penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non-perizinan, BKPM lah yang bertugas melibatkan perwakilan secara langsung dari setiap sektor dan daerah
terkait dengan pejabat yang mempunyai kompetensi dan kewenangan. Oleh sebab itu, BKPM secara terbuka mengeluarkan peraturan khusus terkait
penyelenggaraan penanaman modal agar calon investor tertarik untuk melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia. Sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang menyatakan LKPM wajib diserahkan kepada BKPM, hal ini dilakukan agar BKPM dapat melaksanakan tugas
pengendalian pelaksanaan penanaman modal yaitu memantau, membina dan mengawasi perkembangan perusahaan sejauh mana, membantu dan
mengantisipasi hambatan dalam mendapatkan hak, kepastian dan perlindungan hukum yang berhak didapatkan oleh setiap penanam modal atas perusahaannya.
B. Saran
Berkaitan dengan kesimpulan yang dibuat Penulis, saran-saran yang dapat diberikan untuk melaksanakan prinsip transparansi yang lebih baik oleh BKPM,
antara lain: 1. Dalam tahap pemantauan, pembinaan maupun pengawasan, BKPM bersama
BKPMD setiap provinsi sebaiknya merapatkan kerjasama koordinasi pelaksanaan pengendalian penanaman modal agar penyempurnaan pelimpahan
wewenang dalam pelaksanaan pemberian fasilitas fiskal dan non-fiskal di balik perizinan dan nonperizinan yang dilakukan terarah, teratur, dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh Kepala BKPM sendiri, Perpres maupun peraturan lainnya. Otomatis jika
kerjasama koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah berhasil
Universitas Sumatera Utara
ditingkatkan maka rencana percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur ekonomi di Indonesia dapat menciptakan iklim investasi yang
kondusif dan meningkat daripada hasil yang pernah diraib sebelumnya. 2. Seiring perkembangan teknologi dari tahun ke tahun, pelaporan LKPM kepada
pihak BKPM dan BKPMD yang bersangkutan menggunakan SPIPISE tetap harus di update dan di maintenance seperlunya agar investor ataupun kuasa
hukumnya lebih mudah melaporkannya secara berkala dengan tujuan pelaporan perkembangan kegiatan usaha dan kendala yang dihadapi
perusahaan yang efektif, efisien dan akurat. Sehingga berdampak terhadap kemudahan BKPM dalam memverifikasi laporan tersebut.
3. Penulis berpendapat bahwa sanksi dan evaluasi berupa pembekuan kegiatan usaha yang diberikan BKPM kepada perusahaan yang tidak melaporkan
LKPM perusahaan tersebut secara berturut-turut adalah tidak pantas karena hal ini tidak mencerminkan penyelesaian sengketa yang jujur dan terbuka
karena dihentikan secara sepihak, BKPM harusnya lebih mengutamakan kepentingan kinerja perusahaan apapun resiko yang disebabkan tidak
dipenuhinya kewajiban melaporkan LKPM. Jadi solusi yang dapat diperkirakan adalah agar BKPM mengirimkan salah satu wakilnya yang
berdomisili sama dengan perusahaan tersebut secara langsung menemui dan memberikan penyuluhan kepada direksi atau kepala perusahaan tersebut agar
melaporkan LKPM karena adanya sanksi yang dapat dijatuhkan apabila kewajiban tersebut tidak dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENERAPAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM KEGIATAN
PENANAMAN MODAL BERDASARKAN UU NO.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN PERATURAN
PELAKSANAANNYA A. Pengertian Prinsip Keterbukaan
Biasanya sebelum calon penanam modal investor akan menanamkan modalnya di suatu negara, termasuk di Indonesia, ada beberapa hal yang menjadi
perhatian negara calon investor. Beberapa hal yang menjadi perhatian bagi investor agar mereka dapat meminimalisasi resiko dalam berinvestasi, antara
lainnya adanya prinsip keterbukaan atau transparency, yaitu kejelasan mengenai peraturan perundang-undangan, prosedur administrasi yang berlaku, serta
kebijakan investasi.
56
Transparansi merupakan tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan saat ini, dan akan terus berlangsung selama para Chief Executive Officer CEO dan
pihak eksekutif lainnya tidak mau melakukan pendekatan kepemimpinan yang berbasis nilai. Transparansi adalah salah satu cara mengelola bisnis yang penting.
Transparansi bukanlah strategi dan bukan sesuatu yang bisa diajarkan konsultan.
