besar terjadi karena terdapat kelalaian penulis sebelum menyiapkan penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Penanaman modal Berdasarkan UU No.25 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, yang dimaksud
dengan penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing dalam
undang-undang tersebut yaitu:
17
1 Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam
negeri. 2
Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Indonesia merupakan negara yang sedang membangun. Untuk membangun, diperlukan adanya modal atau investasi dalam jumlah yang besar.
Kegiatan penanaman modal di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1967 pada masa orde baru, yaitu sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1967, yaitu sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
17
Republik Indonesia, Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Bab I Pasal 1 angka 2 dan 3.
Universitas Sumatera Utara
Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
18
Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat tersebut, antara lain, ditentukan dalam
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang melandasi pembentukan seluruh peraturan perundang-undangan dibidang
perekonomian. Konstitusi mengamanatkan agar pembangunan ekonomi nasional berdasarkan prinsip demokrasi yang menciptakan terwujudnya kedaulatan
ekonomi Indonesia. Keterkaitan pembangunan ekonomi dengan pelaku ekonomi kerakyatan ditetapkan dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor XVIMPR 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi, dengan demikian, pengembangan penanaman modal
bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi menjadi bagian dari kebijakan dasar penanaman modal.
19
Penanaman modal harus menjadi bagian penyelenggaraan perekonomian nasional dan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan
ekonomi kerakyatan, mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal
dapat tercapai apabila faktor yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain perbaikan koordinasi antarinstansi pemerintah pusat dan
18
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm 1.
19
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm 99.
Universitas Sumatera Utara
daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di
bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha.
20
Peraturan-peraturan perundang-undangan yang diterbitkan pada masa orde baru tentang penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing yakni,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri. Dalam perkembangan di orde reformasi peraturan perundang-undang penanaman modal dalam negeri dan asing tersebut
diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
21
Alasan kenapa Undang-Undang yang lama mengenai penanaman modal diganti peraturannya adalah atas dasar pertimbangan undang-undang penanaman
modal, yang di dalam konsideran UU No. 25 Tahun 2007 disebutkan:
22
Bahwa untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan
peningkatan penanaman modal untuk mengelola potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri;
Bahwa dalam menghadapi perubahan perekonomian global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional perlu
diciptakan iklim penanaman modal yang kondusif,promotif, memberikan
20
Ibid., hlm 100.
21
Ibid., hlm 101.
22
Ibid., hlm 104.
Universitas Sumatera Utara
kepastian hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional: lihat butir c dan d.
Penanaman modal asing di Indonesia secara nyata telah memperbaiki serta meningkatkan perekonomian negara dengan gencarnya investasi pada proyek-
proyek kecil dan oleh sebagian besar dengan cara perindustrian yang mana menyediakan terbukanya lowongan ketenagakerjaan secara maksimum. Tetapi
pada saat yang sama, diperlukan konsentrasi yang lebih besar terhadap kegiatan penanaman modal yang intensif di ibukota untuk mengekspansi ekspor daripada
substitusi impor. Perubahan yang baru terjadi dalam proyek penanaman modal asing sampai penanaman modal dalam negeri yang intensif seperti pertambangan
dan jasa mungkin tidak setara menguntungkan dalam hal ketenagakerjaan. Tantangan baru untuk Indonesia saat ini adalah mengubah ketentuan-ketentuan
dan perundang-undangan yang dapat menarik minat investor asing untuk berinvestasi sehingga terciptanya lapangan kerja yang lebih baik, kualitas kegiatan
ekspor industri meningkat dan memicu persaingan usaha yang sehat.
23
2. Penanam modal atau Investor Dalam anatomi UU No. 25 Tahun 2007 telah dijelaskan secara jelas bahwa
yang dimaksud dengan penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam
negeri dan penanam modal asing. Untuk pihak penanam modal yang berasal dari dalam negeri, dalam Pasal 5 Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor 57SK2004 telah ditentukan prosedur dalam pengajuan permohonan baru dalam rangka penanaman modal dalam negeri PMDN. Pihak
23
R.Dhanya Ramachandran, “A Study about Foreign Direct Investment in Indonesia”,
IOSR Journal Business and Management IOSR-JBM, Volume 16, Issue 12.Ver.I, Chennai, December 2014, hlm 47.
