C, secara diam – diam telah berselingkuh dengan wanita lain dengan status janda muda. Tak lama kemudian pada tahun 2013, bahtera rumah tangga yang telah dibina tidak bisa Universitas Sumatera Utara 39 dipertahankan lagi, R kemudian menikah dengan wanita lain yang dicintainya, dan C bersama anaknya tinggal bersama orang tuanya. Berikut penuturannya : “Jih ka i meukawen laen deungoen inoeng balee nyan, pane na ku tem dimadu, leubeh got kamoe meu cree. Bah aneuk sajan loen mantoeng. Tapi loen teutap hana teurimoeng ngoen buet nyang ka di peugoet le jih. Loen pih jeut lagee nyan.” Dia sudah menikah dengan janda itu, saya tidak mau dimadu, lebih baik kami berpisah cerai. Biarlah anak bersamaku. Tapi aku tetap tidak terima dengan perbuatan yang dilakukannya, aku juga bisa seperti itu. C yang berparas hitam manis kini hidup menjadi orang tua tunggal bagi anaknya kini harus memikirkan bagaimana cara mempertahankan hidup. C tak mau kehadiran ia dan anaknya menjadi beban bagi orang tuanya. Dan C juga tidak mau menikah lagi karena trauma dengan kejadian pahit yang pernah dialaminya. Sampai akhirnya ia menggeluti hal yang sangat dilarang dalam agamanya. Ia memilih pekerjaan menjadi seorang PSK Pekerja Sex Komersil yang dilakukan secara terselubung, karena uang yang didapatkan secara cepat dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi C dan anaknya. Semua ia lakukan sendiri mencari pelanggannya dengan berbagai cara. Berikut penuturannya : “Loen deungoen boh hatee loen, harus jeut peutheuen udeep nyoe, loen hana buet laen. Hana mungkenlah loen sabee peuharap bantuan bak ureueng chiek. Loen pih bingong neuk peu peugoet. Sampoe akhee jih nibak sekitar akhee thon 2013, na sidroe ureung agam nyang ka meukawen sabee Universitas Sumatera Utara 40 jak u rumoh dan ternyata na maksud laen. Nibak saboh watee, jih pakat loen sajan aneuk jak meu-en u Medan, hideh kamoe eh di hotel, dan jih sabee joek peng nyang lee tiep loen ku tem eh ngoen jih, nyan keu di sinoe tapi di Medan. Phoen-phoen loen risih meubacut kareuna harus eh deungoen agam laen nyang koen lakoe loen, tapi kareuna tingat ata ka dipeubuet le mantan lakoe loen nyang toem dipeusaket hatee loen dengoen buet nyang lagee nyoe, loen pih neuk balah deundam, meusigoe loen pikee buet nyoe jeut keu andalan keu peutheun udeep, dan bak akhee jih loen terbiasa, loen galak deungoen buet ata baro nyoe. ‘Oh lheuh nyan, agam nyan hantoem deuh deuh le. ‘Oh lheuh nyan dengoen buet nyang baroe nyoe, loen rayu padum padum agam nyang loen galak ataupih nyang cuba peutoe-toe droe ngoen loen, pue nyan aneuk lajang ataupih lakoe gob. Nyan bandum loen meubuet sidroe hana pakek peurantara. Hana treep ‘oh lheuh nyan sekitar dua buleuen, peulanggan loen maken le, dan loen jinoe na peng keu peu jajan aneuk. saya bersama buah hati saya harus bisa mempertahankan hidup, saya tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mungkin selamanya mengharapkan bantuan dari orang tua. Tapi saya bingung mau bekerja apa. Sampai akhirnya sekitar akhir tahun 2013, ada seorang pria yang telah bekeluarga selalu datang ke rumah dan ternyata ada maksud lain. Pada suatu waktu, dia kemudian mengajak saya dan anak ke Medan, dan kami tidur di hotel, dan dia selalu memberikan uang yang cukup besar setiap kali saya mau tidur dengannya, itu kami lakukan namun tidak di sini, tapi di Medan. Universitas Sumatera Utara 41 Awalnya saya sedikit risih karena harus dengan tidur dengan pria lain, tapi karena mengingat perbuatan mantan suami yang pernah menyakiti saya dengan perbuatannya yang seperti ini, saya mau membalas dendam sekaligus saya pikir bisa dijadikan andalan untuk mempertahankan hidup, dan akhirnya saya terbiasa dan menyukai pekerjaan baru ini. Kemudian laki-laki itu tidak pernah nampak lagi. Lalu dengan pekerjaan baru ini saya merayu beberapa laki-laki yang saya suka maupun yang mencoba mendekati saya, baik anak lajang maupun yang telah bekeluarga, semua ini saya lakukan sendiri dan tak lama kemudian sekitar 2 bulan, pelanggan saya semakin banyak, dan saya sekarang ada uang beli jajan anak. Tapi hidup yang dijalani C ternyata tidak selalu mulus, perbuatannya kemudian diketahui oleh petugas syariat Islam di tahun 2015. C digerebek dan di tangkap saat sedang berduaan dengan seorang pria yang berstatus mempunyai anak dan istri di sebuah tempat penginapan. Nibak saboh malam pah thon 2015, nakeuh malam nyang naas keu loen.pah loen tengoeh meudua-dua lam kama di bak saboh penginapan di Langsa ngoen sidroe agam. Tiba-tiba ka troek WH droep awak kamoe. Loen hana teupeue neuk kupeubuet le, male ngoen yoe ka meulawoek jeut keu saboh nibak malam nyan. Pue loem pah di heui ngoen dibithe bak geuchiek gampoeng dan ureung chiek loen, awak nyoe geujak dan geuba aneuk nyang loen cintai, tijoeh ie mata loen tapi pue loem ku neuk kheun kareuna ka terlanjur. Dudoe loen di peunjara di kanto syariat Islam. Baro ‘oh leuh Universitas Sumatera Utara 42 nyan di ba u kanto polisi. Loen hanjeut di peukawen kareuna si agam nyan lakoe gob. Jadi seubagoe hukoman jih loen haros di seupoet. Pada suatu malam di tahun 2015 merupakan hari yang naas bagi saya. Pada saat saya sedang berduaan di dalam kamar di sebuah tempat penginapan di Langsa dengan seorang pria. Tiba-tiba datang WH dan menangkap kami. Saya tidak tahu harus berbuat apa pada saat itu.rasa malu dan takut bercampur jadi satu pada malam itu. Terlebih pada saat mereka memanggil dan memberitahukan pada geuchiek kepala desa, orang tua saya, dan mereka datang dengan membawa si buah hati yang sangat saya cintai, air mata ini menetes tapi apa lagi yang mau saya bilang karena sudah terlanjur. Kemudian saya dikurung di dalam sel di kantor syariat Islam, lalu saya dibawa ke kantor polisi, saya tidak bisa dinikahkan dengan pria itu karena dia adalah suami orang. Jadi saya harus dicambuk sebagai hukumannya. C mengakui pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama dan juga peraturan yang dibuat oleh daerah. C merasakan sakit pada saat dicambuk sebanyak 6 kali oleh “algojo” yang mengeksekusi hukuman cambuk tersebut. C juga mengatakan bahwa dirinya mendapatkan hak pengobatan dari petugas kesehatan yang telah disediakan pada saat di eksekusi. Oleh karena telah mengalami hal tersebut, yakni merasakan malu dan sakit, namun C tidak jera untuk mengulangi perbuatannya dikemudian hari karena untuk mempertahankan hidup bagi dirinya maupun anaknya. Universitas Sumatera Utara 43 Loen na toem di seupeot di keu masyarakat di lapangan merdeka Langsa. Loen diseupeot 6 goe ngoen awee lam posisi duek lee si algojo nyang soek bajee lagee jubah ngoen meutop muka. Meunyoe di seupeot ngoen awe cukop saket loen rasa, walaupih nam goe pu lom meunyoe ka itamah deungoen rasa malee. Pada masa nyan, leuh di seupeot loen di peureksa le awak kesehatan, karena na meubirat bacut bak badan, loen di boh ubat. ‘oh leuh nyan loen di ba u kanto jaksa. Tapi loen teutap hana jra, karena loen peurlee peng keu udeep loen ngoen si nyak. Saya pernah di cambuk di depan masyarakat di lapangan merdeka kota Langsa. Saya dicambuk 6 kali dengan rotan dalam posisi duduk oleh si algojo yang memakai baju seperti jubah dan penutup muka. Kalau di cambuk dengan rotan cukup sakit yang saya rasa, walaupun cuma enam kali apalagi bila ditambah dengan rasa malu. Pada waktu itu, setelelah selesai di cambuk, saya diperiksa oleh orang kesehatan, karena ada berbekas sedikit di badan saya diberi obat, setelah itu saya dibawa ke kantor jaksa. Tapi saya tetap tidak jera, karena saya perlu uang untuk hidup saya dan si kecil. C mengakui bahwa pada saat keluarga mengetahui C telah melanggar qanun syari’at Islam dan akan dicambuk, keluarga menjadi marah besar, dan keluarga kini mencurigai setiap aktivitas yang C lakukan sehari-hari baik siang maupun malam. Mengenai tanggapan tentang qanun syariat Islam khususnya tentang pelaksanaan hukuman cambuk responden informan utama C juga mengatakan Universitas Sumatera Utara 44 bahwa qanun syari’at Islam terlalu mencampuri kehidupan pribadinya sehingga C tidak bisa mencari nafkah buat anaknya yang masih kecil. Pah loen di droep le WH nibak malam nyan dan dipeugah bak mak loen bahwa loen neuk di cambok di keu ureung gampong, mak loen cukop brat beungeh keu loen. Aleh pu pu di peugah le mak keu loen. Mak hana jih teupeu, loen teungoh mita peng keu si nyak loen, walau pih cara yang loen peugoet hana goet. Jinoe mak maken curiga meunyoe loen jak teubit dari rumoh. Bagi loen, syariat Islam galak that ikot jampu udeep loen, sampoe loen jinoe ka payah mita nafkah keu aneuk loen nyang mantoeng ubiet. Saat saya di tangkap oleh WH waktu itu, dan mengatakan pada ibu saya bahwa saya akan di cambuk di depan orang kampung, ibu saya menjadi marah besar kepada saya. Entah apa apa yang di bilang ibu ke saya. Ibu tidak tau, bahwa saya sedang mencari uang untuk anak saya, walaupun cara yang saya buat itu tidak baik. Sekarang, ibu saya selalu curiga bila saya pergi keluar dari rumah. Bagi saya syariat Islam suka sekali mencampuri urusan kehidupan saya, sampai saya sekarang susah mencari nafkah buat anak saya yang masih kecil. Pasca menjalani hukuman cambuk, C merasa dikucilkan dari masyarakat dan selalu menjadi bahan omongan tetangga. Bahkan bila ada tamu laki-laki yang datang dan bercakap-cakap dengannya maka langsung ditegur oleh masyarakat. Berikut penuturannya : Universitas Sumatera Utara 45 Lheuh di seupot pah watee nyan. Cukop brat udeep loen rasa. Bandum ureung han ditem peugah haba ngon loen. Pue loem ibuk ibuk di lingkungan loen aleh pue pue ka dipeugoet gosip. Meunyoe na jamee loen nyang agam, pasti di kheun le ureung gampong, dan geu use agam nyan. Jadi loen terpaksa harus mengoen sabee di lua gampoeng. Bantuan-bantuan dari gampoeng keu loen pih ka di stop. Pue istilah jih menyoe basa indonesia ? oh ya loen jinoe ka dikucilkan le ureung gampoeng. Tapi keu loen sagai, hana keu ureung chiek ngoen aneuk loen. Tapi bah mantoeng, hana masalah nyan, loen teutap deungoen buet droe ku. Kareuna loen peurelee peng. So lom nyan tem jok peng gratis? Hana. Meunyoe meukawen laen pih loen ka troma, tingat ngoen akai mantan lakoe nyan kureung aja nyan. Meunyoe ku mita keureja pih padum lah peng nyang meuteumeung, hana seep keu biaya udeep loen sajan aneuk loen sibijeh mata. setelah dicambuk pada waktu itu, semakin berat hidup ini saya rasa. Semua orang enggak ada yang mau ngomong lagi degan saya. Apalagi ibu- ibu di lingkungan saya tinggal, entah apa apa yang dibuat untuk gosip. Kalau ada tamu saya yang laki-laki, pasti dikatain ama orang kampung, dan laki – laki itu pasti di usir. Jadi saya terpaksa harus selalu berteman dengan orang di luar kampung.bantuan – bantuan yang selalu diberikan dari kampung desa sekarang semuanya di stop. Apa istilahnya kalo dalam bahasa Indonesia ? oh ya sekarang saya dikucilkan oleh orang kampung.tapi itu hanya untuk saya aja, tidak untuk orang tua dan anak saya. Tapi biar ajalah, enggak masalah itu. Saya tetap dengan pekerjaan Universitas Sumatera Utara 46 ini, karena saya pun perlu uang. Siapa yang mau kasih uang gratis? Enggak ada.kalo kawin laen lagi pun saya udah trauma. Teringat dengan akal mantan suami saya yang kurang ajar itu. Kalo saya cari kerja pun berapalah yang yang didapat, enggak cukup untuk biaya hidup saya dengan anak yang semata wayang.