57
Seorang profesor dari Belanda bernama Deirdre Curtin menyatakan keterbukaan telah berkembang sebagai fitur yang mendefinisikan hak Uni Eropa
dan hak kewarganegaraan dan bukan merupakan masalah yang menyembunyikan pembuatan aturan internal. Keterbukaan adalah sebuah konsep konstitusional yang
mencakup dua hal penting yaitu akses ke dokumen dan informasi publik, dan partisipasi warga negara dalam mengakses dokumen yang bersifat kolektif serta
56
Asmin Nasution, Transparansi Dalam Penanaman Modal Medan: Pustaka Bangsa Press, 2008, hlm 124.
57
Ibid., hlm 124.
Universitas Sumatera Utara
hak demokrasi untuk mengakses informasi yang terbuka untuk semua warga negara. Hal ini merupakan hak yang paling fundamental daripada hukum
administrasi yang berlaku bagi individu tertentu dalam mendapatkan akses pribadi yang bersifat khusus misalnya pihak pengusaha atau para eksekutif. Pendapat
tersebut dapat disimak bahwasannya dalam zaman yang sudah serba canggih ini dimana informasi sudah mudah diakses darimana dan kapan saja, demi hak
konstitusi kewarnegaraan yang adil dan terbuka, informasi publik yang dapat diakses melalui media elektronik internet seharusnya tetap dikelola dan
dikembangkan up-to-date oleh pihak pemerintah.
58
Pada hakekatnya dapat dikemukakan bahwa kehadiran Undang-Undang No.25 Tahun 2007 merupakan terobosan baru yang sangat positif untuk
mengundang investor, karena mengandung asas keterbukaan transparansi. Namun demikian, sebagian kalangan beranggapan bahwa kehadiran Undang-
Undang tersebut justru bertentangan dengan dasar hukum Indonesia yaitu UUD 1945, sehingga terdapat beberapa lembaga swadaya masyarakat yang telah
mengajukan judicial review terhadap Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tersebut, di antaranya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang tergabung
dalam Gerakan Rakyat Melawan Neo-Kolonialisme dan Imperialisme alias Gerak Lawan. Bahwa selain bertentangan dengan UUD 1945, Undang-Undang No.25
Tahun 2007 dianggap hanya sekedar untuk membuka pintu masuk liberalisasi ekonomi Indonesia.
59
Pada tanggal 25 Maret 2008, keputusan yang diambil Mahkamah Konstitusi MK RI dalam judicial review UU No.25 Tahun 2007 adalah hanya
58
Deirdre Curtin, “The Fundamental Principle of Openness in EU: Nature and
Implications ”, University of Amsterdam, Amsterdam, April 2011, hlm 3.
59
Asmin Nasution, Op.Cit., hlm 126.
Universitas Sumatera Utara
mengabulkan sebagian dari gugatan rakyat yang tergabung dalam Gerak Lawan. Materi gugatan yang dikabulkan hanya terhadap pasal 22, yang membahas tentang
pemberian fasilitas tanah kepada penanam modal. Menurut UUPM, pasal 22 menjamin pemodal untuk mendapatkan dan memperpanjang di muka sekaligus
Hak Guna Usaha HGU hingga 95 tahun, Hak Guna Bangunan HGB hingga 80 tahun dan Hak Pakai HP hingga 70 tahun. Pada amar putusan, MK menganggap
pasal tersebut inkonstitusional. Alasannya, pasal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3, yang menjelaskan tentang hak menguasai negara dan prinsip
ekonomi kerakyatan. Akhirnya, kata-kata yang menyangkut perpanjangan fasilitas tanah kepada penanam modal “di muka sekaligus” dihapuskan. Namun, HGU,
HGB dan HP tetap bisa diperpanjang oleh pemodal dengan merujuk pada pasal berikutnya. Sedangkan untuk permohonan pasal lainnya yang subtansial mengenai
asas perlakuan sama antara pemodal asing dan dalam negeri, kriteria usaha tertutup dan terbuka untuk modal, repatriasi penarikan asset oleh pemodal asing,
dan perburuhan, semuanya ditolak mentah-mentah oleh MK.
