Latar Belakang Analisis Yuridis Terhadap Kewajiban Pembuatan Laporan Kegiatan Penanaman Modal Terkait Asas Keterbukaan Ditinjau dari UU NO. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan penanaman modal di suatu negara berkaitan erat dengan adanya tuntutan untuk menyelenggarakan pembangunan nasional di negara tersebut. Umumnya kesulitan yang dihadapi dalam menyelenggarakan pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi meliputi kekurangan modal, kemampuan dalam hal teknologi, ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Hambatan tersebut umumnya dialami oleh negara berkembang, sebab setiap pembangunan nasional senantiasa bersifat multidimensional yang memerlukan sumber pembiayaan dan sumber daya yang cukup besar, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri. 1 Guna meningkatkan pendapatan per kapita, dalam arti peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat, salah satu sumber pembiayaan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan nasional tersebut adalah penanaman modal yang terselenggara melalui berbagai bentuk penanaman modal baik domestik maupun asing. 2 Setiap negeri yang belum maju mengalami kemerosotan perkembangan ekonomi karena kelemahan masyarakat itu dalam memupuk modalnya sendiri. Hal itu juga disebabkan karena lemahnya kemampuan para pengusaha, baik dari pihak swasta maupun dari pihak pemerintah. Karena itu perlu diadakan ketentuan- ketentuan dan pengaturan-pengaturan yang dapat memperbesar kemampuan masyarakat Indonesia untuk berusaha secara produktif. Negara yang mempunyai 1 Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia dalam Menghadapi Era Global, Cet.Kedua Malang : Bayumedia Publishing, 2004, hlm 8. 2 Ibid., hlm 8. Universitas Sumatera Utara iklim investasi yang baik dan kondisi yang stabil bagi kegiatan usaha yang sehat serta program penyelesaian sengketa yang adil akan berhasil menarik investasi asing untuk berduyun-duyun menanamkan modal di wilayahnya. Sebaliknya negara yang kondisi wilayahnya dianggap kurang aman, tenaga kerja kurang terdidik dan memberlakukan berbagai hambatan dalam investasi asing akan mengakibatkan berkurangnya arus investasi asing ke negaranya. 3 Lebih penting lagi ialah adanya ketentuan-ketentuan dan kepastian hukum tentang modal dan perusahaan supaya dinamika masyarakat dan daya kreasi rakyat dapat menimbulkan akumulasi modal yang digunakan untuk kegiatan- kegiatan produktif. Hanya dengan keadaan demikian inilah pembangunan ekonomi dapat dilaksanakan. Dalam hal ini pemerintah memegang peranan yang sangat vital sebagai pimpinan dan pelopor dari pembangunan. Dengan penanaman-penanaman modal secara berencana dalam jumlah yang cukup besar maka pemerintah dapat merintis dan merangsang penanaman-penanaman modal dari pihak masyarakat kemudian didukung oleh kondisi ekonomi nasional yang positif maka bisa menarik minat pihak asing untuk menanamkan modalnya didalam pembangunan tersebut. 4 Demikianlah, alasan mengapa penanaman modal sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan harus dapat memfasilitasi perkembangan ekonomi, di mana penanaman modal dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi, dan pengetahuan serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran dan mampu meningkatkan daya beli 3 Ibid., hlm 97. 4 C.S.T, Kansil , Pokok-Pokok Pengetahuan dan Hukum Dagang Indonesia Buku Kedua : Perbankan dan Permodalan di Indonesia, Cet.Pertama Jakarta : Sinar Grafika Offset, 1996, hlm 264-265. Universitas Sumatera Utara masyarakat. Untuk itu, hanya dengan mendorong penanaman modal, pertumbuhan ekonomi dapat terus dipacu sehingga mampu mengimbangi kemampuan ekonomi negara-negara lain. 5 Pemerintah Indonesia telah menetapkan investasi sebagai salah satu komponen kunci di dalam RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional melalui MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang diumumkan pada tahun 2011 dan akan diimplementasikan sampai tahun 2025. Rencana ini menunjuk pada delapan sektor yakni; pada sektor pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan dan perikanan, turisme, telekomunikasi, dan pengembangan hasil sumber daya alam dari area strategis sebagai koridor utama perekonomian dengan tujuan menempatkan Indonesia dalam sepuluh besar perekonomian global pada tahun 2025. Rencana ini mengimplikasikan investasi besar pada sektor infrastruktur, sektor yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan tujuan akhirnya adalah naiknya PDB Produk per tahunnya sebanyak delapan sampai sembilan persen. 