Latar Belakang Pendirian Badan Koordinasi Penanaman Modal di Indonesia

BAB IV PERANAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BKPM BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUATAN LKPM

A. Latar Belakang Pendirian Badan Koordinasi Penanaman Modal di Indonesia

Sebelum tahun 1967, pemerintah Indonesia tak menaruh perhatian mendalam pada koordinasi antarlembaga pemerintah terkait penanaman modal asing. Akhirnya, pada tahun tersebut diberlakukan Undang-Undang Penanaman Modal Asing yang salah satu isinya ialah membentuk forum bernama Badan Pertimbangan Penanaman Modal Asing BPPMA. Badan ini bertugas menghubungkan berbagai departemen yang terkait dengan kegiatan penanaman modal asing dan memberi nasihat pada Presiden tentang penerapan penanaman modal tersebut. Setahun kemudian, sebuah undang-undang mengenai penanaman modal dalam negeri diterbitkan. Karena satu dan lain hal, BPPMA dibubarkan. Sebagai gantinya, di akhir tahun 1968, dibentuk forum baru bernama Panitia Teknis Penanaman Modal. Tugasnya ialah mempelajari dan menilai setiap permohonan penanaman modal yang masuk, baik dari dalam maupun luar negeri. Setiap permohonan penanaman modal harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Akan tetapi, pada teknis aplikasi kerjanya, forum ini tak mempunyai wewenang menerbitkan izin penanaman modal. Ia harus mengacu pada departemen teknis dalam menilai permohonan penanaman modal di tanah air. Guna menyempurnakan fungsi forum penanaman modal, pemerintah pun membentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 1973. 160 160 Bina Syifa, Fungsi dan Wewenang BKPM, http:www.binasyifa.com2196126fungsi-dan- Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 26 Mei 1973 telah dikeluarkan Keputusan Presiden No.20 Tahun 1973 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal Asing BKPM sebagai peraturan pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 yo. Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 dan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 yo. Undang-Undang No.12 Tahun 1970, dan sekaligus mencabut keputusan Presiden No.286 Tahun 1968. Sebagai dasar pertimbangan untuk mengeluarkan Keputusan Presiden No.20 Tahun 1973 ini,disebutkan hal-hal sebagai berikut: 161 1. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dalam penyelenggaraan dan proses penyelesaian penanaman modal, dipandang perlu untuk membentuk suatu Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai suatu pusat pelayanan kegiatan penanaman modal. 2. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada sub a di atas, dipandang perlu untuk mengubah Struktur Organisasi Panitia Teknis Penanaman Modal yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No.286 Tahun 1968. Dalam Pasal 1 Keputusan Presiden No.20 Tahun 1973 disebutkan, bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal selanjutnya disingkat BKPM adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BKPM mempunyai fungsi membantu Presiden dalam menentukan kebijaksanaan di bidang Penanaman Modal serta penanaman pelaksanaan. 162 wewenangbkpm.htmhttp:www.binasyifa.com2196126fungsi-dan-wewenang-bkpm.htm diakses pada tanggal 22 November 2015. 161 Ibid. 162 C.S.T. Kansil, Op.Cit., hlm 344-345. Universitas Sumatera Utara Badan Koordinasi Penanaman Modal memiliki visi ideal yakni “Terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang menarik”. Untuk mencapai visinya itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal memiliki sejumlah misi yang merupakan bentuk penerapan teknis dari visi. Misi-misi tersebut ialah sebagai berikut: 163 1. Mendorong terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif. Misi ini mencakup penyediaan rumusan peraturan, undang-undang, dan kebijakan penanaman modal yang probisnis; termasuk di antaranya pemberian bonus investasi, penyediaan informasi seksama seputar sumber daya yang berpotensi dan peluang usaha yang menarik, serta penyediaan bahan acuan dalam menyusun kebijakan pemberdayaan usaha nasional dan meningkatkan pelayanan kemitraan usaha. 