60
Sepanjang sejarah, pemerintah telah mengenakan beragam kendala pada kegiatan ekonomi. Kendala tersebut, meskipun kadang-kadang dikenakan dalam
nama kesetaraan atau beberapa tujuan masyarakat mulia lainnya, yang pada kenyataannya yang paling sering dikenakan adalah untuk kepentingan masyarakat
elit atau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang mapan dan minat khusus dalam berinvestasi secara skala besar, dan kendala tersebut dipandang lumayan
membebankan masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah secara menyeluruh. Dengan mensubstitusi hukum dengan keputusan politik bagi
60
Serikat Petani Indonesia, “Hanya Mengabulkan Sebagian Dari Gugatan Judicial Review, MK Mengecewakan Rakyat”, www.spi.or.idmk-hanya-mengabulkan-sebagian-dari-
tuntutan-gerakan-rakyat-terhadap-uupm diakses pada tanggal 18 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
keadaan pasar, pemerintah mengalihkan sumber daya alam berupa sektor listrik, pertambangan, minyak dan gas yang dapat diolah dan energi dari aktifitas
produktif menjadi bentuk usaha yang terbuka bagi pengusaha yang mampu menjadi rekan investor demi mencari manfaat ekonomis tanpa memperdulikan
hak penguasaan sumber daya oleh pihak asing.
61
Indonesia telah meratifikasi persetujuan pembentukan WTO World Trade Organization yang mencakup persetujuan Trade Related on Intellectual Property
RightsTRIPs dengan Undang-Undang No.7 Tahun 1994.
62
WTO sebagai suatu lembaga yang mengadministrasikan dan memantau pelaksanaan, kesepakatan,
Putaran Uruguay jelas akan tidak mampu memantau seluruh peraturan atau kebijaksanaan perdagangan antara anggota yang jumlahnya lebih dari seratus
negara.
63
Prinsip-prinsip keterbukaan dalam rangka pasar bebas perdagangan internasional pertama kali dikembangkan di laporan OECD tahun 1997 pada
pembaharuan perundang-undangan dan kembali menegaskannya dalam prinsip OECD 2005 untuk peraturan kualitas dan kinerja. Prinsip-prinsip ini
mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang mendasari sistem perdagangan multilateral, yang dimana sudah banyak negara-negara yang telah mengikatkan
dirinya dalam memenuhi kewajiban tertentu di WTO dan maupun yang berhubungan dengan konteks lainnya. Enam prinsip keterbukaan ini tidak boleh
dilihat sebagai penilaian standar kesesuaian WTO World Trade Organization,
61
Terry Miller dan Anthony B.Kim, “Principles of Economic Freedom”,
http:www.heritage.orgindexbookchapter-1 diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.
62
Agus Kretarto, Investor Relations Pemasaran dan Komunikasi Keuangan Perusahaan Berbasis Kepatuhan Jakarta: Grafiti Press, 2001, hlm 43.
63
Mahmul Siregar, Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal Studi Kesiapan dalam Perjanjian Investasi Multilateral Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
Terbitan KDT, 2008, hlm 337-338.
Universitas Sumatera Utara
tetapi sebagai pendukung lingkungan bisnis yang memungkinkan negara-negara untuk menuai keuntungan dari globalisasi dan kompetisi internasional. Prinsip-
prinsip ini adalah antara lain:
64
1. Transparansi dan keterbukaan dari proses pengaturan perundang-undangan
bagi pihak yang tertarik dalam menanamkan modalnya di host country, termasuk pihak asing prinsip transparansi. Akses yang mudah dan luas
dalam mengakses peraturan-peraturan mengurangi ketidakpastian atas persyaratan yang berlaku dan memungkinkan perusahaan untuk
memperkirakan biaya dan hasil imbal produksi dan aktivitas perdagangan mereka. Konsultasi publik yang melibatkan pemangku kepentingan dalam
proses pembuatan peraturan membantu meningkatkan kualitas dan pelaksanaan dalam menyesuaikan dan menaati peraturan serta efisiensi
dari kegiatan ekonomi. Karena inovasi merupakan faktor yang telah turun- temurun yang berisiko dengan hasil yang tidak menentu, keterbukaan yang
dimaksud harus mudah diprediksi dan keterlibatan yang diperbolehkan mesti dapat mendorong kapasitas dalam berinovasi dengan menjaga sektor
bisnis yang lebih dinamis dan menghindari risiko yang lebih sedikit.
2. Kesetaraan peluang-peluang yang kompetitif yang efektif antara
pengadaan barang dan jasa prinsip non-diskriminasi. Perlakuan diskriminatif yang bersifat eksplisit atau implisit terhadap barang atau jasa
asal luar negeri bertindak sebagai suatu tindakan yang mendukung disincentive serius terhadap inovasi suatu bisnis. Dengan mematikan
keunggulan kompetitif inovatif barang dan jasa, proses produksi, pemasaran dan metode organisasi akan mengurangi pesaing yang kreatif
dan inovatif.