6 Visi 2025 akan dicapai dengan berfokus pada tiga tujuan utama: 7 1. Meningkatkan menambah nilai dan memperluas rantai nilai untuk produksi industri proses, dan meningkatkan efisiensi jaringan distribusi. Di samping itu, untuk meningkatkan kemampuan industri untuk mengakses 5 Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2007, hlm 90. 6 Asmindo , “Produk Domestik Bruto Indonesia ”, http:www.indonesia- investments.comidkeuanganangka-ekonomi-makroproduk-domestik-bruto-indonesiaitem253 diakses pada tanggal 25 September 2015. 7 Indonesia Investments, “Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ”, http:www.indonesia-investments.comidproyekrencana-pembangunan- pemerintahmasterplan-percepatan-dan-perluasan-pembangunan-ekonomi-indonesia- mp3eiitem306 diakses pada tanggal 25 September 2015. Universitas Sumatera Utara dan memanfaatkan kedua alam dan sumber daya manusia. Peningkatan dapat dicapai oleh penciptaan kegiatan ekonomi dalam daerah dan antara pusat-pusat regional pertumbuhan ekonomi. 2. Mendorong efisiensi produksi dan meningkatkan upaya pemasaran lebih mengintegrasikan pasar domestik untuk mendorong untuk daya saing dan memperkuat perekonomian nasional. 3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di bidang proses produksi dan pemasaran dengan fokus pada keseluruhan penguatan daya saing global yang berkelanjutan terhadap ekonomi berbasis inovasi. Dalam konteks mencapai target pembangunan, kebijakan-kebijakan pendanaan investasi diarahkan untuk memastikan ketersediaan dan mengoptimalkan dana pembangunan menuju pengembangan pendanaan yang bersifat self-reliance. Dalam hal ini, strategi utama pengembangan pendanaan adalah mengoptimalkan sumber dan skema yang ada serta memanfaatkan dana pembangunan masa depan secara maksimum, dan meningkatkan kualitas sumber dan skema pendanaan pembangunan. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi rata-rata 6.3-6,8 persen per tahun, Total investasi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 11,913.2 - Rp. 12,462.6 triliun kumulatif selama lima tahun. Dana yang diharapkan disubsidi pemerintah sekitar 18 persen pada tahun 2014. Pendanaan pemerintah diperoleh dari pajak pendapatan dan pendapatan non- pajak, berasal dari hibah, pembiayaan asing maupun pembiayaan domestik. Persyaratan investasi yang tersisa dapat diperoleh dari komunitas bisnis dan Bank, lembaga keuangan non-bank, pasar modal saham dan obligasi, dana asing, obligasi, dan instrumen investasi lainnya. Peningkatan proporsi dana investasi dari Universitas Sumatera Utara komunitas bisnis terutama berasal dari PMA Foreign Direct Investment dan PMDN PMDN langsung sesuai dengan kian kondusifnya iklim usaha, dari pasar modal meningkat sejalan dengan peningkatan kerangka dan penguatan manajemen pasar modal, dan dari peningkatan kinerja pemerintahan dan perusahaan. 8 Secara umum investasi atau penanaman modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan baik oleh orang pribadi natural person maupun badan hukum juridical person dalam upaya untuk meningkatkan dan atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai cash money, peralatan equipment, aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian. 9 Penanaman modal merupakan suatu keniscayaan dalam pembangunan ekonomi untuk: 10 1. Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran; 2. meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan meningkatkan intensitas modal sehingga dapat mengejar ketertinggalan Indonesia; 3. mengimbangi keusangan cepat karena penggunaan yang salah dan perawatan yang buruk; 4. mengimbangi pengurasan modal alami dan memperburuk kualitas lingkungan hidup; 5. menghadapi lonjakan kebutuhan modal karena revolusi teknologi. 8 Indonesia Investments, “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2009-2014 ”, http:www.indonesia-investments.comidproyekrencana-pembangunan pemerintahrencana-pembangunan-jangka-menengah-nasional-rpjmn-2010-2014item307 diakses pada tanggal 25 September 2015. 9 Ana Rokmatussa‟dyah dan Suratman, Hukum Investasi Pasar Modal, Cet.Kedua Jakarta : Sinar Grafika, 2011, hlm 3. 10 Dhaniswara K. Harjono, Loc.Cit., hlm 90. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya penanaman modal ataupun kegiatan investasi juga dapat diklasifikasi menjadi dua macam penanaman modal, yaitu: 11 1. Penanaman modal secara langsung direct investment, yang selanjutnya akan menjadi pokok bahasan dalam buku ini: yaitu suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak investor langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung-jawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian. 2. Penanaman modal tidak langsung portfolio : yaitu suatu bentuk penanaman modal secara tidak langsung. Dalam hal ini pihak investor tidak langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelolaan usaha. Investasi terjadi melalui pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang obligasi dan saham-saham perusahaan di mana modal tersebut ditanamkan atau hanya memasukkan modal dalam bentuk uang atau valuta semata. Terjadi perdebatan yang panjang mengenai definisi investasi. Negara maju umumnya menginginkan investasi dalam arti luas, tidak hanya mencakup foreign direct investment FDI tetapi juga portfolio investasi. Adapun alasan yang dikemukakan oleh negara maju bahwa dalam perekonomian global dewasa ini, cukup sulit memisahkan antara foreign direct investment FDI dengan portfolio investasi. Selain itu negara maju juga mendalilkan, portfolio investasi memainkan peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pendalaman pasar keuangan. Sedangkan negara berkembang hanya menginginkan FDI dalam pengertian terbatas. 11 Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit., hlm 11. Universitas Sumatera Utara Guna meluruskan pandangan yang kurang sesuai pada tempatnya dibedakanlah antara penanaman modal langsung dan tidak langsung, Fakultas Hukum UPH telah memelopori pergantian sebutan atau nama mata kuliah hukum investasi diubah menjadi Hukum Investasi Langsung yang meliputi Hukum Penanaman Modal Asing Langsung Foreign Direct Investment Law dan Hukum Penanaman Modal Dalam Negeri Langsung Domestic Direct Investment Law. Sedangkan Hukum Pasar Modal diganti sebutannya dengan nama Hukum Investasi Tidak Langsung Indirect Investment Law atau biasa disebut juga dengan Portfolio Investment Law yang sumbernya adalah UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 12 Adapun kelebihan-kelebihan dalam investasi langsung yang dikemukakan oleh Gunarto Suhardi jika dibandingkan dengan investasi portfolio, adalah karena: 13 1. Investasi langsung memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. 2. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal. 3. Memberikan risidu baik berupa peralatan maupun ahli teknologi. 4. Bila produksi direekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara. 5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing. 12 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi: Pembahasan Dilengkapi dengan Undang- Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Cet.Kedua Bandung: CV.Nuansa Aulia, 2010, hlm 42-43. 13 Ibid., hlm 44. Universitas Sumatera Utara 6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan. Pada masa pemerintahan Orde Baru yang dimulai 1967, Indonesia melakukan sejumlah deregulasi terhadap peraturan penanaman modal. Peraturan perundangan penanaman modal asing PMA telah mulai diperbaiki sejak tahun 1967, sedangkan penanaman modal dalam negeri PMDN mulai diatur sejak tahun 1968. Insentif bagi para investor tampaknya sangat tergantung pada bagaimana pemerintah melakukan atau menerapkan status prioritas bagi sektor industri. Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM dalam rangka menjaring investasi asing maupun investasi dalam negeri menerapkan apa yang disebut dengan Daftar Skala Prioritas DSP, yang memiliki empat kategori, yaitu: 1. Sektor industri yang terbuka bagi PMA maupun PMDN dan non- PMAPMDN, termasuk di dalamnya perusahaan yang relatif kecil. 2. Sektor industri yang terbuka bagi PMDN dan Non-PMAPMDN. 3. Sektor industri yang terbuka hanya bagi Non-PMAPMDN. 