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mengajukan permohonan penanaman modal baru dalam rangka PMDN adalah:
24
a. Perseroan Terbatas PT;
b. Commanditaire Venootschap CV;
c. Firma Fa;
d. Badan Usaha Koperasi;
e. BUMN;
f. BUMD; atau
g. Perorangan.
Walaupun rata-rata bentuk hukum perusahaan berupa badan hukum maupun badan usaha yang disebutkan dapat menjalankan kegiatan penanaman
modal dalam rangka PMDN, hal serupa tidak berlaku bagi penanam modal asing. Dalam Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas. Secara
lengkap, bunyi Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal:
“Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara
Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang- undang.”
Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi: a.
Bentuk hukum dari perusahaan penanaman modal asing adalah perusahaan terbatas PT;
b. Didasarkan pada hukum Indonesia;
c. Berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
25
24
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 129.
25
Ibid., hlm 174.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas sesuai yang diatur pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang. Dapat dikatakan perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri.
26
Setiap investor dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas,
yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Keuntungan atau dividen yang dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh para sekutu dan pemilik saham dan tergantung pada
besarkecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
27
Apabila dikaji definisi penanam modal asing sesuai Pasal 1 angka 6 UU No.25 Tahun 2007 yang mendefinisikan penanam modal asing adalah
perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan usaha asing danatau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia maka penanam modal asing dikategorikan menjadi empat macam, yaitu:
28
a. Perseorangan warga negara asing;
26
Faisal Santiago, Pengantar Hukum Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media , 2012, hal 35.
27
Loc.Cit., hlm 174.
28
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 204.
Universitas Sumatera Utara
b. Badan usaha asing;
c. Badan hukum asing;danatau
d. pemerintah asing.
Negara pemilik modal akan memilih negara tujuan investasi mereka. Motif orang yang menanamkan modalnya di luar negeri adalah untuk mencari bahan
mentah pure resources atau komoditi perdagangan yang terutama dilakukan oleh negara-negara miskin akan sumber daya alam.
29
Tiga cara utama yang dilakukan pemilik aset asing yang ingin berinvestasi secara langsung direct investment
adalah: secara mandiri atau perseorangan solo , menjalin hubungan kemitraan dengan pemilik aset lainnya joint venture dan modal ventura atau manajer aset ,
atau melalui co- investing, yaitu:
30
a. Investasi solo langsung menawarkan paling kebijaksanaan tetapi paling
menuntut modal , membutuhkan banyak waktu dan sumber daya . b.
Kemitraan investasi langsung dengan pemilik aset lain atau aset manajer memungkinkan investor untuk berbagi tugas dan tanggung jawab .
c. Co-Investing dengan manajer aset di samping investasi dana tradisional
adalah model yang paling populer dan paling menuntut . Terdapat berbagai bentuk kerjasama selain gambaran kerjasama secara
umum oleh pihak investor asing dengan pemodal nasional yang telah dipaparkan di atas seperti production sharing, management-contract, technical assistance
atau technical service contract, franchise and branduse agreement maupun dalam
29
Loc.Cit., hlm 35.
30
World Economic Forum prepared in collaboration with Oliver Wyman, ” Direct
Investing by Institutional Investors: Implications for Investors and Policy-Makers ”, World
Economic Forum USA, United State, 2014, hlm 2.
Universitas Sumatera Utara
bentuk build, operation and transfer atau lebih dikenal dengan istilah BOT.
31
Berikut ini uraian mengenai bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang telah diakui berlaku di banyak negara:
a. Joint Venture Joint Venture adalah suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara
penanaman modal asing dengan modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjanjian atau kontrak belaka kontraktuil, di mana tidak membentuk suatu
badan hukum baru seperti halnya pada joint-enterprise. Sebagai contoh dapat dikemukakan, yakni; Adanya perjanjian kerja sama antara Van Stickel Associates
Inc. Suatu badan hukum yang berkedudukan di Delaware, Amerika Serikat dengan PT Kalimantan Plywood Factory suatu badan hukum Indonesia untuk
secara bersama-sama mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerja sama ini juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak membentuk suatu
badan hukum Indonesia seperti yang telah disyaratkan dalam Pasal 5 ayat 2 UUPM. Berbagai macam corak atau variasi dari joint-venture yang ditemukan
dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakan sebagai berikut: 1
Technical Assistance service Contract : suatu bentuk kerja sama yang dilakukan antara pihak modal asing dengan modal nasional sepanjang
yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja method misalnya; Suatu perusahaan modal nasional yang ingin memajukan atau
meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal demikian, maka dibutuhkan
technical assistance dari perusahaan modal asing di luar negeri dengan
31
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Cet.Ketiga Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm 60.
