2004 , maka pejabat yang berwenang untuk mengkoordinasi pelaksanaan investasi di Indonesia adalah BKPM yang melaksanakan pelayanan terpadu satu atap
dengan melimpahkan wewenang kepada instansi pemerintah yang terkait sesuai kewenangannya sesuai kewenangan dalam provinsi atau kabupaten dan kota.
Adapun penyelenggaraan penanaman modal yang dilimpahkan wewenang oleh BKPM kepada instansi terkait terdiri atas bidang-bidang:
172
1. kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal;
2. promosi dan kerjasama penanaman modal;
3. pelayanan persetujuan, perizinan, dan fasilitas penanaman modal;
4. pengendalian pelaksanaan penanaman modal;
5. pengelolaan sistem informasi penanaman modal.
B. Dasar Hukum Badan Koordinasi Penanaman Modal
BKPM pada awalnya didirikan dengan Kepres Nomor 20 tahun 1973 lalu diubah dengan Kepres Nomor 183 Tahun 1998 yang dimaksudkan sebagai suatu
one stop investment service center. BKPM mengatur secara rinci pedoman dan tata cara permohonan penanaman modal yang didirikan dalam rangka PMDN dan
PMA, baik menyangkut permohonan penanaman modal baru, permohonan perluasan penanaman modal, dan permohonan penambahan penanaman modal.
Bentuk-bentuk persetujuan dan izin yang diberikan mencakup, antara lain:
173
1. Surat Persetujuan SP Penanaman Modal PMAPMDN,
2. Surat Pemberitahuan Persetujuan Presiden SPPP,
3. Surat Persetujuan Fasilitas dan Izin Pelaksanaan Penanaman Modal yang
terdiri atas Izin Lokasi; Izin HOUUG Undang-Undang Gangguan; Izin
172
Ibid., hlm 229.
173
Ana Rokhmatussa‟dyah dan Suratman, Op.Cit., hlm 65.
Universitas Sumatera Utara
Kerja Tenaga Warga Negara Asing Pendatang IKTA; Angka Pengenal Impor Terbatas APIT; Surat Persetujuan Pembebasan Bea Masuk dan
fasilitas perpajakan lainnya atas pengimporan barang-barang modal; Persetujuan
Pemberian Fasilitas
Pembebasan Bea
Masuk atas pengimporan bahan baku danatau bahan penolong untuk keperluan
produksi 2 dua tahun pertama berdasarkan kapasitas terpasang; IMB; serta Izin Usaha Tetap IUT.
Kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM ini diperkuat lagi dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Kewenangan BKPM telah ditentukan dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 30 UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 27 ditentukan bahwa
koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman dilakukan oleh BKPM. Koordinasi kebijakan penanaman modal, meliputi koordinasi:
174
1. antarinstansi pemerintah;
2. antarinstansi pemerintah dengan Bank Indonesia;
3. antarinstansi pemerintah dengan pemerintah daerah; dan
4. koordinasi antarpemerintah daerah.
Dilihat dari ketentuan Pasal 27 ayat 1 UU Penanaman Modal, dalam rangka investasi, pemerintah mengkoordinasikan kebijakan penanaman modal,
baik antarinstansi pemerintah, pemerintah dengan Bank Indonesia, pemerintah dengan daerah maupun antar pemerintah daerah. Koordinasi tersebut sangat
diperlukan mengingat dalam rangka reformasi, terdapat kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No.22 Tahun 1999 jo.
174
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 230.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan Undang- Undang No.25 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Kebijakan tersebut telah mengubah penyelenggaraan pemerintahan, dari yang sebelumnya bersifat terpusat menjadi
terdesentralisasi yang meliputi penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah kecuali politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
agama, fiskal moneter, dan kewenangan lainnya serta perubahan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
175
Sejak diterapkan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah tersebut, ternyata masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya yang secara tidak
langsung maupun langsung sangat berpengaruh terhadap investasi yaitu terhadap birokrasi perizinan penanaman modal. Permasalahan yang dijumpai sebagaimana
tertuang dalam RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 mengenai Revitalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
adalah:
176
1. Belum jelasnya pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan
daerah; 2.
berbedanya persepsi para pelaku pembangunan terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah;
3. masih rendahnya kerja sama antarpemerintah daerah;
4. belum terbentuknya kelembagaan pemerintahan daerah yang efektif dan
efisien; 5.
masih terbatasnya dan rendahnya kapasitas aparatur pemerintahan daerah;
175
Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hlm 249.
176
Ibid., hlm 250.
Universitas Sumatera Utara
6. masih terbatasnya kapasitas keuangan daerah;
7. pembentukan daerah otonom baru pemekaran wilayah yang masih belum
sesuai dengan tujuannya. Permasalahan desentralisasi dan otonomi pemerintahan daerah tersebut
sangat erat pengaruhnya terhadap masuknya investasi di Indonesia mengingat dalam UU Penanaman Modal, pemerintah menerapkan pelayanan terpadu satu
pintu dalam pemberian perizinan penanaman modal Lihat Pasal 25 ayat 4 dan 5 dan Pasal 26 yang bertujuan untuk membantu penanam modal dalam
memperoleh kemudahan pelayanan. Untuk itu, diperlukan adanya koordinasi yang sinergis antara lembaga, antarpemerintah dan antarpemerintah pusat dan daerah
serta antar pemerintah daerah. Untuk mengatur koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal termasuk perizinan, menurut Pasal 27 ayat 2 diserahkan
kepada BKPM yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta pelayanan terpadu satu pintu menurut Pasal 29 UU Penanaman Modal, harus melibatkan
perwakilan secara langsung dari setiap sektor dan daerah terkait dengan pejabat yang mempunyai kompetensi dan kewenangan.