5.2.2 Informan Utama II : Orang yang pernah dicambuk

Nama : SF Usia : 34 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pekerjaan : PNS Kab. Aceh Tamiang Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin 2 orang anak SF merupakan seorang laki-laki berumur 34 tahun yang telah menikah dan memiliki 2 orang anak. SF yang bekerja di salah satu kantor dinas di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis. Namun SF terlanjur melakukan hal yang dilarang oleh agama akibat suasana dan kesempatan yang mendukung. Berikut penuturannya : “Saya adalah seseorang yang termasuk orang yang taat akan perintah yang diatur dalam agama. Lagian saya sangat sayang dan cinta kepada anak dan isteri saya. Sebelumnya saya tidak pernah melakukan hal-hal yang sangat Universitas Sumatera Utara 47 dibenci oleh Allah SWT. Tapi saya telah tergoda dengan bujukan setan pada saat itu. Hal itu terjadi karena suasana dan kesempatan yang terbuka lebar buat saya pada waktu itu, sehingga terjadilah perbuatan yang tidak diinginkan.” SF berkenalan secara tidak sengaja dengan C di dalam bus dari Medan menuju Aceh. Awal perkenalan terjadi hal yang biasa saja. Kemudian mereka bertukaran nomor handphone dan PIN BBM dan kemudian pulang menuju arah masing-masing tujuan mereka di Langsa. Kemudian mereka sering bercengkerama melalui handphone baik melalui suara, SMS maupun melalui BBM. Pada suatu hari C mengajak bertemu di sebuah tempat pada sore hari untuk bercengkerama layaknya seorang teman, dan SF pun tidak menolaknya. Kemudian C menceritakan tentang kehidupan dirinya. Dan disinilah awal mula dari kejadian tersebut. Berikut penuturan SF : Pada suatu hari saya mau pulang dari Medan menuju Langsa dengan menggunakan bus angkutan. Kemudian pas udah naek bus, saya langsung cari tempat duduk yang udah disediain buat saya sesuai dengan nomer bangku yang ditulis di tiket bus. Pas udah dapatin bangku, saya langsung duduk, dan bersiap untuk tidur karena kecapean. Tiba-tiba datang seorang perempuan yang ternyata dia duduk di samping saya pada saat itu. Sekitar beberapa waktu kemudian kami terlibat dalam sebuah obrolan yang biasa- biasa aja tapi cukup enak buat menemani perjalanan kami. Pertama-tama saya gak open sama dia, tapi karena bosan dengan bus yang berjalan Universitas Sumatera Utara 48 lambat, saya coba menyapa dia dengan basa basi, terus kami ngobrol sepanjang jalan. Enggak ada yang istimewa dalam jumpa pertama itu, semuanya biasa aja. Terus kami tukaran nomor hape dan pin bbm. Terus pas sampe di Langsa kmi pun pulang menuju arah masing-masing. Abes tu, sehari – hari kami sering menyapa lewat sms ataupun bbm, dan ternyata dia anak yang enak buat ngobrol. Dan isteri saya pun enggak curiga, karena saya selalu menghapus obrolan atau sms dari dia. Terus pas suatu hari, dia ngajak saya untuk jumpa. Dia bilang enggak enak juga tiap hari cuma ngobrol lewat hape. Saya pikir iya jugak, ya udah akhernya kami ketemu di sebuah tempat yang kurang banyak diketahui orang. Tujuan dia untuk menghindari agar tidak ada orang yang melaporkan hal ini ke keluarga saya di rumah. Dia banyak menceritakan tentang hidupnya, namun pas sedang enak-enaknya kami ngobrol, enggak kerasa waktu udah larut malam dan ujan deras pulak. Kami terpaksa harus nunggu, tapi karena waktu udah bisa dikatakan pagi, dia enggak berani pulang, dan kemudian mengajak saya untuk menyewa sebuah tempat di sebuah penginapan sekaligus agar pas ujan udah abes, saya bisa langsung pulang. Dan saya pun entah kenapa mengiyakan. Dan ternyata tanpa saya sadari, inilah awal dari malapetaka itu. Pada saat SF dan C sedang berduaan dalam kamar pada sebuah tempat penginapan di Kota Langsa, mereka digerebek oleh beberapa pemuda, polisi, TNI, Universitas Sumatera Utara 49 Satpol PP dan anggota WH dari dinas syariat Islam. Mereka berdua terkejut. Karena tidak menyangka akan terjadi hal yang demikian. Berikut penuturan SF : Sungguh terkejut hati saya, karena tiba-tiba kamar digedor kuat dan terdengar teriakan keras dari luar kamar. Saya enggak berani bukain pintu, hati saya tiba-tiba jadi takut setengah mati, tapi kemudian pintu udah terbuka karena dibuka paksa, saya liat ada beberapa pemuda, polisi, TNI, Satpol PP dan anggota WH pada waktu itu dengan wajah marah. Beberapa pemuda langsung dekatin saya dan dikasih bogem mentah. Tapi untung segera distop sama polisi. Terus saya dan C yang dalam keadaan tertutup selimut digiring keluar kamar, terus dibawa pake mobil bak terbuka ke kantor dinas syariat Islam. Lalu kami di interogasi pada ruangan yang terpisah. Saya merasa malu tapi enggak tau tarok dimana mukak ini. Apalagi pas orang ni panggil geuchiek dan istri saya. Mukak ini makin malu aja, pas yang datang sama geuchiek ternyata isteri dan mertua saya. SF mengakui bahwa pada saat keluarga dan istrinya mengetahui bahwa S telah melanggar qanun syari’at Islam tentang khalwat mesum dan akan dicambuk, keluarga dan juga istrinya menjadi malu kepada tetangga segera menyuruh S bertaubat, namun sebelumnya istri S juga sempat ingin segera bercerai, karena S telah melakukan perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam. S mengatakan bahwa mengenai pelaksanaan hukuman cambuk sangat perlu ditambahkan lagi jumlah hukuman cambuk agar para pelaku yang telah melanggar qanun menjadi lebih jera dan diharapkan tidak mau mengulangi perbuatannya. Universitas Sumatera Utara 50 Isteri saya nangis-nangis dan mertua saya yang lakik nampar saya kuat kalipun. Isteri saya minta cere, tapi untung mertua saya walaupun marah masih mau menyuruh isteri saya untuk tenang dikit, dan menyerahkan semua keputusan sama WH. Saya ingat kali kejadian itu. Kemudian WH membawa kami ke kantor polisi untuk proses selanjutnya. Saya dan C terus dikurung disana. Dan sekitar beberapa minggu kami disidang dan karena tidak bisa dinikahkan dengan alasan karena saya telah menikah, lagian geuchiek, istri saya dan mertua saya tidak setuju, maka dari itu saya dan C harus di cambuk di lapangan merdeka. SF mengakui pernah menjalani hukuman cambuk di depan khalayak umum karena telah melanggar qanun no. 14 tahun 2003 tentang khalwat mesum. Pada saat dicambuk, SF mengakui merasakan sakit pada saat dicambuk dengan menggunakan sebilah rotan sebanyak 8 kali. SF juga mengatakan bahwa dirinya mendapatkan hak pengobatan dari petugas kesehatan yang telah disediakan pada saat di eksekusi. Untuk itu, maka SF menyatakan jera dan tidak mau mengulangi perbuatannya di kemudian hari, karena hal tersebut telah membuat rumah tangganya menjadi goyah. “Ya, saya pernah dicambuk di muka umum karena telah melanggar qanun syariat Islam nomornya saya lupa pokoknya tentang mesum. Pada saat proses pemeriksaan, saya hendak dinikahkan dengan perempuan yang sedang bersama pada saat itu, tapi karena saya sudah mempunyai anak istri, makanya enggak jadi. Dan isteripun enggak setuju kalau kami di Universitas Sumatera Utara 51 nikahkan, jadi ya terpaksa harus di cambuk. Seingat saya pas saat itu hari jum’at kalo enggak salah selesai shalat ashar, saya dengan beberapa terpidana lain dicambuk di depan umum sebanyak 8 kali, cambuknya pake rotan dan saya disuruh berdiri pada saat dicambuk. Ya sakitlah pas dicambuk itu, tapi saya jugak diobatin kayaknya pakek obat betadine gitu di badan belakang saya. Yang ngobatin kayaknya orang rumah sakit. Tapi itu cukup untuk pertama dan terakhir dalam idup saya, karena saya udah jera, saya enggak mau ngulanginnya lagi dan karena itu pun akibatnya rumah tanggapun sempat jadi kaco.” Setelah dilaksanakan hukuman cambuk yang diberikan kepada SF. Ia merasakan hukuman yang diterimanya tidak hanya sampai pada hukuman cambuk saja. Justru ia mendapatkan perlakuan yang berbeda dari seperti biasanya baik di dalam rumah tangga, keluarga, maupun pergaulan di lingkungan tempat ia tinggal. Berikut penuturan SF : Maken berat rupanya yang saya rasain akibat kelakuan saya. Setelah saya pulang ke rumah pas selesai semua proses hukuman saya jalani. Isteri saya selalu cemberut aja, tidak ceria, dan ngomong ke saya kalok ada perlunya aja. Dan dia lebih sering tidur di rumah orang tuanya. Kalok dia ngomong selalu emosi. Belum lagi ditambah lingkungan pergaulan saya di tempat saya tinggal, semua yang mengenal saya seolah menjauhi, dulu biasanya ada aja kawan yang datang ke rumah, ketawa-ketawa ataupun curhat, Universitas Sumatera Utara 52 sekarang kayaknya dah enggak ada lagi. Dulu ada aja yang negor kalo jumpa di jalan, tapi sekarang pun gak ada lagi. Pasca menjalani hukuman cambuk juga memberikan dampak negatif terhadap pandangan masyarakat kepada SF. Dia tidak lagi dipercaya untuk untuk membantu segala hal yang berkaitan dengan desa tempat ia tinggal, bahkan SF sempat diminta untuk oleh pemuda untuk segera keluar dari wilayah desa tempat SF tinggal karena dianggap telah menodai adat istiadat dan juga rasa kekeluargaan dengan masyarakat selama ini. Berikut penuturan SF : Tidak hanya mendapat perlakuan yang kurang baik di rumah tangga maupun keluarga. Saya juga merasakan hal yang serupa pada kehidupan di tengah masyarakat. Semuanya seolah-olah udah hilang, saya dianggap seperti orang asing di kampung ini. Dulu kalok ada apa-apa pasti saya dimintai pendapat, diminta membantu dalam menangani urusan pemuda, tapi sekarang...jangankan untuk datang bermaen ke rumah saya, negur pun enggak mau lagi, bahkan sempat pernah pemuda mengusir saya dari desa karena dianggap telah menodai adat istiadat orang Aceh, dianggap orang yang munafik, dan juga udah menodai rasa kekeluargaan selama ini dengan masyarakat sekitar. Tapi untung geuchiek mengambil tindakan bijaksana, kalok enggak mau tinggal dimana saya nanti, udah dibenci dalam keluarga makin ditambah dengan dibenci pulak di masyarakat. Saya sadar itu semua memang takdir saya karena kesalahan dunia dan akhirat yang udah saya buat. Universitas Sumatera Utara 53 Untuk mengembalikan kehidupannya ditengah keluarga dan masyarakat yang telah cacat, maka SF menempuh dengan cara bertaubat sepenuh hati, yaitu dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, lebih sering berzikir maupun mengabdikan diri di tengah masyarakat dengan cara melakukan segala sesuatu tanpa harus meminta bantuan mereka untuk memperhatikan lingkungan sekitar seperti membersihkan parit, membersihkan mesjid dengan menyapu lantai mesjid, dan juga mengikuti pengajian-pengajian baik di dalam maupun di luar desa. Berikut penuturan SF : Sedih rasanya dikucilkan dari kehidupan masyarakat, apalagi didalam keluarga, namun saya sekarang pasrah, dan sekarang saya bertobat untuk tidak mengulangi perbuatan itu. Pahit kali rasanya kalok dijauhi dari pergaulan. Atas inisiatif sendiri sekarang saya harus mengabdikan diri di tengah masyarakat, saya bersihkan parit parit di sekitar rumah saya, saya sapu lante mesjid, saya ikuti pengajian-pengajian yang diadakan baik di dalam maupun di luar gampong, serta sekarang saya lebih banyak berdiam diri di dalam mesjid di saat pulang kerja ataupun ketika sedang tidak bekerja. Semua itu saya buat supaya kesalahan saya dapat diampuni Allah SWT, dapat dimaafkan oleh teman teman, masyarakat sekitar, dan tentunya keluarga yang sangat saya cintai. Semoga kehadiran saya di tengah masyarakat dapat diterima kembali seperti biasanaya walaupun hal tersebut saya pikir sangat tidak mungkin, tapi saya bertekad untuk tetap melakukannya. Universitas Sumatera Utara 54