Universitas Sumatera Utara
cara pembayaran dalam bentuk royalti yakni pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan dari penjualan produksi perusahaan yang
bersangkutan.
32
2 Franchise and brand-use Agreement: suatu bentuk usaha kerja sama yang
digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti
Coca-Cola, Pepsi- Cola, Van Houten, Mc‟Donalds, Kentucky Fried
Chicken, dan sebagainya. 3
Management Contract: suatu bentuk usaha kerja sama antara pihak modal asing dengan modal nasional menyangkut pengelolaan suatu perusahaan
khususnya dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak modal asing terhadap suatu perusahaan nasional. Misalnya yang lazim dipergunakan
dalam pembuatan maupun pengelolaan hotel yang bertaraf internasional oleh pihak Indonesia diserahkan kepada swasta luar negeri seperi; Hilton
Internasional Hotel, Mandarin Internasional Hotel, dan sebagainya. 4
Build, operation and transfer BOT : suatu bentuk kerja sama yang relatif masih baru dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu kerja sama
antara para pihak, di mana suatu objek dibangun, dikelola atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada pemilik
asli.
33
Misalnya; pihak swasta nasional mempunyai gedung atau bangunan mengadakan kerja sama dengan pihak luar negeri untuk membangun suatu
department store, mall ataupun hotel di mana biaya pembangunan, perencanaan, pelaksanaan operasinya dilaksanakan oleh pihak dengan
32
Ibid., hlm 61.
33
Ibid., hlm 62.
Universitas Sumatera Utara
jangka waktu sesuai kerja sama lalu kemudian diserahkan kepada pihak nasional.
b. Joint Enterprise Joint-Enterprise merupakan suatu bentuk kerja sama antara penanaman
modal asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5
ayat 1 UUPM. Joint-Enterprise merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang
dinyatakan dalam valuta asing. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pihak asing hendak menggunakan bentuk kerja sama ini adalah karena berdasarkan alasan
berikut: 1
Setiap usaha di Indonesia memerlukan rupiah untuk pembayaran barang- barang yang lebih murah dan mudah diperoleh di Indonesia. Selain itu
untuk pembayaran gaji pegawai dan lain-lain pengeluaran dibutuhkan rupiah oleh penanaman modal asing.
2 Penanaman modal asing tidak perlu menanamkan modal dalam bentuk
valuta asing, tetapi modal asing dapat berbentuk mesin-mesin atau lain hasil produksi penanaman modal asing itu. Masuknya barang mesin-mesin
impor itu akan diizinkan dengan fasilitas bebas bea masuk sehingga akan sangat menguntungkan penanaman modal asing di Indonesia.
3 Dengan bekerja sama dengan pengusaha nasional, apalagi yang telah
berpengalaman, maka penanam modal asing dapat mengecilkan risiko seminimal mungkin, sehingga sebenarnya penanaman modalnya di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia lebih mirip dengan pemberian kredit daripada penanaman modal asing yang langsung direct-investment.
34
c. Kontrak Karya Pengertian kontrak karya contract of work sebagai suatu bentuk usaha
kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini
mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional.
Bentuk kerja sama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian kerja sama antara badan hukum milik negara BUMN seperti; Kontrak karya antara
PN.Pertamina selaku badan usaha milik negara yang memiliki hak eksklusif sebagai pemilik penguasaan daripada bumi dan air dan kekayaan alam Indonesia,
bekerja sama dengan PT Caltex pacific Indonesia yang merupakan anak perusahaan subsidiary company Caltex International Petroleum yang
berkedudukan di Amerika Serikat untuk memberikan wewenang dalam mengerjakan pengolahan eksploitasi dan eksplorasi untuk dan atas nama
perusahaan negara tersebut.
35
Bagi Investor asing, hukum dan undang-undang menjadi salah satu tolak ukur untuk menentukan kondusif tidaknya iklim investasi di suatu negara. Dalam
tiga dekade belakangan ini, pelaku usaha yang menanam modal di negara berkembang sangat mempertimbangkan kondisi hukum di negara tersebut.
