berarti kita juga marah sama Allah. Lagian kalo nenek pikirin terus entar penyakit nenek tambah parah lagi. Jadi ya, nenek anggap aja ini ada hikmahnya”.
R2.W1b “Nenek jadi banyak ngerjakan shalat-sahalat sunnat sekarang. Sekarang nenek
juga sering ngumpul sama anak-anak dan cucu-cucu nenek”. R2.W1b
c. Gambaran Coping Stres pada partisipan II
Aisyah mengalami stroke pada tahun 2007 yang lalu tepatnya setelah lima belas hari puasa ramadhan. Aisyah mengalami kelumpuhan pascastroke yaitu kaki
kirinya tidak bisa digerakkan lagi, seperti mati rasa serta tangannya yang terasa kebas-kebas. Hal ini membuat Aisyah stres dan sedih. Ia merasa tidak berguna
lagi karena tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Ia harus bergantung kepada orang lain. Padahal sebelumnya ia tidak pernah bergantung kepada orang lain. Ia selalu
mengerjakan semua tugasnya sendiri. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Ia mengalami kesedihan dan stres itu selama satu bulan setelah ia terkena stroke. Ia
sadar jika ia terus menyalahkan dirnya maka akan memperburuk kondisinya saja. Untuk mengurangi stres yang dialaminya maka Aisyah melakukan
beberapa metode coping stres. Untuk mengatasi stres akibat masalah anak- anaknya maka Aisyah menggunakan coping dengan cara: ketikaAisyah
mengalami masalah dengan anak-anaknya maka Aisyah akan langsung datang kerumah anaknya dan Aisyah akan langsung mengatakan kepada anaknya tentang
perasaannya. Tetapi ketika Aisyah tidak didengar oleh anak-anaknya maka ia akan curhat kepada nenek peneliti agar anak-anaknya dinasehati.
“Ya… kadang nenek langsung bilang sama mereka tentang perasaan nenek, tapi kalo mereka ngga mau dengerin nenek ya.. nenek curhat ama nenen mu biar dia
yang nasehatin. Mereka kan lebih mendengarkan nenekmu”.
Universitas Sumatera Utara
R2.W3b Untuk mengatasi stres akibat masalah kelumpuhannya maka
Aisyah menggunakan coping dengan cara: Untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, pakaian dan makan Aisyah lakukan sendiri. Tetapi jika urusan
diluar rumah seperti membayar listrik, mengambil pensinnya, Aisyah serahkan kepada anaknya yang paling kecil yang tinggal dirumahnya.
“Syukur nenek masih bisa melakukan aktivitas aktivitas nenek sendiri. Ya kalo yang urusan diluar ya Bu Iit mu itu yang ngerjain.
R2.W1b
Sesudah Aisyah mengalami kelumpuhan karena stroke. Aisyah mulai mencari informasi bagaimana cara menyembuhkan stroke. Mulai dari pengobatan
medis hingga alternative Aisyah lakukan dan ia merasa kondisinya lebih baik dengan pengobatan alternatif. Maka sampai sekarang Aisyah terus melakukan
pengobatan alternatif tersebut. Dan sekarang hasilnya sudah lumayan. Aisyah bisa menggerakkan kaki kirinya lagi meskipun pelan-pelan dan tangannya sudah tidak
kebas-kebas lagi. Ia juga mendapatkan dukungan emosional dari anak-anaknya dimana hal ini dapat terlihat bahwa anaknyalah yang membawanya berobat
alternatif. “Ya iya Pi, nenek tanya sama dokternya apa aja yang ngga boleh nenek makan
supaya jangan naik darah tinggi nenek. Udah gitu nenek sekarang ngga mau stres- stres kali. Rugi Pi. Nenek yang ngerasain akibatnya. Jadi semuanya nenek
pasrahkan aja semuanya sama Allah. Udah gitu nenek tanya sama orang–orang yang kena stroke dimana dia berobat. Itula nenek sekarang berobat sama bu
Nunung mu. Disana pun nenek tanya waktu dikasih obat sama shinsei itu. Itu obatnya untuk apa aja. Nanti salah lagi. Makin parah, tapi itu penyakit kan dari
Allah jadi kita kembalikan kedia aja yang penting kita disuruh berusaha untuk mengobatinya, ya kita obati sebisa kita aja. Lagian kalo penyakit stroke ini kan
ngga bisa sembuh total Pi. Jadi luamyan aja udah syukur alhamdulillah”. R2.W2b
Universitas Sumatera Utara
Aisyah tidak mau memikirkan kelumpuhan yang dideritanya pascastroke “Udah gitu nenek sekarang ngga mau stres-stres kali memikirikan kelumpuhan
nenek. Rugi Pi. Nenek yang ngerasain akibatnya”. R2.W2b
Aisyah mencoba untuk mengatur perasaannya dengan tidak bersedih atas kelumpuhannya. Ketika Aisyah mulai stres maka Aisyah berpikir positif terhadap
penyakitnya ini. Aisyah juga sering mengaji dan keluar rumah. Karena menurutnya dengan mengaji Aisyah dapat mengurangi kebosenan dan stres
karena disana banyak teman-temannya sehingga Aisyah merasa lebih nyaman dan sekaligus Aisyah memperdalam ilmu agamanya.