5.2.3 Informan Utama III: Orang yang pernah dicambuk

Nama : A Usia : 14 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pelajar Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Belum Kawin A merupakan seorang remaja laki – laki berumur 14 tahun. A merupakan seorang pelajar di sebuah SMP Negeri di Kota Langsa. A merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. A memiliki aktivitas sehari-hari layaknya remaja pada umumnya yakni bermain bersama teman-teman yang seumuran dengannya, belajar, mengaji, dan juga berpacaran. A tidak pernah menunjukkan sikap atau pun perbuatan yang sangat memalukan maupun mencoreng nama baik keluarganya. Namun selain memiliki hobi berolahraga dan mengikuti balapan liar, ternyata A mengakui memiliki hobi lain yakni menonton film porno ataupun mengkoleksi foto-foto porno yang ia dapatkan dengan mengakses dari handphone miliknya, dan terkadang ia dapatkan dengan cara bertukaran ataupun meminta pada teman sebayanya. Berikut penuturannya : Aku sekolah di SMP kelas 2 kak, nama SMP-nya aku enggak mau sebutin ya kak. Aku biasa maen sama kawan-kawan di warnet, tempat futsal, atau Universitas Sumatera Utara 55 kadang-kadang juga ikut bali balapan liar kak. Lumayanlah kalo menang, uangnya bisa aku tabung sebagaian dan traktirin pacar dan juga kawan- kawan aku kak. Tapi karena aku orangnya bangsa suka pengen tau, entah kenapa lama-lama aku jadi ketagihan liat yang bokep kak karena pernah diajarin sama kawan aku cara buka situsnya…tapi jangan bilang-bilang sama mamak aku ya kak. Dulu aku cuma bisa liat di hape kawan, tapi sekarang aku dah bisa liat di hape sendiri. Tapi ada juga yang aku minta atau tukaran sama kawan. Kadang-kadang ada juga yang aku jual sama kawan-kawan aku yang lebih tua dari aku. Akibat dari hobi yang menurutnya sangat tidak baik itu, A mengakui bahwa ia kemudian harus berhadapan dengan hukum syariat Islam, ketika pada saat itu A merasakan ada kesempatan yang terbuka lebar di depannya. Berikut penuturannya: Sebenarnya aku malu kak ceritain sama kakak, tapi aku percaya sama kakak karena ini enggak kakak sebar luaskan. Gini kak, kejadian yang memalukan itu terjadi pas waktu ada kejadian mesum di kampung ini. Pas waktu itu kami lagi ngumpul-ngumpul di tempat kawan, terus kami ada liat cowok yang enggak kami kenal masuk ke dalam rumah seorang cewek. Pertama-tama kami biarin aja, tapi lama-lama kami curiga, itu kan rumah kos, dan udah jam 11 malam pulak kok cowok itu belum pulang pulang. Iseng-iseng kami ngintip lah, rupanya orang tu lagi syor..ya udah kami gerebek lah rumah tu.. Nah disinilah bala itu mulai. Pas udah kami Universitas Sumatera Utara 56 gerebek, si cowok kami pisahkan dan kami bawak ke kamar mandi, dan si cewek tetap di kamar tidur. Terus kami bagi tugas, sebagian jaga dan interogasi si cowok, sedangkan aku dan 6 orang lagi bertugas jagain si cewek ini. Karena si cewek dalam keadaan bugil, akhirnya tanpa direncanakan kami bertujuh memperkosa cewek itu, pas udah siap baru kami panggil orang kampung. Ramelah pokoknya yang datang malam itu. Tiba-tiba datang WH dan bawa cewek cowok ni pake mobil pikap. Awalnya aku dan enam orang kawanku pikir cewek itu enggak akan ngadu sama WH karena udah kami kasih peringatan. Rupanya lain, tiba-tiba datang polisi dan WH nyari kami, kami semua terus ditangkap dan dibawak ke kantor WH dulu terus dikurung, baru siap itu kami di bawa ke kantor polisi dan juga dijeblosin dalam penjara. Aku takut kali. Sampe aku nangis pun, bapak bapak polisi dan WH enggak peduli. Mau mati aja rasanya aku kak karena Wh kemudian manggil orang tua aku dan kawan-kawan. Entah berapa hari, terus aku disidangkan tapi enggak di pengadilan tapi di di Mahkamah Syariah, dan aku dihukum dengan cara di cambuk, karena aku dianggap masih di bawah umur, sedangkan yang lainnya setelah menjalani hukuman cambuk, dikembalikan kepada polisi. Selebihnya aku enggak tau kak. A mengakui pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama dan juga peraturan yang dibuat oleh daerah. A merasakan sakit pada saat dicambuk. A juga mengatakan bahwa dirinya mendapatkan hak pengobatan dari petugas kesehatan yang telah disediakan pada Universitas Sumatera Utara 57 saat di eksekusi. Oleh karena telah mengalami hal tersebut, yakni merasakan sakit dan malu karena telah ditonton oleh masyarakat kota Langsa dan termasuk teman- temannya, maka A menyatakan jera serta tidak mau mengulangi perbuatannya di kemudian hari. Aku enggak mau ulangi perbuatan yang dulu itu, apalagi sampek di cambok di mukak orang banyak, dicambok itu saket kali kak, apalagi posisi aku disuruh berdiri pas dicambok, tapi aku ada diperiksa sama orang tu. Pokoknya aku jera, lillahi ta’ala gak mau lagi ulanginnya…teringat sama pesan bapak-bapak itu..dicambok di dunia itu enggak seberapa dibanding disiksa di neraka, aku jadi takut kak, aku tobat. A mengakui bahwa pada saat orang tua mengetahui dirinya telah melakuka kesalahan besar baik dunia maupun akhirat serta akan dicambuk karena telah melanggar qanun syariat Islam No. 14 tahun 2003 tentang perbuatan khalwat mesum, orang tua tidak tahu harus berbuat apa dan hanya pasrah saja, serta menyuruh A untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. A juga mengatakan bahwa dirinya kini menjadi lebih sadar diri, dan kini memilih untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Mengenai tanggapannya terhadap pelaksanaan hukuman cambuk, A menjawab semoga ini menjadi pelajaran berharga dan tidak di alami bagi manusia yang lain. “Saya Cuma bisa pasrah kak, semoga apa yang saya alami ini tidak menimpa warga kota Langsa lainnya dan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semuanya.” Universitas Sumatera Utara 58 Setelah menjalani beberapa proses hukum Islam hingga ke tahap hukuman cambuk, A merasakan bahwa dirinya kini dikucilkan oleh masyarakat, orang tua dari teman-temannya melarang untuk bergaul dengan A, bahkan di sekolah pun A harus menerima jadi bahan ejekan di dalam kelas. Berikut penuturan A : Pas udah semua aku jalani sampek ke hukuman cambuk, aku pikir semua selesai gitu aja. Ternyata enggak kak, setiap aku jalan aku harus nundukin mukak, ataupun menghindar dari orang kampung karena semuanya jauhin aku, aku enggak punya kawan. Satu kampung ini