3. Menghindari pembatasan efek perdagangan yang melampaui batas
kewajaran yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan peraturan yang pasti. Prinsip ini menggunakan fungsionalitas pendekatan berbasis
kinerja daripada desain atau peraturan yang bersifat deskriptif, dan untuk memperbaiki prioritas masalah hambatan peraturan dalam perdagangan
dan investasi yang timbul dari persyaratan yang terkesan mengulang- ngulang dan peraturan lama yang telah di non-aktifkan atau tidak
diberlakukan lagi. Peluang bagi perusahaan dalam menggapai syarat- syarat tujuan regulasi dengan cara apapun yang mencapai hasil yang
maksimal dan efektif tanpa dijelaskan bagaimana mereka harus melakukannya memungkinkan mereka untuk mengembangkan kreativitas
dan gagasan pemikiran yang bersifat inovatif, teknis. Komponen, bahan, produksi , standar , proses organisasi dan, termasuk yang mungkin dapat
diberlakukan di pasar yang berbeda. Revisi persyaratan pada peraturan- peraturan yang bersifat mengulang-ngulang dan usang outdated serta
penyederhanaan beban administrasi menurunkan biaya dalam berbisnis, dengan demikian membebaskan sumber daya untuk hanya fokus kepada
pengembangan perekonomian yang inovatif.
64
OECD, “OECD Market Openness Principles, OECD Innovation Policy Platform”,
www.oecd.orginnovationpolicyplatform diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.
Universitas Sumatera Utara
4. penggunaan tindakan hukum yang bersifat internasional sesuai standar
peraturan internasional prinsip keselarasan; dan 5.
pengakuan kesetaraan tindakan regulasi negara lain ,prosedur hukum , dan hasil penilaian kesesuaian prinsip saling pengakuan. Perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu pasar perlu menyesuaikan dan menanggung biaya tambahan yang berbeda yang dihasilkan
persyaratan peraturan standar nasional. Menyesuaikan persyaratan yang dihasilkan hukum negara asing dengan langkah-langkah internasional dan
menerima persyaratan host country sebagai standar dengan persyaratan domestik dalam menggapai tujuan hukum yang sama juga berperan
penting dalam menangani setiap biaya yang tidak perlu dikeluarkan dari hasil disharmonisasi perbedaan peraturan. Keselarasan dan kepercayaan
sesama pihak asing dengan host country dalam berinovasi memungkinkan perkembangan
ekonomi suatu
negara secara
keseluruhan dan
meminimalisasi hambatan
perdagangan perbatasan
negara serta
mengefektifkan persaingan usaha pasar internasional. 6.
penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha dalam perspektif internasional. Penegakan hukum persaingan usaha dan regulasi dalam sektor promosi
kompetisi dan liberalisasi perdagangan harus dikoordinasikan untuk memastikan konsistensi dan keefektifan persaingan usaha pasar
internasional, untuk mendorong kinerja yang bersifat inovatif ataupun besar-besaran.
Dalam perundingan perdagangan Multilateral Uruguay disepakati tahapan proses negosiasi di bidang investasi yang lebih dikenal dengan sebagai Trade
Related Investment Measure TRIM‟s, yang terdiri atas tahap awal negoisasi dan
tahap negoisasi lanjutan. Dalam tahap awal negoisasi, hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan mempelajari pelaksanaan artikel-artikel GATT General
Agreement on Tariffs and Trade yang berhubungan dengan trade distorting effects dari tindakan di bidang investasi berdasarkan masukan peserta negosiasi.
Dalam tahap negosiasi selanjutnya mengidentifikasi area-area dimana perundingan mungkin diperlukan untuk menghindarkan akibat yang menghambat
dan menganggu dari tindakan investasi pada perdagangan berdasarkan usulan- usulan peserta negosiasi, selain itu negosiasi atas dasar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Secara tradisional, GATT memusatkan diri kepada kebijaksanaan yang menghambat arus barang antarnegara cross border measures. Sedangkan
perjanjian tentang Trade Related Investment Measures TRIM‟s merupakan
perjanjian tentang aturan-aturan investasi yang menyangkut perdagangan.
65
Masuknya modal asing dalam perekonomian Indonesia merupakan tuntutan keadaan baik ekonomi maupun politik. Penghimpunan dana
pembangunan perekonomian Indonesia melalui investasi modal secara langsung sangat baik dibandingkan dengan penarikan dana internasional seperti pinjaman
luar negeri. Modal asing yang dibawa oleh investor merupakan hal yang penting sebagai alat untuk mengintegrasikan ekonomi global. Selain itu, kegiatan ekonomi
akan memberikan dampak positif bagi negara penerima modal seperti mendorong pertumbuhan bisnis, adanya suplai teknologi dari investor baik dari bentuk proses
produksi maupun permesinan dan penciptaan lapangan kerja.
66
Jika ditelusuri dengan seksama sistem perdagangan multilateral, pelaksanaan keterbukaan seperti yang dituntut oleh Agreement on TRIMs
sebenarnya bukanlah hal yang baru. GATT 1947 telah menghasilkan ketentuan yang demikian. Hanya saja transparansi dalam GATT ditujukan untuk seluruh
publikasi-publikasi yang mengandung hambatan-hambatan perdagangan. Dengan demikian ketentuan transparansi dalam Agreement on TRIMs hanya
mempersempit atau menjadikan ketentuan transparansi dalam GATT 1947 bersifat lebih spesifik saja.
67
Di sektor jasa, GATS menetapkan ketentuan transparansi dan notifikasi. Article III.1 GATS memerintahkan kepada semua negara anggota untuk segera
65
Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit, hlm 97-98.
66
Lusiana, Op.Cit., hlm 15.
67
Mahmul Siregar, Op.Cit., hlm 101.
Universitas Sumatera Utara
menerbitkan semua perundang-undangan, peraturan, pedoman pelaksanaan, serta semua keputusan dan ketentuan yang berlaku secara umum baik yang dikeluarkan
oleh pemerintah pusat maupun daerah yang mempunyai dampak terhadap pelaksanaan perjanjian GATS. Pemerintah negara anggota harus menjamin
bahwa informasi-informasi dalam peraturan-peraturan tersebut tersedia secara umum. Hal ini untuk mengantisipasi jika pemerintah tidak atau melakukan
publikasi.
68
Notifikasi terhadap peraturan-peraturan yang bertentangan dengan GATS berbeda dengan Agreement on TRIMs. Notifikasi dalam GATS lebih fleksibel
karena hanya diwajibkan terhadap peraturan-peraturan atau perubahan peraturan yang terkait dengan schedule of commitment yang ditetapkan oleh negara yang
bersangkutan. Dengan demikian, meskipun ditemukan peraturan penanaman modal sektor jasa yang tidak konsisten dengan GATS, tidak wajib dinotifikasi
apabila peraturan tersebut tidak termasuk sektor yang menjadi komitmen dari negara yang bersangkutan.
69
Selain kualitas informasi mengenai ketentuan perjanjian internasional antara GATS dan TRIMs dengan negara yang berkomitmen menyesuaikan
peraturan domestik dengan standar yang telah disusun sedemikian oleh organisasi internasional yang bergerak dalam bidang perdagangan tersebut, prinsip-prinsip
corporate governance yang disusun oleh OECD juga memuat pedoman umum untuk memastikan bahwa pengungkapan secara akurat dan tepat waktu
dilaksanakan terhadap semua informasi material yang berhubungan dengan
68
Ibid., hlm 102.
69
Ibid., hlm 102.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, yang meliputi kondisi keuangan, kinerja, kepemilikan, serta governance di perusahaan, sebagai berikut:
70
1. Pengungkapan informasi harus meliputi, tapi tidak terbatas pada informasi
material tentang : a
Keuangan dan hasil operasi perusahaan; b
Tujuan-tujuan perusahaan; c
Kepemilikan saham mayoritas dan hak-hak suara; d
Masalah-masalah material yang berhubungan dengan para karyawan dan para pihak yang berkepentingan lainnya;
e Struktur dan kebijakan governance perusahaan.
2. Informasi harus disiapkan, diaudit, dan diungkapkan sesuai dengan
standar-standar kualitas yang tinggi di bidang akuntansi, pengungkapan keuangan dan nonkeuangan, serta audit.
3. Pemeriksaan tahunan harus dilaksanakan oleh auditor independen untuk
menyediakan jaminan eksternal yang objektif tentang cara penyiapan dan penyajian laporan keuangan.
4. Saluran-saluran untuk penyampaian informasi harus disiapkan untuk
memungkinkan akses informasi yang wajar, tepat waktu, dan dengan biaya yang efisien.
B. Tujuan Diadakannya Prinsip Keterbukaan dalam Kegiatan Penanaman Modal