“Ya, berpikir positif aja sama penyakit nenek, kalo nenek stres nenek jalan-jalan. Atau nenek atur waktu nenek untuk ngaji. Jadi jarang dirumah. Biar nenek ngga
bosen dirumah. Disini kan nenek banyak pengajiannya. Nenek minta antar bu Iit mu untuk nganterin nenek ngaji. Kalo ngaji nenek jadi ngga stres. Disana kita
dapat ilmu agama udah gitu nenek bisa kumpul-kumpul sama tetangga-tetangga nenek, kawan-kawan nenek, jadikan kita dapat keuntungankan Pi”.
R2.W2b
Aisyah melihat sisi postif dari kondisinya saat ini. Aisyah merasa bahwa kelumpuhan pascastroke ini adalah cobaaan yang Allah berikan kepadanya.
Aisyah juga mengambil hikmah dari kejadian ini. Aisyah merasa dengan kejadian ini Aisyah lebih dekat lagi dengan penciptanya. Aisyah dapat mengerjakan shalat-
shalat sunnah. Selain itu Aisyah juga lebih dekat dengan anak-anaknya dan cucu- cucunya. Aisyah berpendapat bahwa Allah tidak akan mencoba hambanya sebatas
kemampuannya. ini membuatnya lebih tenang dalam menghadapi kondisinya. “Tapi nenek ingat kalo ini cobaan buat nenek dari Allah. Jadi nenek harus terima.
Sambil nenek berusaha untuk sembuhin penyakit nenek ini dengan berobat. Kan di agama kita diajarkan kayak gitu. Kalo kita marah dengan kondisi kita kayak
gini berarti kita juga marah sama Allah. Lagian kalo nenek pikirin terus entar penyakit nenek tambah parah lagi. Jadi ya…. nenek anggap aja ini ada
hikmahnya”.
Universitas Sumatera Utara
R2.W1b “Nenek jadi banyak ngerjakan shalat-sahalat sunnat sekarang. Sekarang nenek
juga sering ngumpul sama anak-anak dan cucu-cucu nenek.. Kan ada hikmahnya. Lagian Allahkan ngga akan menguji umatnya melebihi kemampuannya, kan Pi?.
Jadi kita bersyukur aja atas apa yang diberikan Nya, baik itu sakit atau sehat. Lagian kan memang umur nenek juga udah tua. Jadi udah pantes dapat penyakit
kayak gitu. Apalagi nenek ada darah tinggi. Syukur nenek masih bisa melakukan aktivitas aktivitas nenek sendiri. Ya kalo yang urusan diluar ya Bu Iit mu itu yang
ngerjain”. R2.W1b
Aisyah juga melihat bahwa apabila ia terus memikirkan tentang kondisinya saat ini maka Aisyah akan semakin parah. Hal ini Aisyah lihat dari
teman-temannya yang semakin parah karena tidak menerima kondisi mereka. “Nenek lihat kawan-kawan nenek yang lain yang ngga bisa nerima penyakit ini
malah penyakitnya makin parah”. R2.W2b
Untuk mengatasi stres akibat masalah dengan pasangannya maka Aisyah menggunakan coping dengan cara: ketika Aisyah memiliki masalah dengan
suaminya maka Aisyah juga akan langsung mengatakan kepada suaminya apa yang Aisyah rasakan dan apabila suaminya tidak peduli dengan perkataan Aisyah
maka Aisyah akan pergi keluar rumah agar tidak merasa stres. Atau Aisyah akan curhat dengan nenek peneliti agar ia bisa lega.
“Ya…nenek bilang kedia walaupun nanti jadi berantem sama kakekmu atau kalo kakekmu ngga peduli juga sama perkataan nenek, maka nenek akan pergi keluar
rumah supaya ngga ngeliat kakekmu itu aja. Atau nenek curhat sama nenekmu biar lepas semuanya ngga menyesak disini”.
R2.W3b
Aisyah juga tidak menyalahkan siapa-siapa atas kelumpuhannya itu. Aisyah merasa bahwa kelumpuhan ini adalah karena faktor umur dan sudah
ketentaun dari Allah SWT.
Universitas Sumatera Utara
“Ngga ada, ya emang udah jalannya kayak gitu”. R2.W2b
“Lagian kan memang umur nenek juga udah tua. Jadi udah pantes dapat penyakit kayak gitu”.
R2.W2b
Metode coping yang Aisyah gunakan Aisyah rasakan efektif untuk membuat kondisinya semakin membaik. Sekarang Aisyah sudah dapat
menggerakkan kaki kirinya dan tangannya pun sudah tidak kebas-kebas lagi.. Aisyah merasa apabila ia stres dan tidak menerima kondisinya saat ini akan
membuat kondisinya semakin memburuk. “Ya, ngga. Nenek bakalan stres kalo ngga kemana-mana. Tapi kalo lagi stres, tapi
nenek dirumah, ya nenek shalat aja. Biar ngga stres. Kan kalo orang stres pasti banyak penyakit yang datang. Jadi kalo kita sakit, kan kita yang rugi. Kita yang
merasakan sakitnya bukan orang lain. Tapi, kita tau itu kalo kita udah sakit Pi”. R2.W2b
4. Pembahasan Data Partisipan II