tau kalok aku jahat kali. Yang lebih parah lagi, setiap aku mendatangi rumah kawan pun aku diusir dan dilarang bekawan sama anak mereka. Disekolah pun kek gitu, aku cuma jadi bahan ejekan, enggak tau aku mau kemana. Minta pindah sekolah pun enggak dikasih orang tua. Aku enggak punya kawan lagi. Rasanya hampa kali kak hidup ini. Akhirnya aku pergi ke kantor WH untuk mengadu, sampe disana aku udah siap kalok nanti jadi bahan ejekan lagi. Tapi rupanya enggak. Aku dikasih nasehat sama beberapa orang WH, termasuk Danton-nya. Aku disuruh tobat, dan berserah diri sama Allah, dan semenjak itu aku enggak peduli lagi sama kawan-kawan aku, aku sekarang sibuk dengan urusan akhirat aja kak. Aku percaya kalok Allah hanya tempat mengadu yang paling tepat. Dan alhamdulillah, setelah beberapa bulan, nilai ku di sekolah bertambah baik, dan sekarang aku punya banyak kawan lagi, tapi beda dengan yang dulu, kalo sekarang aku lebih milih kawan- kawan yang baik – baik aja. Universitas Sumatera Utara 59

5.2.4 Informan Kunci I : Petugas Hukum

Nama : M Usia : 30 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Danton WH Dinas Syariat Islam Kota Langsa Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin M merupakan seorang laki-laki berumur 30 tahun yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Syariat Islam Kota Langsa dengan jabatan sebagai Danton WH. Mengenai pelaksanaan hukuman cambuk di Kota Langsa, menurutnya telah dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. M juga menyebutkan bahwa pada tahun 2015 terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2014, semoga di tahun 2016 semakin menurun. Berikut penuturannya : Qanun syariat Islam di Kota Langsa khususnya tentang hukuman cambuk bagi pelaku khalwat telah di implementasikan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah Aceh. Memang terjadi peningkatan pelanggaran kasus khalwat pada tahun 2015 bila dibandingkan dengan tahun 2014. Namun di tahun 2016 ini kami berharap semoga angka tersebut semakin menurun, dengan demikian masyarakat telah semakin sadar dan patuh terhadap hukum Islam. Universitas Sumatera Utara 60 M mengatakan bahwa menurutnya, memang ada dalam pasal 22 tersebut mengenai denda pada Qanun No. 14 Tahun 2003 tentang pelaksanaan ‘uqubat, tapi tidak pernah diterapkan mengenai denda bagi pelanggar kasus khalwat mesum. Berikut penuturannya : Memang benar dalam pasal 22 Qanun Nomor 14 tahun 2003 bagi pelaku khalwat diberikan sanksi hukuman cambuk paling rendah sebanyak 3 kali dan paling banyak 9 kali dan disebutkan juga tentang denda paling sedikit sebanyak dua juta lima ratus ribu rupiah, dan paling banyak sepuluh juta rupish. Namun sampai sekarang, kami belum pernah menerapkan mengenai denda sebagai pengganti atau penyerta dalam pelaksanaan hukuman cambuk bagi si pelaku. Mengenai adanya stigma masyarakat tentang hukuman cambuk yang hanya diberlakukan pada masyarakat lemah, M mengatakan bahwa itu tidak benar, jika semua terbukti maka tetap akan di cambuk atau dinikahkan bila layak. Berikut penuturannya : Begini dek, sah-sah aja masyarakat mengeluarkan pendapat yang demikian, tapi sejauh ini menurut saya itu tidak benar, semua pelaku khalwat bila terbukti ketika di sidik tetap akan di cambuk atau di nikahkan bila layak dengan aturan tertentu dan persetujuan dari kedua pihak. M mengatakan bahwa berdasarkan informasi masyarakat, WH akan melakukan koordinasi internal terlebih dahulu baru kemudian melakukan Universitas Sumatera Utara 61 pemeriksaan di lapangan, apabila kedapatan maka mereka akan ditangkap dan dibawa beserta alat bukti pendukung dan menyerahkannya kepada penyidik yaitu pihak kepolisian. M mengatakan bahwa Para pelaku akan ditahan maksimal 21 hari selanjutnya diserahkan ke jaksa bila telah cukup bukti beserta pelakunya. Kemudian pelaku diserahkan kepada mahkamah syariah dan tetap ditahan, baru kemudian disidangkan. Dalam hal ini, dinas syariat Islam dihadirkan sebagai saksi. Bila telah diputuskan oleh mahkamah syariah baru dilakukan hukuman cambuk. “Begitu mendapatkan informasi dari masyarakat tentang adanya pelanggaran qanun khalwat, maka kami melakukan koordinasi internal terlebih dahulu baru kemudian kami check ke lapangan, apabila kedapatan maka kami akan menangkap dan membawa pelaku plus barang bukti pendukung dan menyerahkannya kepada penyidik yaitu pihak kepolisian, selanjutnya dalam tahap penyidikan para pelaku akan ditahan maksimal 21 hari lalu diserahkan ke jaksa bila telah cukup bukti beserta pelakunya. Setelah selesai urusan di kejaksaan negeri kemudian pelaku diserahkan kepada mahkamah syariah dan tetap ditahan, baru kemudian disidangkan. Dalam hal ini, pada saat persidangan dinas syariat Islam khususnya WH dihadirkan sebagai saksi. Bila telah diputuskan oleh mahkamah syariah termasuk putusan jumlah hukuman cambuk yang harus diberikan, baru dilakukan hukuman cambuk terhadap mereka para pelaku.” Universitas Sumatera Utara 62 M mengatakan bahwa tidak ada jaminan pelaku pelanggar khalwat tidak mengulangi perbuatannya, bila ada atau diulangi pada perbuatan yang sama maka akan dicambuk lagi. Sesuai dengan data yang ada pada kami, sejauh ini belum ada yang pernah mengulangi perbuatannya dan dicambuk kembali. Kita telah memberikan peringatan kepada mereka yang telah dicambuk untuk tidak mengulangi perbuatannya, bila ada yang kedapatan atau tertangkap kembali maka akan dicambuk dengan jumlah yang semakin banyak. Memang tidak ada jaminan bagi mereka untuk tidak mengulangi perbuatannya, semuanya itu lillahi ta’ala, itu urusan dia dengan Yang Maha Kuasa. Mengenai dampak hukuman cambuk bagi pelanggar hukum Syariat Islam khususnya mengenai khalwat mesum, M mengatakan bahwa masyarakat menjadi lebih menjaga lingkungannya dari perbuatan yang tidak baik dan selalu memberikan informasi terkait bila terjadi hal - hal yang dilarang dalam agama maupun aturan hukum. Dengan adanya pelaksanaan hukuman cambuk bagi para pelanggar qanun syariat Islam khususnya tentang khalwat, kini masyarakat menjadi lebih waspada dalam menjaga lingkungannya dari perbuatan yang tidak baik. Masyarakat kini lebih banyak dan selalu memberikan informasi emngenai adanya dugaan praktek mesum yang dilarang dalam agama maupun aturan hukum. Universitas Sumatera Utara 63

