R1.W1b. “Kalo kata dokter akibat dari pikiran yang memacu hipertensi ompung naik. Jadi
ya buat ompung jadi kayak sekarang ini.” R1.W1b.
Selain itu penyebab lain terkena stroke partisipan adalah pertengkaran dengan kakaknya yang pada saat itu menginap dirumahnya. Ia meminta kakaknya
untuk pulang ke rumahnya karena partisipan merasa tidak sanggup untuk mengurus kakaknya.
“Waktu itu ompung abis ngobrol ama nenek jalan pacar. Waktu kami lagi ngobrol memang ompung agak bertengkar sama dia. Karena ompung suruh dia pulang ke
tempat anaknya dia ngga mau. Soalnya opi tau sendiri kan ompung cuma berdua ama nenek. Jadi ngga sanggup kalo tambah orang lagi jadi ompung suruh pulang.”
R1.W1b
Selain itu perasaan tidak berguna akibat terkena stroke semakin memperparah
penyakit stroke yang dialami oleh partisipan dan membuat kondisi partisipan semakin drop.
“Ya ompung merasa ngga berguna lagi karena ompung Cuma bisa ngerepotin dan ngebebanin aja. Mau kemana-mana ompung harus di papah dulu. Karena ompung
ngga bisa jalan sendiri.” R1.W1b.
b. Gambaran Gejala Fisik dan Masalah Psikologis pada Pertisipan I
Pada tahun 2005 Muchtar mengalami stroke yang pertama kalinya. Penyakit stroke yang dialami oleh Muchtar, menyebabkan dirinya mengalami
kelumpuhan pascastroke. Gejala fisik yang dialaminya ketika pertama kali terkena stroke adalah kedua kakinya sulit untuk digerakan terutama kaki pada
bagian kiri sehingga ia tidak bisa berjalan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
“Kaki ompung. Kaki ompung ngga bisa digerakan lagi setelah terkena stroke itu. Terutama kaki kiri ompung. Kayak mati rasa kaki kiri ompung ini Makanya
ompung harus dipapah kemana- mana”. R1.W1b.
Kelumpuhan yang dialami Muchtar membuat partisipan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitasnya. Tetapi hal ini tidak ia lakukan
ketika Muchtar berada dirumahnya, karena Muchtar hanya tinggal bertiga dengan istrinya yang juga sudah lansia dan seorang pembantu. Ketika dirumah untuk
melakukan aktivitasnya sehari-hari, seperti pergi kekamar mandi, pergi makan partisipan lakukan dengan berjalan sendiri. Partisipan berjalan dengan
berpegangan pada dinding rumah partisipan atau benda-benda yang dapat menopang tubuhnya agar tidak jatuh.
“Kemana-mana harus dipapah. Jadi ngerepotin orang. Mau kekamar mandi, mau ketempat makan, pake sepatu, semuanya harus ada yang bantu”.
R1.W1b. “Ompung kalo dirumah sehari-hari ya semuanya ompung usahain untuk ompung
kerjain sendiri”. R1.W2b.
“Karena ngga ada yang bisa mapah ompung untuk jalan kalo dirumah. Opikan tau Nenek itukan sama tuanya sama ompung. jalan aja udah sempoyongan mana bisa
dia mapah ompung kemana-mana.Lagian ompungkan lebih tinggi dari nenek kalian. Kalo papa kan tingginya sama ama ompung”.
R1.W2b. “Ompung pegangan sama dinding-dinding rumah atau kursi pokoknya yang kuat
nahan badan ompung supaya ompung ngga jatuh”. R1.W2b.
Saat pertama kali mengalami stroke, Muchtar merasa terkejut kenapa kaki sebelah kirinya tidak bisa digerakkan lagi. Hal ini membuat Muchtar merasa tidak
terima terhadap kondisinya. Ia merasa tidak berguna karena kelumpuhan yang
Universitas Sumatera Utara
diakibatkan oleh stroke. Ia ingin kondisinya pulih seperti dulu. Karena sekarang untuk berjalan ia harus dipapah-papah karena tidak dapat berjalan. Hal ini
membuat Muchtar ingin bunuh diri supaya tidak merepotkan orang lain lagi. Hampir setiap malam ia meminta supaya Tuhan mencabut nyawanya bahkan
partisipan pernah mencoba untuk bunuh diri agar tidak membebani keluarganya lagi.
“Ya…ompung terkejut karena ompung ngga bisa gerakin kaki ompung. Ompung ngga terima ompung kayak gini. Ompung mau sembuh kayak dulu”.
R1.W1b. “Ya ompung merasa ngga berguna lagi karena ompung Cuma bisa ngerepotin dan
ngebebanin aja. Mau kemana-mana ompung harus di papah dulu. Karena ompung ngga bisa jalan sendiri. Setiap malam ompung berdoa supaya cepet mati aja.
Kemaren lusa ompung ngambil pisau mau ngegorok leher ompung, biar cepet mati. Dari pada hidup kayak gini”.
R1.W1b.
Untung hal ini dapat dicegah oleh istrinya yang berada diruangan yang sama dengan partisipan. Partisipan mencoba untuk bunuh diri hanya satu kali dan
hal itu ia lakukan karena ia stres akibat kelumpuhannya dan persoalan dengan anak-anaknya.
“Ya, karena pada saat itu nenek mu mencegah ompung untuk bunuh diri. Jadi ya ompung ngga jadi “.
R1.W3b “Ya….baru satu kali itu pi”.
R1.W3b. “Ya, karena ompung kesal sama penyakit ompung ini. Dan ompung juga kesal
sama anak-anak ompung yang ngga pernah berubah dengan segala permasalahan mereka. Jadi ompung bagus mati aja biar ompung ngga tau semua permasalahan
yang terjadi”. R1.W3b
Universitas Sumatera Utara
Hal inilah yang membuat penderita kelumpuhan pascastroke semakin memburuk kondisinya sehingga membuat kondisi kesehatan partisipan semakin
drop.
c.Gambaran Coping Stres Partisipan I