Berdasarkan jawaban tersebut, dapat kita ketahui bahwa ternyata yang menjadi kendala dalam pemasaran ini adalah keterbatasan anggaran dari
pemerintah, dan juga karena pada umumnya kawasan objek wisata di Samosir ini adalah milik masyarakat sendiri, sehingga menjadi masalah juga dalam
mengundang investor untuk mengembangkan wisata Samosir, dan kalaupun tanah itu ada, harganya sangat mahal.
3. Pembinaan dan Sadar Wisata
Sumber Daya Manusia adalah salah satu hal yang mendukung dalam meningkatkan retribusi daerah ini. Sehingga dibutuhkan pelaksanaan program-
program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis yang professional. Untuk mengetahui
bagaimanakah upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah khususnya Dinas ini, penulis kembali bertanya kepada Bapak Kepala Bidang Pengembangan Wisata,
Jonni Sitanggang SE, dengan pertanyaan: Peningkatan retribusi daerah akan lebih maksimal jika didukung dengan adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas
di dalamnya. Secara umum apakah yang sudah dilakukan oleh dinas ini dalam membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis wisata
dan juga pemandu wisata? Beliau menjawab:
“Ia, untuk mendukung dan mencapai hal itu, kami telah melakukan sosialisasi sadar wisata di beberapa kecamatan, dan karena keterbatasan
anggaran kami hanya mengundang beberapa masyarakat sebagai pemilik pelaku-pelaku usaha wisata, seperti restoran, hotel, pantai pijit, dll. Intinya
adalah untuk membekali pengetahuan mereka akan sapta pesona yang perlu diterapkan. Memberikan kesadaran kepada masyarakat agar doktrin
pemahaman yang ada di benak mereka tentang cangkul pertanian, supaya berubah ke pariwisata. Menjelaskan tentang pariwisata, bagaimana orang-
orang yang datang itu bisa merasa aman dari gangguan kriminal, lingkungan yang tenang, juga dibidang makanan, tertib tertib berlalu
Universitas Sumatera Utara
lintas disiplin,
bersih, orangnya
rumahnya lingkungannya
pekarangannya, indah penataan lingkungan bunga yang tertata. Berdasarkan jawaban informan tersebut dapat diketahui, bahwa dalam
upaya peningkatan retribusi daerah ini, pemerintah telah melakukan sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat, pengusaha wisata, sehingga seluruh aspek
masyarakat juga mendukung tercapainya visi ini dan peningkatan pendapatan daerah. Tetapi pemerintah masih menyadari bahwa langkah yang dilakukan pada
saat ini masih belum maksimal, dikarenakan belum semua komponen masyarakat tersentuh akan sosialisasi yang dilakukan.
Kemudian penulis kembali bertanya kepada informan kunci, Bapak Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, untuk mengetahui bagaimanakah dinas ini
mengadakan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat Samosir dengan pertanyaan: Apakah bentuk-bentuk pembinaan dan pelatihan yang telah
dilakukanoleh dinas ini untuk mengembangkan kemampuan Sumber Daya masyarakat Samosir dalam mengelola wisata sehingga akan berpengaruh kepada
peningkatan peningkatan pendapatan asli daerah dan tentunya akan secara langsung terhadapat pendapatan masyarakat?
Beliau menjawab: “Secara umum pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan terkait hal
itu, yaitu dengan melakukan kampanye sadar wisata dan terbentuknya 9 sembilan kelompok sadar wisata sadar lingkungan di kawasan objek
wisata. Membangun kerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama untuk melakukan sosialisasi tentang peran pariwisata berbasis agama dan
budaya Batak Toba. Dan yang sedang genjar dilakukan sekarang bahwa kita melakukan pendidikan kepada masyarakat disekitar objek wisata,
tentang konsep wisata rumah tangga. Dimana wisatawan akan secara langsung berbaur dengan masyarakat dan tinggal dirumah masyarakat
dengan syarat ada pelayanan yang memadai dari masyarakat. Kunci keberhasilan dari konsep wisata seperti ini berada di tangan masyarakat
bagaimana masyarakat menghadapi dan memperlakukan wisatawan, dan pendidi
kan unuk menghadapi ini yang sedang kita galakkan sekarang”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa pemerintah juga telah melakukan sosialisasi dan membentuk kelompok sadar wisata sadar lingkungan
untuk memberikan pengetahuan dan bimbingan bagaimana supaya masyarakat bisa menata dan mengembangkan wisata sehingga wisatawan semakin tertarik dan
retribusi daerah juga akan semakin bertambah. Dan konsep yang dibangun adalah konsep wisata berbasis masyarakat dimana wisatawan langsung berhadapan
dengan masyarakat dan langsung berinteraksi dengan masyarakat, sebuah konsep yang menarik tetapi butuh waktu yang lama untuk membina masyarakat dalam
menerapkan kosep ini. Kemudian, untuk mengetahui apakah pernyataan dari para aparat
pemerintah itu benar-benar dinikmati dan telah dirasakan oleh masyarakat, penulis bertanya kepada pengusaha wisata pantai pasir putih Parbaba Kecamatan
Pangururan Ibu Mangoloi Simarmata, dengan pertanyaan: Apakah yang dilakukan oleh pemerintah Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya upaya pengembangan
wawasan dan kretifitas anda sebagai pengusaha untuk menata wisata dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung?