5.2.5 Informan Kunci II : Petugas Hukum

Nama : F Usia : 52 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Sekretaris Dinas Syariat Islam Kota Langsa Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin F merupakan seorang perempuan berumur 52 tahun yang menggunakan cadar penutup muka dalam kehidupan sehari-harinya. F bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Syariat Islam dengan jabatan sebagai sekretaris Dinas Syariat Islam Kota Langsa. Mengenai pelaksanaan hukuman cambuk di Kota Langsa khususnya bagi pelaku khalwat mesum, F mengatakan bahwa implementasi qanun syariat Islam telah dilakukan berdasarkan aturan yang tertuang dalam qanun tersebut. Berikut penuturannya : “Qanun Aceh no. 14 tahun 2003 telah menentukan tentang pelaksanaan hukum cambuk, mulai dari ukuran rotan, cara mencambuk, termasuk juga faktor rasa kemanusiaan seperti sebelum dicambuk, maka si pelanggar diperiksa kesehatannya terlebih dahulu, kemudian bagi pelanggar ketika dicambuk telah mengeluarkan darah, maka hukuman cambuk harus segera dihentikan, dan masih banyak lagi. Dan itu membuktikan bahwa kita telah Universitas Sumatera Utara 64 mengimplementasikan hukuman cambuk telah dilakukan berdasarkan aturan yang tertuang dalam qanun tersbut tentang khalwat. Mengenai Denda yang tertera Pada Qanun No. 14 Tahun 2003 Pasal 22 Tentang Pelaksanaan ‘Uqubat, F mengatakan bahwa menurutnya, Tidak ada pelaku khalwat yang dikenakan denda, semuanya diberikan hukuman cambuk, kecuali bagi mereka yang dinikahkan, namun tetap tidak diberikan denda. Berikut penuturannya : Sampai sejauh ini menurut saya tidak ada pelaku khalwat di Kota Langsa yang dikenakan denda sebagai pengganti hukuman cambuk, semuanya kami cambuk bila terbukti dan telah diputuskan oleh mahkamah syariah, kecuali bagi mereka yang telah dinikahkan dengan ketentuan dan aturan tertentu. Dengan adanya stigma masyarakat tentang hukuman cambuk yang hanya diberlakukan pada masyarakat lemah khususnya di Kota Langsa, F mengatakan bahwa menurutnya terserah masyarakat mau bilang apa, bila pelaku terbukti melanggar qanun tentang khalwat mesum maka tetap akan dicambuk. Terserah masyarakat mau bilang apa, mereka bebas berpendapat kok, yang jelas kami tetap melaksanakan tugas kami sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, nah bila si pelaku kita tangkap dengan dugaan khalwat lalu diproses dan kemudian terbukti dan diputuskan oleh mahkamah syariah, ya akhirnya tetap kita cambuk juga toh? Universitas Sumatera Utara 65 F mengatakan bahwa Dinas syariat Islam dalam hal ini Wilayatul Hisbah WH sebagai petugas lapangan menangkap pelaku berdasarkan informasi masyarakat ataupun tertangkap tangan ketika petugas melakukan razia di sejumlah tempat. Selanjutnya pelaku beserta alat bukti diserahkan kepada pihak kepolisian setempat untuk diperiksa, lalu setelah itu baru di bawa ke kejaksaan negeri dan selanjutnya ke mahkamah syariah sebagai tempat persidangan. Setelah diputuskan baru dilakukan eksekusi hukuman cambuk. Berikut penuturannya : WH sebagai petugas operasional lapangan menangkap pelaku di tempat kejadian perkara berdasarkan informasi masyarakat yang disampaikan kepada kami atapun juga ketika tertangkap tangan oleh petugas sedang melakukan razia di sejumlah tempat, setelah ditangkap mereka kami gelandang ke mapolres Langsa untuk disidik oleh penyidik, beberapa hari kemudian setelah bukti cukup kuat, maka mereka dilimpakan ke kejaksaan negeri Kota Langsa, baru setelahnya ke mahkamah syariah untuk disidangkan, setelah mendapatkan putusan baru mereka dicambuk pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh hakim. F mengatakan bahwa tidak ada jaminan pelaku pelanggar khalwat tidak mengulangi perbuatannya, mereka tetap akan dicambuk kembali di muka umum bila mengulangi perbuatannya. Mengenai jaminan mereka tidak mengulangi perbuatannya, saya rasa tidak ada, tapi mereka yang pernah di cambuk namun mengulangi perbuatannya Universitas Sumatera Utara 66 di kemudian hari dan tertangkap lagi, maka kami akan mencambuknya kembali di muka umum. F mengatakan bahwa dengan adanya pemberlakuan hukuman cambuk bagi masyarakat Kota Langsa memberikan dampak yang positif, dan masyarakat lebih bertindak hati-hati dan selalu waspada dengan keadaan sekitarnya. Berikut penuturannya : Warga masyarakat kini lebih bertindak hati-hati dan selalu waspada dengan keadaan sekitarnya, dalam artian mereka akan mengambil tindakan tegas bila kedapatan seseorang sedang berduaan dengan pasangan yang bukan muhrimnya, bahkan tidak jarang warga mengambil tindakan main hakim sendiri. Kemudian pasangan tersebut dimandikan terkadang dengan air parit ataupun dengan air bersih, lalu dibawa ke meunasah, baru kemudian warga menghubungi WH.

5.2.6 Informan Kunci III : Petugas Hukum

Nama : R Usia : 32 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Kota Langsa Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin Universitas Sumatera Utara 67 R merupakan seorang laki - laki berumur 32 tahun yang bekerja sebagai Kasi Pidum di Kejaksaan Negeri Kota Langsa. R mengatakan bahwa implementasi qanun syariat Islam telah dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku dalam qanun sesuai dengan tupoksi dan ruang lingkup kerja masing- masing. Berikut penuturannya : Qanun syariat Islam telah dilakukan berdasarkan dengan aturan yang berlaku sesuai dengan tupoksi dan ruang lingkup kerja masing-masing tapi seluruhnya saling berkaitan, misalnya WH melaksanakan operasional lapangan, kemudian di sidik oleh kepolisian sebagai penyidik, dan jaksa sebagai penuntut umum yang bertugas membuat dakwaan berdasarkan ketentuan sanksi dalam qanun khlawat, kemudian baru dilimpahkan ke mahkamah syari’ah sebagai penentu keputusandalam hal ini adalah hakim yang memutuskan jumlah hukuman cambuk dan penentuan hari eksekusi hukuman bagi pelaku. R mengatakan bahwa menurutnya, Sejauh ini, belum ada pelaku khalwat mesum yang dikenakan denda, semuanya dikenakan hukuman cambuk, kalaupun tidak ada yang dicambuk itupun karena mereka telah dinikahkan. Berikut penuturannya : Setahu saya semua pelanggar bila telah diputuskan oleh hakim di Mahkamah Syariah untuk dicambuk dengn jumlah tertentu, ya tetap di cambuk, tidak pernah ada kedapatan pelanggar membayar uang denda kemudian cambuknya di batalkan. Kalaupun ada yang tidak dicambuk, Universitas Sumatera Utara 68 itupun karena telah dinikahkan dengan syarat tertentu, jadi tidak semuanya bisa dinikahkan begitu aja. Mengenai adanya stigma masyarakat tentang hukuman cambuk yang hanya diberlakukan pada masyarakat lemah, R mengatakan bahwa mengenai hal ini peneliti dipersilahkan untuk menanyakan kembali pada dinas syariat Islam. Berikut penuturannya : Kalau tentang ini, saya tidak paham. Jadi coba anda tanyakan kembali pada dinas syariat Islam. R mengatakan bahwa kejaksaan negeri Kota Langsa dalam hal ini sebagai jaksa penuntut, menerima dari pihak kepolisian selaku penyidik yakni pelaku dan alat bukti beserta saksi-saksi sebagai bahan yang cukup untuk disidangkan, bila tidak lengkap maka akan kami kembalikan kepada pihak kepolisian untuk dilengkapi, dan bila telah lengkap maka kami akan melanjutkan ke mahkamah syariah untuk disidangkan. Berikut penuturannya : Kami selaku jaksa penuntut di Kantor Kejaksaan Negeri Kota Langsa dalam hal ini menerima pelaku beserta bukti pendukung dari Polres Kota Langsa selaku penyidik, bila bukti tidak lengkap maka kami akan mengembalikan berkas untuk dilengkapi kembali oleh pihak kepolisian, bila telah lengkap maka akan kami proses untuk kemudian dilanjutkan ke Mahkamah Syariah Kota Langsa untuk disidangkan. Universitas Sumatera Utara 69 R mengatakan bahwa tidak ada jaminan pelaku pelanggar khalwat tidak mengulangi perbuatannya, semuanya tergantung pada kesadaran diri masing- masing. Berikut penuturannya : “Tidak ada jaminan khusus mengenai mereka untuk tidak mengulangi perbuatannya, namun bila kembali tertangkap oleh WH, maka kami selaku jaksa akan memberikan tuntutan yang tinggi dari sebelumnya. R mengatakan bahwa masyarakat menjadi lebih taat hukum khususnya hukum Islam, walaupun masih terdapat 1-2 orang yang masih melakukan pelanggaran. Berikut penuturannya : Dengan adanya atura tentang hukuman cambuk bagi mereka yang melanggar qanun tentang khalwat, masyarakat menjadi lebih taat kepada hukum khususnya hukum Islam, walaupun diantara masyarakat tersebut masih terdapat 1-2 orang melakukan pelanggaran khalwat atau mesum.