Infrastruktur hukum bagi investor menjadi instrumen penting dalam menjamin investasi mereka. Hukum bagi mereka memberikan security, certainty, dan
34
Ibid., hlm 63.
35
Ibid., hlm 64.
Universitas Sumatera Utara
predictability atas investasi mereka. Semakin baik kondisi, hukum dan undang- undang yang melindungi investasi mereka semakin dianggap kondusif iklim
investasi dari negara tersebut.
36
Negara Indonesia yang menganut sistem ekonomi yang bebas terkendali atau mixed economy tidak terlepas dan sangat bergantung pada sistem
perdagangan internasional, di mana dewasa ini perdagangan internasional menggunakan sistem, ketentuan, dan mekanisme yang telah diinisiasi oleh WTO
World Trade Organizations dengan salah satu bentuk aturan main investasi adalah TRIMs Agreement on Trade Related Investment Measures. Indonesia
telah meratifikasi segenap aturan dalam TRIMs. Atas dasar ketentuan tersebut, kegiatan penanaman modal di Indonesia secara logis-yuridis terikat kepada
prinsip-prinsip penanaman modal internasional dari WTO dan TRIMs.
37
Prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
38
a. Prinsip Nondiskriminasi
Prinsip ini mengharuskan host country untuk memperlakukan secara sama setiap penanam modal dan penanam modal di negara tempat penanaman
modal dilakukan. b.
Prinsip Most Favoured Nations MFN Prinsip ini menuntut perlakuan yang sama dan harus dijalankan dengan
segera dan tanpa syarat immediately and unconditionally dari negara host terhadap penanam modal dari negara asing yang lainnya yang melakukan
aktivitas penanaman modal yang meliputi pelaksanaan dan kebijakan
36
Lusiana, Op.Cit., hlm 13.
37
Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hlm 109-110.
38
Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, Cet.Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2012, hlm 42-44.
Universitas Sumatera Utara
impor dan ekspor serta menyangkut biaya-biaya lainnya di negara di mana penanaman modal tersebut dilakukan.
c. Prinsip National Treatment
Prinsip ini mengharuskan negara host untuk tidak membedakan perlakuan antara penanam modal asing dengan penanam modal dalam negeri di
negara host tersebut yang bersifat diskriminatif sehingga menghambat terciptanya harmonisasi dalam perdagangan internasional.
c. Asas Keterbukaan Asas keterbukaan ataupun prinsip keterbukaan merupakan salah satu asas
yang diwajibkan dan dituangkan dalam sepuluh asas berbeda di dalam Undang- Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Di dalam Pasal 3 ayat 1
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah ditentukan 10 asas dalam penanaman modal atau investasi. Kesepuluh asas itu, disajikan
sebagai berikut:
39
1 Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan
hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
2 Asas keterbukaan, yaitu asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
3 Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil
akhir dari
penyelenggaraan penananaman
modal
39
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hal 14-15.
Universitas Sumatera Utara
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4 Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara adalah asas
perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan
penanam modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.
5 Asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam
modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
6 Asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan
penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim usaha yang adil,kondusif, dan berdaya saing,
7 Asas berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan,
baik untuk masa kini maupun yang akan datang. 8
Asas berwawasan lingkunan adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memerhatikan dan mengutamakan perlindungan
dan pemeliharaan lingkungan hidup. 9
Asas kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup
diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
10 Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas
yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
Asas penanaman modal „menginspirasi‟ pembentukan pasal-pasal sehingga pasal-pasal tersebut mencerminkan keberadaan asas hukum yang bersifat
abstrak-normatif. Pendapat berbeda dijelaskan oleh Yakub, kesepuluh asas tersebut dituangkan dalam pasal-pasal untuk menjamin tercapainya tujuan
undang-undang penanaman modal. Asas hukum penanaman modal bertautan dengan hukum atau undang-undang lain. Pertautan tidak saja dikonstruksi
intrabidang, tapi juga antarbidang seperti ekonomi dan perdagangan internasional. Keterkaitan diantaranya undang-undang penanaman modal dan undang-undang
lingkungan hidup asas berkelanjutan dan asas berwawasan lingkungan, undang- undang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat asas
keterbukaan dan asas efisiensi keadilan, dan undang-undang usaha kecil asas kemandirian; sedangkan antarbidang ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi,
penanaman modal diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
40
Pada UU No.25 Tahun 2007 telah tertera jelas mengenai definisi asas keterbukaan, sesuai bunyi Pasal 3 ayat 1 yang dimaksud dengan asas
keterbukaan adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman
modal. Namun, tidak dijelaskan secara tegas bagaimana penerapan asas keterbukaan pembuatan laporan kegiatan penanaman modal. Pada perkembangan
hukum positif dalam rangka penanaman modal oleh BKPM yaitu dikeluarkannya
40
Lusiana, Op.Cit., hlm 43 45.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan kepala Perka BKPM No.3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelaksanaan Penanaman Modal , dalam Pasal 4 disebutkan hak-hak penanam
modal. Pasal 4 Perka BKPM memuat mengenai hak yang diterima oleh para penanam modal, antara lain:
41
1 Kepastian hak, hukum dan perlindungan.
2 Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.
3 Hak pelayanan.
4 Berbagai bentuk fasilitas fiskal kemudahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Sesuai hak yang berhak didapatkan oleh para calon investor yang berniat
menanamkan modalnya pada berbagai sektor kegiatan penanaman modal di Indonesia , maka dapat dikatakan bahwa keterbukaan yang dimaksud berupa
kemudahan yang lebih fleksibel dan tidak bersifat membeda-bedakan cikal-bakal kemampuan investasi para calon investor. Tujuannya adalah agar para penanam
modal yang berasal dari dalam negeri maupun asing memiliki minat yang tinggi dalam menanamkan modalnya di wilayah Republik Indonesia karena ketentuan
yang diatur pemerintah dalam menunjang kegiatan penanaman modal tidak berbelit-belit.
4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kemudahan yang diiringi asas keterbukaan yang diselenggarakan dalam
penanaman modal berhubungan erat dengan sistem PTSP Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang diselenggarakan di Indonesia. Mengenai definisi PTSP
dalam bidang penanaman modal ada dibahas di dalam Peraturan Presiden No.27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal.
Yang dimaksud dengan PTSP sesuai bunyi Pasal 1 angka 4, yaitu :
41
Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.3 Tahun 2012, Bab III Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
“Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu Perizinan dan Nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan Perizinan dan Nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai
dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.”
42
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen Indonesia LPND yang bertugas untuk merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
43
BKPM bertindak secara independen dan bertanggung jawab di bawah perintah Presiden secara langsung. Dengan ditetapkannya Undang-Undang
tentang Penanaman Modal pada tahun 2007, BKPM menjadi sebuah lembaga pemerintah yang menjadi koordinator kebijakan penanaman modal, baik
koordinasi antar instansi pemerintah, pemerintah dengan Bank Indonesia, serta pemerintah dengan pemerintah daerah maupun antar pemerintah daerah.
44
BKPM juga diamanatkan sebagai badan advokasi bagi para investor, misalnya menjamin
tidak adanya ekonomi biaya tinggi.
45
Selain itu BKPM selaku Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia juga berfungsi sebagai antarmuka utama antara bisnis dan pemerintah,
BKPM diberi mandat untuk mendorong investasi langsung dalam dan luar negeri melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif. Dikembalikan ke status menteri
tahun 2009, dan melaporkan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, tujuan badan promosi investasi ini tidak hanya untuk mencari investasi yang lebih
dalam dan luar negeri, tetapi juga mendapatkan investasi yang berkualitas yang
42
Republik Indonesia, Peraturan Presiden No.27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal, Bab I Pasal 1 angka 4.
45
Wikipedia, “Badan
Koordinasi Penanaman
Modal ”,
https:id.wikipedia.orgwikiBadan_Koordinasi_Penanaman_Modal, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
44
Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hlm 82.
45
Wikipedia, Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan ketimpangan sosial dan mengurangi pengangguran. Lembaga ini bekerja sebagai advokat proaktif untuk investasi serta perantara pihak pemerintah
bagi investor.
46
6. Laporan Kegiatan Penanaman Modal Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM No.3 Tahun 2012 tentang Pedoman
Dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Laporan Kegiatan Penanaman Modal LKPM merupakan laporan mengenai perkembangan realisasi
penanaman modal dan kendala yang dihadapi penanam modal yang wajib disampaikan secara berkala.
47
F. Metode Penelitian