Beliau menjawab: “Setelah pemerintah Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya mengembangkan
kawasan ini, mereka juga melakukan sosialisasi kepada kami, bagaimana supaya kami semakin kreatif dalam menata dan mengelolanya, bagaimana
kami menjaga kebersihan pasir dan pantai, bagaimana cara-cara kami menyambut tamu dengan ramah dan sopan. Kami sebagai pengusaha disini
memang merasakan peran dan bantuan pemerintah. Hanya saja memang masyakat kita ini secara keseluruhan belum siap secara cepat mengadapi
pola perubahan yang terjadi, terkadang masyarakat disini masih mersa
asing dengan para wisatawan terutama dengan wisatawan mancanegara.”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jawaban tersebut, dapat dilihat, bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dinas ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya memang
benar dirasakan oleh pengusaha, seperti pengusaha pantai pasir putih ini, dan mereka menganggap peran dan bantuan pemerintah itu cukup baik, tinggal
bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan yang akan dan sedang terjadi.
Selanjutnya untuk lebih mengetahui implementasi dari kebijakan sadar wisata seperti yang telah ditetapkan oleh dinas ini, penulis kembali bertanya
kepada pengusaha lain pemandian air panas hotspring Pangururan yaitu Ibu Ria dengan pertanyaan: untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dan
kreatifitas serta kemampuan anda sebagai pengusaha wisata ini dalam menata dan menarik minat wisatawan berkunjung, peran seperti apakah yang sudah pernah
dilakukan oleh pemerintah Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya? Beliau menjawab:
”Mengenai peran pemerintah khususnya untuk sosialisasi dan pelatihan pembinaan memang sudah pernah dilakukan tetapi hanya sebatas itu,
selanjutnya kami dibiarkan sendiri tanpa pendampingan. Kami melihat khususnya di kawasan ini masih sebatas pembangunan tempat pemandian
air panas, dan itu pun sekarang tidak bisa dinikmati wisatawan lagi karena
sudah tidak dirawat dan ditata lagi.” Berdasarkan jawaban dari informan tersebut dapat diketahui bahwa
sosialisasi dan sadar wisata seperti yang telah dikatakan oleh kepala dinas dan kepala pengembangan wisata seperti di atas, belum dirasakan oleh pengusaha
wisata ini, tetapi masih sebatas pembangunan pemandian air panas, dan itu pun tidak berfungsi lagi. Benar seperti yang dikatakan sebelumnya oleh bapak kepala
pengembangan wisata, bahwa mereka hanya mengundang dan mengadakan
Universitas Sumatera Utara
sosialisasi sadar wisata kepada sebagian masyarakat, karena keterbatasan anggaran.
Selanjutnya terkait dengan pembinaan ini penulis kembali bertanya kepada pegawai Sanggam Beach Resort Hotel Kecamatan Simanindo, Ibu Hotma
Sidabutar, dengan pertanyaan: bagaimanakan peran pemerintah khususnya Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya dalam melakukan pembinaan seperti sosialisasi
kepada anda untuk menarik minat wisatawan berkunjung dan menginap ke tempat ini?
Beliau menjawab: “Untuk pembinaan, pemerintah Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
mengundang kami sekali dalam setahun untuk mengikuti rapat seminar, yang membagikan tentang bagaimana mengelola dan menata hotel, dan
bagaimana menyambut para tamu dengan ramah dan sopan, dan kami
merasa itu cukup baik.” Berdasarkan jawaban informan tersebut, dapat diketahui bahwa pemerintah
telah melakukan kegiatan seminar untuk pembinaan dan pelatihan bagi para pemilik hotel, sehingga para wisatawan akhirnya bisa merasa nyaman dan betah
tinggal dan menikmati wisata Samosir.
4. Kerjasama dengan berbagai pihak