5.2.7 Informan Tambahan I : Orang tua dari Informan Utama A

Nama : SY Usia : 54 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin Universitas Sumatera Utara 70 SY adalah seorang perempuan yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang berumur 54 tahun. SY adalah orang tua dari informan utama III yakni berinisal A. Dahulu tanggungan SY adalah tiga orang anak, dan A merupakan anak terakhir. Hingga saat ini SY masih memiliki suami yang pekerjaannya adalah wiraswasta. SY mengakui bahwa anggota keluarganya yaitu A yang merupakan anak kandungnya pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama dan juga peraturan yang dibuat oleh daerah. Akibat perbuatan A, maka SY mengatakan sangat memalukan dan mencoreng nama keluarga. SY juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui mengenai hal pengobatan setelah di cambuk, tapi menurut keterangan anaknya bahwa A mendapatkan pengobatan setelah menjalani hukuman cambuk. SY mengatakan bahwa setelah menjalani proses hukuman cambuk, A kini telah bertobat dan jera atas perbuatan yang telah dilakukannya.Berikut penuturannya : Anak kandung saya A memang pernah di cambuk di lapangan merdeka Langsa, dia dicambuk lantaran telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan juga melanggar aturan yang dibuat oleh daerah. Mengenai perbuatan yang dilakukan enggak usah saya sebutkan ya? Karena saya sangat malu dengan apa yang telah diperbuat A, dan itu juga udah mencoreng nama baik keluarga kami. Tapi mau bilang apa, nasib udah jadi bubur, saya pukul sampek matipun enggak akan menyelesaikan masalah, semuanya terserah sama syariat Islam, karena saya pikir itu akan menjadi pelajaran yang berharga buat A. masih lumayan dia dicambuk, lantas kalo Universitas Sumatera Utara 71 di akhirat nanti mau minta tolong sama siapa?untuk itu saya suruh A supaya taubat nasuha, dan sekarang dia benar-benar kembali ke jalanNya. Mengenai pengobatan pas udah siap di cambuk saya tidak mngerti, tapi anak saya pernah bilang dia mendapatkan pengobatan walau hanya ala kadarnya. SY mengatakan bahwa dengan adanya pelaksanaan hukuman cambuk bagi pelanggar qanun khususnya tentang khalwat mesum memberikan dampak positif bagi anggota keluarganya yaitu A.SY mengakui bahwa A kini menjadi lebih taat beribadah, walaupun dalam kehidupan sehari – hari dikucilkan dalam pergaulan di masyarakat, namun SY meyakini bahwa hal tersebut akan hilang dan secara berangsur-angsur A akan kembali diterima di masyarakat seperti sediakala. Berikut penuturannya : “Hukuman cambok yang diberikan buat anak saya A memberikan dampak positif baginya. Pas udah saya suruh taubat nasuha, dia sekarang udah rajin sembahyang, walaupun pernah dikucilkan dari kawan kawannya dia tetap rajin sembahyang dan ngaji, dulu dia pernah ngeluh sama saya karena kawan kawannya jauhin dia, tapi saya cuma bisa bilang sabar dan itu nanti lama lama pasti balek kayak biasa lagi. Dan ternyata sekarng omongan saya tu terbukti. Universitas Sumatera Utara 72 SY mengatakan bahwa ia sangat setuju dengan adanya pelaksanaan hukuman cambuk bagi anaknya yaitu A yang merupakan pelanggar qanun khususnya tentang khalwat mesum. SY mengatakan bahwa dirinya juga selalu melarang A sejak kecil untuk menjauhi perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT, bahkan SY menyatakan bila perlu ditambahkan lagi hukuman cambuknya agar menjadi sebuah pelajaran berharga dan pelaku enggan untuk melakukannya kembali. Berikut penuturannya : “Saya setuju kali dengan adanya hukom cambok terutama buat anak saya. Sejak kecil dia udah saya ajarin untuk menjauhi sesuatu yang dibenci sama Allah SWT. Kalo perlu ditambahkan lagi jumlah hukuman camboknya supaya bisa jadi pelajaran berharga bagi semua, dan tentu pelakunya juga takut untuk buat kayak gitu lagi.” SY mengatakan bahwa dirinya sangat berharap agar qanun syariat Islam semakin tegas dalam memberikan hukuman bagi pelanggar khususnya tentang khalwat mesum. Berikut penuturannya : “Harapan saya semoga qanun syariat Islam makin tegas dalam memberikan hukuman bagi pelaku mesum.”

5.2.8 Informan Tambahan II : Orang tua dari Informan Utama C

Nama : CH Usia : 57 tahun Universitas Sumatera Utara 73 Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Pedagang Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin CH yang merupakan orang tua C. Diketahui bahwa CH kini telah berusia 57 tahun, pekerjaan SY adalah pedagang kecil yang juga sebagai Ibu rumah tangga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari CH masih memiliki suami yang pekerjaannya adalah nelayan. CH mengakui bahwa anggota keluarganya yaitu C yang merupakan anak kandungnya pernah di cambuk dimuka umum karena telah melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama. Akibat perbuatan C maka CH mengatakan sangat malu kepada tetangga dan lingkungan sekitar. SY juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah C mendapatkan pengobatan setelah dicambuk dan CH tidak peduli karena C merupakan anak yang pembangkang. Kemudian CH mengatakan bahwa setelah menjalani proses hukuman cambuk, C sepertinya tidak jera atas perbuatan yang telah dilakukannya.Berikut penuturannya : “Anak saya C adalah anak yang suka membangkang, pas saya tau dia ditangkap oleh WH dan mau di cambuk, karena udah melakukan perbuatan yang enggak baik, memalukan, dan menjijikkan. Saya tidak peduli tapi saya malu sama tetangga dan orang kampung, biar aja dia di cambuk. Kalo Universitas Sumatera Utara 74 tentang pengobatan saya enggak tau dan saya enggak peduli sama dia yang udah durhaka sama saya.” CH mengakui bahwa pelaksanaan hukuman cambuk memberikan dampak negatif kepada anaknya yaitu C, bahkan perilaku C tidak berubah, makin sering tidak pulang ke rumah, sementara anak dari C dititipkan pada CH.Kemudian CH juga mengakui bahwa kini C dikucilkan dari pergaulan di masyarakat yang disebabkan karena disamping itu C tidak pernah mau bergaul dengan warga di lingkungan tempat ia C tinggal. Berikut penuturannya : “Yang saya liat pada anak saya C setelah dicambuk tidak meberikan dampak positif dikitpun, bahkan mskin merajalela, dia makin sering enggak pulang ke rumah, kalo pun pulang pagi, terus malamnya dia pigi lagi entah sama siapa siapa aja. Sementara anaknya C selalu dia titipkan sama saya. C sekarang dikucilkan dari pergaulan, ya itu salahnya sendiri, karena dia enggak pernah bergaul ama orang kampung.” CH juga sangat menyetujui dengan adanya hukuman cambuk, agar dia menjadi malu dan segera bertobat untuk tidak mengulangi perbuatannya kelak, dan semoga ini tidak terjadi pada anaknya C bila besar nanti. Berikut penuturannya : “Saya sangat setuju dan mendukung hukom cambok itu, supaya orang yang di cambok itu jadi malu dan cepat cepat tobat dan enggak mau mengulangi Universitas Sumatera Utara 75 lagi. Semoga aja ini tidak terjadi pada cucu saya yitu anaknya C. Naudzubillahi min dzalik. CH lebih menyukai bila pelaku khalwat mesum tidak sekedar di cambuk bila perlu di rajam sekalian, agar dapat menjadi contoh dan memberikan efek jera yang lebih maksimal. Berikut penuturannya : “Sebenenarmya udah cukup paten adanya hukom cambok itu, tapi khusus buat mereka yang telah melanggar tentang khalwat mesum atau zina hukumannya jangan cuma di cambok, tapi dirajam sekalian, agar dapat menjadi pelajaran dan betol betol buat jera si pelakunya.”