2. Meningkatkan efektivitas promosi dan kolaborasi penanaman modal. Misi ini mencakup peningkatan minat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, serta mendukung terciptanya kesepakatan kolaborasi penanaman modal yang sinkron dengan kepentingan nasional. 3. Meningkatkan fasilitas, pelayanan, dan advokasi terkait aplikasi penanaman modal. Misi ini mencakup peningkatan kualitas pelayanan serta adanya pengendalian dalam aplikasi modal agar realisasi investasi meningkat. 4. Meningkatkan peran kelembagaan dan sistem informasi penanaman modal. Misi ini mencakup peningkatan kualitas layanan administrasi para aparatur Badan Koordinasi Penanaman Modal, peningkatan kualitas layanan 163 Bina Syifa, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara perencanaan program, serta mewujudkan keserasian dalam interaksi masyarakat terkait penanaman modal. Landasan ideologi pembangunan nasional adalah Pancasila, landasan struktural adalah UUD 1945, landasan operasional adalah GBHN. Pembangunan hanya dapat tercapai dengan pengembangan ilmu dan teknologi serta peran serta masyarakat. Dukungan moral dan SDM bangsa Indonesia masih sangat terbatas sehingga diperlukan bantuan dari negara-negara yang sudah maju. Bantuan yang diperlukan adalah yang bersifat lunak dan dapat mendidik putra-putri Indonesia untuk menyerap iptek dari negara donor. Untuk mengundang minat asing agar menginvestasikan modalnya di Indonesia dan mengembangkan usaha swasta nasional, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan di bidang moneter dan keuangan seperti serangkaian deregulasi. Mengingat investasi asing menyangkut aspek hukum, ekonomi, dan teknologi, maka perlu peran serta para ahli hukum, ahli ekonomi, dan teknokrat agar kepentingan bangsa, negara, dan rakyat dapat dilindungi. Selain melalui investasi asing, Indonesia sebagai akibat kekurangan modal dan tenaga ahli berpengalaman juga berupaya mengadakan kerjasama bilateral maupun multilateral dalam rangka menyerap alih teknologi dari negara maju. Kesemuanya itu dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan teknologi menuju kemandirian teknologi. 164 Dulunya setiap penanam modal yang telah memperoleh persetujuan pemerintah atas proyeknya diwajibkan menyampaikan laporan kepada Ketua BKPM dengan mempergunakan Laporan Bentuk A seperti terlampir pada 164 Rosyidah Rakhamawati, Op.Cit., hlm 77. Universitas Sumatera Utara keputusan ini. Laporan tersebut disampaikan dalam rangkap 5 lima secara berkala dengan ketentuan sebagai berikut: 165 1. Laporan kemajuan dalam tahap pembangunan proyek sampai setiap akhir bulan Juni dan akhir bulan Desember selambat-lambatnya pada setiap tanggal 15 Juli dan 15 Januari tahun berikutnya. 2. Laporan kegiatan dalam tahap produksi atau operasi perusahaan sampai setiap akhir bulan Desember selambat-lambatnya harus disampaikan pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Untuk dapat menyelenggarakan fungsinya menurut Pasal 3 Keputusan Presiden No.20 Tahun 1973 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal Asing BKPM, BKPM mempunyai tugas sebagai berikut: 166 a. Meneliti dan menilai permohonan penanaman modal asingdalam negeri berdasarkan ketentuan- ketentuan penanaman modal yang berlaku serta kebijaksanaan pembangunan pada umumnya. b. Mengajukan hasil penelitian dan pembahasan penanaman modal kepada Presiden untuk memperoleh persetujuan. c. Mengkoordinir proses pemberian izin-izinkeputusan-keputusan yang diperlukan dalam rangka penanaman modal. d. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan penanaman modal yang telah diputuskan oleh Presiden dengan kerjasama dengan Departemen Instansi yang membawahi bidang usaha yang bersangkutan. e. Memberikan penerangan-penerangan mengenai kemungkinan serta kebijaksanaan pemerintah di bidang penanaman modal dalam rangka 165 Bina Syifa, Loc.Cit. 166 C.S.T. Kansil, Op.Cit., hlm 345. Universitas Sumatera Utara meningkatkan penanaman modal sesuai dengan arah dan gerak pembangunan. f. Menampung masalah-masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan penanaman modal untuk penyelesaian lebih lanjut, mengambil langkah- langkah yang perlu serta mengajukan saran-saran kepada pemerintah untuk lebih memperlancar dan mengamankan pelaksanaan penanaman modal, antara lain dengan mengeluarkan buku pedoman penanaman modal. Seorang calon investor yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri hendak mempelajari terlebih dahulu daftar negatif investasidaftar bidang usaha tertutup sebelum mengajukan permohonan penanaman modal dalam rangka memulai usahanya kepada BKPM atau BKPMD dengan menggunakan tata cara yang ditetapkan oleh kepala BKPM. Ketentuan daftar negatif investasi tersebut sebelumnya dikenal sebagai Daftar Skala Prioritas. Ketentuan tersebut penting sebagai wujud komitmen bahwa pemerintah dalam menggunakan dan memanfaatkan modal asing sesuai dengan kebutuhan bagi pembangunan nasional. Apabila permohonan tersebut telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan serta persyaratan penanaman modal yang berlaku, BKPM akan mengeluarkan Surat Persetujuan Penanaman Modal yang juga berlaku sebagai persetujuan prinsip. 167 Dalam penyelenggaraan pelaksanaan pengendalian kegiatan penanaman modal, BKPMD mempunyai tugas: 168 1. menyelesaikan masalah-masalah penyediaan tanah lokasi yang diperlukan, pemberian hak atas tanah hak guna bangunan, hak pengelolaan atau hak 167 Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit., hlm 52. 168 C.S.T. Kansil, Op.Cit., hlm 333-335. Universitas Sumatera Utara pakai, pemberian izin bangunan dan izin undang-undang gangguan. Hak dan izin tersebut dikeluarkan setelah permohonan penanaman modal yang bersangkutan memperoleh persetujuan pemerintah seperti diatur dalam Pasal 4 Keputusan BKPM No.1 Tahun 1977 tentang tata cara permohonan fasilitas penanaman modal dalam rangka UU No.1 Tahun 1967 jo. UU No.11 Tahun 1970 tentang PMA dan UU No.6 Tahun 1968 jo. UU No.12 Tahun 1970 tentang PMDN. 2. Melakukan evaluasi mengenai perkembangan bidang-bidang usaha penanaman modal daerah yang bersangkutan. Evaluasi ini dilakukan atas pelaksanaan penanaman modal yang memperoleh persetujuan dan perizinan pemerintah, baik dalam rangka UU No.1 Tahun 1967 dan UU No.6 Tahun 1968 maupun di luar kedua UU tersebut. 3. Melakukan pengendalian pelaksanaan penanaman modal di daerah yang memperoleh persetujuan dan perizinan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, berdasarkan ketentuan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan yang ditetapkan oleh BKPM dan instansi lain yang bersangkutan. 4. Untuk memperlancar tugas penilaian khususnya mengarahkan lokasi penanaman modal ke daerah-daerah, BKPM dapat menyelenggarakan konsultasi dengan Gubernur Kepala Daerah Ketua BKPMD dalam hal menyangkut penyediaan tanah lokasi yang diperlukan oleh proyek penanaman modal. Universitas Sumatera Utara 5. Menerima tembusan surat-surat Keputusan Persetujuan pemerintah atas permohonan penanaman modal kepada Gubernur Kepala Daerah atau ketua BKPMD yang dikirim oleh BKPM. 6. Melaporkan penyelesaian perizinan yang dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah atau Ketua BKPMD kepada BKPM. 7. Melakukan penyelenggaraan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat persetujuan Presiden atau Kepala BKPM. 8. Menyampaikan laporan tahunan kepada Ketua BKPM tentang penerbitan izin-izin pelaksanaan penanaman modal yang telah disetujui pemerintah yang menjadi kewenangannya, evaluasi perkembangan bidang-bidang usaha penanaman modal di daerah dilihat dari segi kepentingan pengembangan daerah yang bersangkutan, dan hasil pengendalian pelaksanaan penanaman modal di daerah yang telah disetujui oleh pemerintah. Di samping BKPM dan BKPMD, terdapat beberapa instansi terkait lainnya yang berkaitan dengan penanganan dan pelayanan investasi untuk sektor- sektor tertentu, seperti: 169 a. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM untuk Sektor Pertambangan dan Energi Investasi dalam sektor pertambangan dan energi di Indonesia selama ini cukup menarik investor asing untuk melakukan penanaman modal. Kumulasi realisasi PMA di bidang ini dalam kurun waktu antara tahun 169 Ana Rokhmatussa‟dyah dan Suratman, Op.Cit., hlm 66. Universitas Sumatera Utara 1967--Mei 1999 adalah sebesar US 3.783,5 juta dengan jumlah proyek sebanyak 131 proyek dan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 69.588 orang dan asing sebanyak 2.651 orang. b. Departemen Kehutanan untuk Sektor Kehutanan dan Perkebunan Investasi pada sektor ini juga cukup besar. Untuk sektor perkebunan telah menyerap investasi sebesar US 902,7 juta sementara sektor kehutanan US 261,4 juta. c. Departemen Keuangan untuk Sektor keuangan dan Perbankan Dengan dibukanya partisipasi dalam sektor keuangan dan perbankan maka akan menambah jumlah investasi yang diserap pada sektor ini. d. Departemen Perhubungan untuk Sektor Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi Sektor ini juga menyerap investasi yang cukup besar, terutama dimungkinkannya investor asing berpartisipasi dalam bisnis ini, baik dengan mendirikan perusahaan patungan joint venture company maupun Konsep Kerja Sama OperasiKSO joint operation scheme. e. Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian untuk Sektor Perdagangan dan Industri Dibukanya sektor retail bagi penanam modal asing juga merupakan satu daya tarik bagi investasi asing, demikian pula untuk sektor-sektor industri. Terlepas dari tujuan adanya pendelegasian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak lain untuk mempercepat proses penanaman modal dan untuk meningkatkan daya saing daerah dalam investasi, keberhasilan penanaman modal akan dapat tercapai apabila dalam pelimpahan Universitas Sumatera Utara kewenangan penyelenggaraan urusan penanaman modal tersebut pemerintah pusat melakukan koordinasi, karena tanpa koordinasi dikhawatirkan akan menjurus kepada pengutamaan kepentingan ekonomi daerah yang sempit pemanjangan birokrasi dan aturan serta benturan antarperaturan. 170 Selanjutnya sewaktu Indonesia mulai beranjak memasuki masa abad ke-21, Keberadaan lembaga yang mengkoordinasikan penanaman investasi di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis karena dengan adanya lembaga tersebut akan menentukan tinggi rendahnya investasi yang diinvestasikan oleh investor, baik investor asing maupun domestik. Pada saat itu juga, terdengar berbagai keluhan dari investor bahwa pelayanan yang diberikan oleh lembaga yang berwenang adalah sangat berbelit-belit, birokrasi yang panjang, dan memerlukan biaya yang besar. Hal ini disebabkan adanya dua lembaga yang mengkoordinasikan penanaman investasi di Indonesia, yaitu BKPM dan BKPMD. Masing-masing lembaga ini memiliki kinerja yang berbeda. 171 Akan tetapi hal ini tidak berterus lama setelah Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN melalui Sistem Pelayanan Satu Atap. Sebelumnya pejabat yang berwenang mengkoordinasikan pelaksanaan investasi di tingkat pusat adalah Menteri Negara Investasi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, sedangkan di tingkat daerah, lembaga yang berwenang untuk mengkoordinasi pelaksanaan investasi adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah BKPMD. Namun, dengan diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 170 Ibid., hlm 99. 171 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 227. Universitas Sumatera Utara 2004 , maka pejabat yang berwenang untuk mengkoordinasi pelaksanaan investasi di Indonesia adalah BKPM yang melaksanakan pelayanan terpadu satu atap dengan melimpahkan wewenang kepada instansi pemerintah yang terkait sesuai kewenangannya sesuai kewenangan dalam provinsi atau kabupaten dan kota. Adapun penyelenggaraan penanaman modal yang dilimpahkan wewenang oleh BKPM kepada instansi terkait terdiri atas bidang-bidang: 172 1. kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal; 2. promosi dan kerjasama penanaman modal; 3. pelayanan persetujuan, perizinan, dan fasilitas penanaman modal; 4. pengendalian pelaksanaan penanaman modal; 5. pengelolaan sistem informasi penanaman modal.

B. Dasar Hukum Badan Koordinasi Penanaman Modal