4. Industri yang tertutup untuk semua investasi, baik PMA, PMDN, non- PMAPMDN. Sistem insentif tersebut sering direvisi oleh pemerintah, seperti misalnya pembebasan pajak impor, investasi mesin maupun peralatan serta percepatan depresiasi adalah demi rangka meningkatkan investasi asing langsung di Indonesia, pemerintah melalui Badan Koordinasi dan Penanaman Modal BKPM Universitas Sumatera Utara telah melakukan beberapa upaya penyesuaian kebijakan investasi, di antaranya adalah sebagai berikut: 14 1. Pemerintah telah memperbaharui Daftar Bidang Usaha yang Tertutup bagi Penanam Modal untuk dapat diberikan keleluasaan investor dalam memilih usaha Keppres No 96 Tahun 2000 jo. No 118 Tahun 2000. Dalam keputusan tersebut, bidang usaha yang tertutup untuk investasi baik PMA maupun PMDN berkurang dari 16 sektor menjadi 11 sektor. Bidang usaha yang tertutup bagi kepemilikan saham asing berkurang dari 9 sektor menjadi 8 sektor. 2. Penyederhanaan proses dari 42 hari menjadi 10 hari. Sebelumnya persetujuan PMA dilakukan oleh Presiden, sedangkan saat ini cukup dilakukan oleh Pejabat Eselon I yang berwenang, dalam hal ini Deputi Bidang dan Fasilitas Penanaman Modal. 3. Sejak tanggal 1 Januari 2001, pemerintah menggantikan insentif Pembebasan Pajak dengan Kelonggaran Pajak Investasi sebesar 30 untuk 6 enam tahun. 4. Nilai investasi tidak dibatasi, sepenuhnya tergantung studi kelayakan dari proyek tersebut. Kegiatan penanaman modal yang akan dibahas di dalam karya ilmiah ini bukanlah penanaman modal tidak langsung portfolio, melainkan adalah penanaman modal secara langsung direct investment yang melibatkan keterlibatan para investor untuk mengendalikan alur kegiatan perusahaan sehari- hari dalam kegiatan pengelolaan usaha perusahaan mereka menanamkan 14 Sarwed i, “Investasi Asing Langsung Di Indonesia dan Faktor Yang Mempengaruhinya ”, http:jurnalakuntansi.petra.ac.idindex.phpakuarticleviewFile1568815680 Diakses pada tanggal 25 September 2015. Universitas Sumatera Utara modalnya. Hal ini karena pengaturan kewajiban penyampaian laporan kegiatan penanaman modal hanya berlaku untuk perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya secara langsung dan bukan melalui investasi tidak langsung. Tidak peduli perusahaan dalam negeri ataupun perusahaan asing yang melakukan kegiatan penanaman modal, perusahaan tersebut harus menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal secara berkala kepada BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 11 ayat 6 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang dimana dinyatakan sebagai berikut : “Perusahaan yang telah beralih status dari PMDN menjadi PMA atau dari PMA menjadi PMDN, wajib menyampaikan LKPM sesuai status baru perusahaan dengan tahapan pelaksanaan penanaman modal sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5.” Ketentuan ini mengartikan bahwa setiap perusahaan yang berasal dari penanam modal dalam negeri ataupun penanam modal asing yang mengelola keagiatan usaha di Indonesia harus memenuhi tanggung jawabnya dalam menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal secara berkala. 15 Hal serupa sebelumnya juga telah diatur dalam anatomi UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada bagian hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal. Dalam Pasal 15 dikemukakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, 15 Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Pasal 11 ayat 6. Universitas Sumatera Utara menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16 Anatomi UU No. 25 Tahun 2007 tidak dijelaskan secara rinci mengenai kewajiban memenuhi tata cara penyampaian laporan kegiatan penanaman modal yang tepat dan benar. Lebih lengkapnya tata cara penyampaian laporan kegiatan penanaman modal diatur dalam Peraturan Kepala BKPM yang akan dibahas lebih lanjut di dalam isi skripsi ini yang dimana keterkaitan status perusahaan sebagai badan hukum perseroan terbatas dalam menjalani kegiatan usahanya dan menjalin hubungan kerjasama dengan pihak asing dan pemerintah sangatlah relevan dan sudah seyogyanya menjadi tujuan suatu negara dalam memajukan kesejahteraan umum rakyatnya sesuai yang dijabarkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan sekaligus memerhatikan implementasi doktrin-doktrin modern dalam hukum perusahaan dalam kegiatan penanaman modal. Untuk tujuan memperjelas keterkaitan prinsip-prinsip bisnis yang berlandaskan status sebuah perusahaan dalam kewajiban dan tanggung jawab penanam modal dalam menyampaikan LKPM inilah yang menjadi dasar dilakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis Terhadap Kewajiban Pembuatan Laporan Kegiatan Penanaman Modal Terkait Asas Keterbukaan Ditinjau dari UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal”.

B. Rumusan Masalah