5.2.9 Informan Tambahan III : Geuchiek Kepala Desa

Nama : MY Usia : 48 tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Pekerjaan : Geuchiek Kepala Desa Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin MY yang merupakan tokoh masyarakat mempunyai pekerjaan sebagai geuchiek kepala desa di desa Sungai Pauh Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. MY kini telah berusia 48 tahun. MY mengakui bahwa memang ada Universitas Sumatera Utara 76 warganya yang tertangkap dan pernah menjalani hukuman cambuk di depan khalayak umum karena telah melanggar qanun tentang khalwat mesum. MY juga mengatakan bahwa dirinya sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini, walau sebenarnya harus menyembunyikan perasaan malu karena warganya ditangkap warga dan WH karena kedapatan mesum. MY juga mengatakan bahwa warganya yang dicambuk mendapatkan pengobatan dari petugas kesehatan yang telah disediakan pada saat di eksekusi. Mengenai efek jera, MY menyatakan bahwa tidak semua warganya jera setelah menjalani hukuman cambuk. Berikut penuturannya : “Awalnya saya tidak tau, kalo ada warga saya yang tertangkap karena melakukan perbuatan mesum atau zina, bahkan ada pulak yang tertangkap karena sedang maen judi. tapi setelah ditelepon sama WH untuk datang ke kantor, saya tekejot dan cepat-cepat kesana untuk memastikan betol apa enggak. Rupanya betol. Saya udah terbiasa hadapin kasus seperti ini. Walau ada rasa malu karena ada warga saya yang di tangkap tapi harus saya sembunyiin. Karena sejak awal udah saya kasih tau jangan pernah buat yang enggak enggak di kampung ini. Yang saya liat pas waktu selesai dicambok, orang ni ada dicek kesehatannya dan dikasih obat kalo ada luka, tapi sayangnya enggak semua warga saya yang udah pernah di cambok jadi jera. Tapi udah saya kasih peringatan, kalo sekali lagi dia buat mesum di kampung ini akan saya usir dia keluar dari kampung biar dia tinggal di kampung laen. Karena saya enggak mau kena imbas dosa dari mereka yang masih tinggal disini.” Universitas Sumatera Utara 77 MY mengakui bahwa dengan adanya pelaksanaan hukuman cambuk bagi pelanggar qanun khususnya tentang khalwat mesum memberikan dampak positif dan negatif bagi warganya, tergantung dari kesadaran dari mereka, ada yang insaf serta jera dan kembali ke jalan yang benar serta menjadi lebih taat beribadah, bahkan diduga masih ada pula warganya yang tetap seperti semula. MY mengatakan bahwa warganya yang pernah menjalani hukuman cambuk rata-rata dikucilkan dalam pergaulan di masyarakat namun kembali diterima dilingkungannya secara perlahan. Berikut penuturannya : “Mengenai dampak dari hukuman cambuk, saya rasa ada dampak positif dan ada juga dampak negatifnya. Ada warga pas udah dicambuk jadi taat beribadah dan kembali ke jalan yang benar. Dan da pula yang berdampak negtif karena saya duga masih ada warga saya yang masih tetap kayak semula akal dan kelakuannya. Mereka pernah dikucilkan dalam pergaulan di masyarakat, tapi pelan pelan warga disini kembali menerimanya, tapi kalo dia ulangi lagi, kita usir dia dari sini.” MY mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung dan setuju sekali dengan diberlakukannya hukuman cambuk, jadi masyarakat menjadi lebih teratur dan jera untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Berikut penuturannya : “Saya selaku bagian dari pemerintah sangat mendukung pemberlakuan hukman cambuk, dengan demikian dapat menciptakan keteraturan dalam kehidupan masyarakat. Dan pastinya si pelaku juga jadi malas untuk melakukan perbuatan yang jelas jelas dilarang sama agama.” Universitas Sumatera Utara 78 MY mengatakan bahwa qanun syariat Islam diharapkan akan semakin membawa masyarakat ke dalam tatanan hidup yang lebih baik dan menyadarkan mereka untuk menjauhi segala perbuatan yang telah dilarang. Berikut penuturannya : “Qanun tentang khalwat itu sudah cukup baik dan positif tujuannya, tapi saya rasa pun perlu sedikit pembenahan di beberapa bagian agar semakin membawa masyarakat ke dalam tatanan hidup yang lebih baik dan jugak supaya masyarakat semakin sadar untuk mengingatkan baik dirinya maupun anggota keluarganya supaya menghindari dan menjauhi segala yang dilarang olehNya.”

5.2.10 Informan Tambahan IV : Masyarakat Pemerhati Syariat Islam

Nama : FK Usia : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Pekerjaan : Wiraswasta Pemerhati Syariat Islam Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin FK merupakan seorang laki - laki berusia 40 tahun yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, namun FK mengakui bahwa dirinya selain sebagai anggota masyarakat, ia juga merupakan pemerhati pelaksanaan syariat Islam di Kota Langsa. FK menjelaskan bahwa memang benar di Kota Langsa diberlakukan Universitas Sumatera Utara 79 sanksi hukuman cambuk bagi pelanggar qanun tertentu dalam syariat Islam khususnya tentang khalwat mesum. Berikut penuturannya : Memang benar di Kota Langsa telah berlaku hukuman cambuk bagi pelanggar qanun tentang khalwat mesum, minuman keras mabuk, dan perjudian. Kota Langsa juga merupakan salah satu dari emat kabupaten kota di Propinsi Aceh yang menerapkan hukuman cambuk. FK menyebutkan bahwa dirinya sangat menyetujui adanya sanksi hukuman cambuk bagi pelanggar qanun syariat Islam khususnya tentang khalwat mesum. Berikut penuturannya : Saya sangat menyetujui adanya pemberlakuan sanksi hukuman cambuk apalagi pada orang – orang yang telah melakukan khalwat mesum, zina, karena itu merupakan perbuatan yang memalukan dan sangat dilarang dalam agama kita. Pelaksanaan hukuman cambuk merupakan langkah maju dalam rangka kongkretisasi penerapan syariat Islam yang telah lama diperjuangkan oleh masyarakat Aceh. Aceh ini kan identik dengan agama Islam, jadi sangat tabu dengan urusan yang satu ini, kalau hanya diberikan berupa teguran atau sosialisasi aja, maka saya rasa itu tidak akan efektif dan memberikan efek jera bagi para pelanggarnya, jadi dengan adanya hukuman cambuk maka diharapkan akan memberikan dampak yang positif dalam kehidupan masyarakat. Bahkan sejak jaman Sultan Iskandar Muda pun telah memberlakukan hukuman bagi Meurah Pupok yang merupakan anaknya karena telah berzina. Universitas Sumatera Utara 80 FK menyebutkan bahwa hukuman cambuk bagi pelanggar qanun syariat Islam khususnya tentang khalwat mesum telah dilakukan berdasarkan aturan dan ketentuan yang tertuang pada qanun No. 14 tahun 2003, namun FK menyebutkan bahwa penerapan qanun syariat Islam di Kota Langsa masih belum efektif. Berikut penuturannya : Menurut saya, pelaksanaan hukuman cambuk telah dilakukan menurut aturan dan ketentuan yang tertuang pada qanun No. 14 tahun 2003, baik itu mengenai tata cara mencambuk, ukuran rotan, dan lain sebagainya. Namun dari segi penerapan qanun syariat Islam di Kota Langsa masih belum efektif karena dinas syariat Islam dan Wilayatul Hisbah masih memberikan kesan yang tidak baik bagi masyarakat yakni dengan adanya kesan tebang pilih dalam menegakkan syariat Islam. Contohnya di tahun 2015, kasus mesum ajudan walikota Langsa yang tidak pernah ada kejelasan hingga kini. Padahal telah jelas melanggar banyak pasal yang tertera dalam qanun No. 14 tahun 2003 tentang khalwat. Kemudian tentang cara berpakaian bagi wanita dilarang berpakaian ketat, tapi kita lihat sendiri masih ada wanita yang berada di ruang lingkup dinas syariat Islam menggunakan seragam ketat ketika bekerja, dan ini mencontohkan hal yang tidak baik, yang bisa menimbulkan stigma negatif dikalangan masyarakat terutama masyarakat lemah. Mengenai dampak hukuman cambuk bagi para pelanggar qanun, FK menjelaskan bahwa dengan adanya pemberlakuan hukuman cambuk bagi para Universitas Sumatera Utara 81 pelanggarnya dapat memberikan efek tersendiri bagi mereka, yang menimbulkan rasa malu, takut dan kemudian diharapkan mereka jera dan tidak mau lagi mengulangi perbuatannya. Berikut penuturannya : Menurut pendapat saya, dengan adanya pemberlakuan hukuman cambuk bagi para pelanggar qanun khalwat dapat memberikan efek tersendiri bagi mereka, mereka bisa jadi malu, mau liat mukak kita aja malu padahal kita mau menegurnya, kemudian rasa takut walaupun tidak pernah dia tampakkan, yang nantinya akan memberikan efek jera bagi meraka untuk tidak mengulangi perbuatan yang pernah dilakukan. Masih mending di dunia cuma dicambuk pake rotan, kalo di neraka nanti gimana?