177
Kemudian tugas dan fungsi BKPM juga ditentukan dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Tugas dan
fungsi BKPM adalah:
178
1. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penanaman modal; 2.
mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman modal;
177
Ibid., hlm 251.
178
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 231.
Universitas Sumatera Utara
3. menetapkan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan
pelayanan penanaman modal; 4.
mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha;
5. menyusun peta penanaman modal Indonesia;
6. mempromosikan penanaman modal;
7. mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan
penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan
informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal;
8. membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan
yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
9. mengkoordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan
penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia; 10.
mengkoordinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu; dan 11.
melaksanakan pelayanan penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Susunan organisasi BKPM diatur pada Pasal 4 Peraturan Presiden No.90 Tahun 2007 tentang BKPM, yaitu sebagai berikut:
1. Kepala
Universitas Sumatera Utara
Kepala BKPM mempunyai tugas memimpin BKPM dalam melaksanakan tugas dan fungsi BKPM.
179
2. Wakil Kepala Wakil Kepala mempunyai tugas membantu pelaksanaan tugas Kepala BKPM.
180
3. Sekretariat Utama Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKPM. Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama dan mempunyai tugas mengkoordinasikan pembinaan dan
pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan,
hukum, kearsipan, pengolahan data dan informasi, perlengkapan, dan rumah tangga di lingkungan BKPM. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
181
a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BKPM;
b. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BKPM;
c. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum, kearsipan, pengolahan data
dan informasi, perlengkapan dan rumah tangga BKPM; d.
pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan, pelayanan dan bantuan hukum yang berkaitan dengan tugas BKPM;
179
Lihat Pasal 5 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
180
Lihat Pasal 6 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
181
Lihat Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
e. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BKPM.
4. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan di bidang perencanaan penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Deputi Bidang
Perencanaan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
182
a. pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional;
b. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
penanaman modal; c.
pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang perencanaan penanaman modal;
d. penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dibidang
perencanaan penanaman modal; e.
pembuatan peta penanaman modal di Indonesia; f.
pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BKPM.
5. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Deputi Bidang Perkembangan Iklim Penanaman Modal yang dipimpin oleh
seorang Deputi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKPM di bidang pengembangan iklim penanaman modal yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKPM. Dalam melaksanakan tugas
182
Lihat Pasal 10, 11, dan 12 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
183
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan iklim penanaman modal; b.
pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang pengembangan iklim penanaman modal;
c. penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang
pengembangan iklim penanaman modal; d.
pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha melalui pembinaan penanaman modal,
antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat serta menyebarkan informasi
yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal; e.
pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BKPM.
6. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal yang dipimpin oleh seorang Deputi
adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKPM di bidang promosi penanaman modal yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
BKPM. Deputi ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang promosi penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
183
Lihat Pasal 13, 14 , dan 15 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dalam Pasal 17, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
184
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang promosi
penanaman modal; b.
pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang promosi penanaman modal;
c. penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang
promosi penanaman modal; d.
koordinasi perencanaan dan pelaksanaan promosi penanaman modal; e.
pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BKPM.
7. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal yang juga dipimpin oleh seorang
Deputi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKPM di bidang kerjasama penanaman modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala BKPM. Deputi ini bertugas merumuskan, dan melaksanakan kebijakan di bidang kerjasama penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
185
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama
penanaman modal;
184
Lihat Pasal 16, 17, dan 18 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
185
Lihat Pasal 19, 20, dan 21 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
b. pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang kerjasama penanaman
modal; c.
penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dibidang kerjasama penanaman modal;
d. koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kerjasama penanaman modal;
e. koordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan
penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia; f.
pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BKPM.
8. Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal adalah unsur pelaksana sebagian
tugas dan fungsi BKPM di bidang pelayanan penanaman modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKPM. Deputi ini mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pelayanan penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi
Bidang Pelayanan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
186
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan
penanaman modal; b.
pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang pelayanan penanaman modal;
c. penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dibidang
pelayanan penanaman modal;
186
Lihat Pasal 22, 23, dan 24 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
d. koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pelayanan penanaman modal
terpadu satu pintu; e.
koordinasi pelaksanaan penempatan perwakilan pejabat dari sektor terkait dan daerah dalam pelayanan penanaman modal terpadu satu pintu;
f. pemberian pelayanan perizinan dan fasilitas penanaman modal;
g. pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
BKPM. 9. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal adalah unsur pelaksana sebagaian tugas dan fungsi BKPM di bidang pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKPM. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:
187
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
pelaksanaan penanaman modal; b.
pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal;
c. penetapan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang
pengendalian pelaksanaan penanaman modal; d.
pembinaan pelaksanaan penanaman modal, pemberian bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang
dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
187
Lihat Pasal 25, 26, dan 27 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
e. pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
BKPM. 10. Inspektorat
Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKPM dengan melaksanakan pengawasan fungsional
terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan BKPM. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
188
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan
BKPM; b.
pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Kepala BKPM;
c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan.
188
Lihat Pasal 28, 29, dan 30 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah struktur organisasi terbaru BKPM Tahun 2015 Gambar 1
Struktur organisasi BKPM
Sumber : http:www.bkpm.go.idenlembagastruktur-organisasi
Universitas Sumatera Utara
C. Peran BKPM Dalam Kegiatan Penanaman Modal