5.2.11 Informan Tambahan V : Tokoh Agama

Nama : AM Usia : 53 tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Pekerjaan : Ustadz Alamat : Langsa Agama : Islam Status Pernikahan : Kawin AM merupakan seorang laki - laki berusia 53 tahun yang memiliki pekerjaan sebagai ustadz di beberapa tempat pengajian dan di salah satu pesantren di Kota Langsa. AM menyebutkan bahwa dirinya sangat menyetujui dengan Universitas Sumatera Utara 82 adanya pemberlakuan sanksi hukuman cambuk bagi pelanggar qanun khususnya tentang khalwat mesum. Berikut penuturannya : Saya sangat menyetujui dengan adanya qanun yang diterbitkan oleh pemerintah Aceh mengenai sanksi hukuman cambuk. Jangankan hukuman cambuk, hukuman rajam pun saya sangat setuju, karena hal tersebut dapat mengurangi angka kejahatan dan kebatilan yang terus merebak di akhir jaman ini. Padahal Allah SWT telah berfirman, dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. tapi apa mau dikata, perkembangan zaman dan teknologi telah merusak akhlak manusia sekarang ini. Adek sendiri tau kan kalo zina itu dosanya sangat besar. Khalwat dalam hal ini juga perlu diberikan sanksi tegas karena dapat menjurus ke arah perbuatan zina. Anak muda sekarang kalok naek kereta berboncengan bagaikan pasangan suami isteri, nempel kayak prangko, kalok kita ingatkan mereka marah dan ngatain kita kayak enggak pernah muda aja. Terus sering duduk berduaan di tempat yang sepi dan akhirnya pasti menjurus melakukan perbuatan zina. Dan seharusnya mereka itu pantas di cambuk atau perlu dirajam terlebih dahulu di muka umum baru kemudian dinikahkan bila layak untuk menghindari hal-hal buruk yang akan datang di kemudian hari. AM berpendapat bahwa pelaksanaan qanun syariat Islam di Kota Langsa masih belum efektif, belum berani menegakkan kebenaran yang seutuhnya. Berikut penuturannya : Universitas Sumatera Utara 83 Saya berpendapat bahwa pelaksanaan qanun syariat Islam di Kota Langsa masih belum efektif, masih belum berani menegakkan kebenaran yang seutuhnya. Dan hal itu dapat dilihat dari masih adanya pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Syariat Islam dengan menggunakan pakaian ketat. Dan juga beberapa oknum petugas WH yang masih memback-up para pelanggar qanun. Dan juga adanya batasan – batasan dalam tata cara pelaksanaan hukuman cambuk, kalok ingin memberikan efek jera jangan tanggung - tanggung, belum lagi ditambah tidak adanya pembinaan akhlak dan mental secara khusus pada petugas WH, banyak buktinya kok, mulai dari yang memperkosa tahanan, melindungi penjual miras, coba adek cek aja sendiri kalok enggak percaya. Tapi secara umum saya sangat mendukung hukuman cambuk ini, dengan harapan semoga kedepannya pemerintah mau mempertimbangkan hal tersebut tadi. AM menyebutkan bahwa pelaksanaan hukuman cambuk tidak semuanya memberikan efek jera bagi para pelanggarnya. Berikut penuturannya : Namun hukuman cambuk yang diberikan sekarang belum sepenuhnya memberikan efek jera bagi para pelanggarnya, yah itu karena adanya batasan-batasan dalam proses memberikan hukuman cambuk, jadi mereka yang telah dicambuk ada yang merasa biasa saja dan tetap mengulangi perbuatannya tanpa ada pernah tertangkap lagi. Tapi coba diterapkan hukuman cambuk seratus kali atau dirajam, masyarakat tentunya akan menjadi takut untuk melakukan perbuatan yang telah dilarang dalam Universitas Sumatera Utara 84 agama. Walaupun mereka akan dinikahkan, mereka tetap harus dicambuk terlebih dahulu, biar semua orang tau. AM mengatakan bahwa hukuman cambuk tidak melanggar HAM, karena hukuman cambuk diberikan kepada orang yang bersalah. Berikut penuturannya : Jaman sekarang jaman pungo gila, sikit sikit HAM..sikit sikit HAM, yang ngatain hukuman cambuk itu melanggar HAM itu pasti orang yang anti sama hukum Islam, yang dikatakan melanggar HAM itu kalo menghukum orang yang tidak bersalah, nah mereka yang dicambuk itu kan udah melanggar qanun khalwat, jadi ya ditangkap, itupun harus melewati proses trtentu jadi nggak langsung dicambuk, dimana letak melanggar HAM? Kalok bisa hukumannya ditambah semakin berat.

5.3 Analisis Data

Pelaksanaan syari’at Islam tentang khalwat di Aceh dapat berjalan dengan baik sangat tergantung kepada kesadaran, kemauan, dan pengetahuan individual masyarakat muslim yang ada di Aceh itu sendiri. Pada era modern sekarang ini, budaya barat begitu bebas masuk ke dalam sistem pergaulan masyarakat, dalam berhubungan antara laki-laki dan perempuan tidak ada suatu kewajiban diikat dengan tali pernikahan atau perkawinan. Budaya barat juga sangat gampang mempengaruhi kaum muslim laki – laki dan perempuan melakukan pergaulan bebas, ini dapat terlihat dalam kehidupan masyarakat Aceh, seakan-akan syari’at Islam belum diberlakukan di Aceh dan Universitas Sumatera Utara 85 banyak kasus khalwat yang terjadi yang dilakukan secara terang-terangan, semua itu bisa terjadi karena pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait khususnya Dinas Syari’at Islam sangat lemah dan kurang tegas dilapangan. Pemerintahan Aceh dengan Dinas syari’at Islam harus berupaya meningkatkan anggaran untuk mendukung biaya oprasional di lapangan dan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap, agar dapat terlaksananya syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam. Sekarang ini banyak pengusaha dan tempat pariwisata tempat terjadinya pelanggaran Qanun Khalwat yang sangat bertentangan dengan syari’at Islam, apalagi saat ini di Aceh perbuatan khalwat dilakukan secara terang-terangan yang disebut dengan pergaulan bebas sangat banyak terlihat disiang hari, khususnya diwilayah perkotaan para muda mudi yang berboncengan dengan rapat dan penuh mesra di jalan raya, atau duduk berdua di warnet, di kafe-kafe, pantai, tempat rekreasi. Hal ini sudah jelas merupakan sikap dan tingkah laku para muda dan mudi melakukan khalwat yang akan mejerumuskan diri kepada perbuatan zina. Islam dengan tegas melarang melakukan zina. Zina merupakan hubungan kelamin antara pria dan wanita yang tidak dihalalkan oleh syara’ hukum. Ancaman hukumannya adalah dideradicambuk 100 kali. Ancaman hukuman ini dapat diterapkan apabila ada bukti yang kuat yaitu persaksian empat orang laki- laki yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan perbuatan zina itu dan pengakuan dari pelakunya yang benar-benar dapat meyakinkan kebenarannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nuur: 2 yang artinya : Universitas Sumatera Utara 86 “perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap- tiap orang dari mereka seratua kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian dari menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”. Sementara khalwat merupakan salah satu jalan atau peluang untuk terjadinya zina, maka diancam dengan uqubat ta’zir, artinya negara atau pemerintah harus berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya perzinaan. Agar tidak terjadi perzinaan salah satu usaha adalah dengan larangan khalwat. Walaupun larangan khalwat terkait dengan perbutan zina, maka tidak berarti kalau tidak melakukan zina lalu khalwat dibenarkan. Larangan khalwat sudah menjadi aturan tersendiri, yang tidak ada hubungannya dengan aturan lain dalam hukum pidana umum. Larangan seperti ini diberlakukan dalam masyarakat. Khalwat merupakan perbuatan sangat dilarang dalam Islam karena perbuatan tersebut dapat menjerumuskan diri seseorang untuk melakukan zina atau hubungan intim antara seorang pria dengan seorang wanita yang bukan muhrimnya. Larangan keras bagi orang yang melakukan perbuatan zina terdapat dalam Alqur’an.Surat Al Isra ayat 32 yang artinya berbunyi : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Universitas Sumatera Utara 87 Ayat di atas mengharamkan dua hal sekaligus a zina b segala perilaku yang mendekati perbuatan zina termasuk di antaranya adalah berduaan antara dua lawan jenis yang bukan mahram yang disebut dalam istilah bahasa Arab dengan khalwat. Hal tersebut dikuatkan juga dalam pasal 3 Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat telah menerangkan bahwa tujuan larangan khalwatmesum adalah: a untuk menegakkan Syari’at Islam dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat di Provinsi Aceh; b melindungi masyarakat dari berbagai bentuk kegiatan danatau perbuatan yang merusak kehormatan; c mencegah anggota masyarakat sedini mungkin dari melakukan perbuatan yang mengarah kepada zina; d meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah dan memberantas terjadinya perbuatan khalwatmesum, dan; e menutup peluang terjadinya kerusakan moral. Pengamatan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada orang yang pernah dicambuk, menunjukkan bahwa sebahagian besar melakukan khalwat mesum karena adanya kesempatan dan peluang yang didapatkan dari keadaan sekitar. Hal tersebut muncul karena kurangnya kesadaran mereka untuk menjauhi perintah – perintah yang dilarang dalam agama, adat istiadat, dan juga peraturan – peraturan daerah, sehingga mereka harus mendapatkan ganjaran berupa hukuman cambuk sebagai sanksi atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Namunpada pelaksanaan hukuman cambuk tidak semuanya memberikan dampak positif bagi para pelaku yang telah dicambuk. Hal ini disebabkan karena adanya perilaku yang tidak baik yang masih tertanam pada diri masing – masing Universitas Sumatera Utara 88 individu yang pernah menjalani proses hukuman cambuk. Ada yang merasa jera untuk mengulangi kembali perbuatannya, dan ada pula yang tidak peduli bahkan tetap melakukan perbuatannya. Namun secara keseluruhan, pemberian hukuman cambuk memberikan efek dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari yakni dikucilkan dalam pergaulan di masyarakat. Universitas Sumatera Utara 89 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan