4. Diagram SWOT 5. Matriks SWOT

F. 4. Diagram SWOT

Diagram SWOT diperoleh berdasarkan perbandingan besarnya kekuatan dan kelemahan serta antara peluang dan ancaman. Garis horisontal menunjukkan selisih antara kekuatan dan kelemahan, pada industri rotan di Cirebon didapatkan selisihnya sebesar 0,131. Sedangkan garis vertikal menunjukkan selisih antara peluang dan ancaman, pada industri rotan di Cirebon didapatkan selisihnya sebesar -0,382. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa industri rotan di kabupaten Cirebon terletak pada kuadran 2, artinya industri ini mempunyai kemampuan untuk mendukung kebijakan strategi diversifikasi atau penganekaragaman baik dari segi produk, bahan baku maupun teknologi yang dipergunakan. Untuk itu strategi utama yang dapat diterapkan dalam industri rotan di kabupaten Cirebon adalah strategi S-T, dimana industri ini harus memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki untuk mengatasi berbagai ancaman yang menghalangi. Gambar 5. Diagram SWOT Industri Rotan di Kabupaten Cirebon.

F. 5. Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang akan dikembangkan dengan lebih ideal. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal perusahaan dapat disesuaikan 0.131, -0.382 + - - Ancaman Kekuatan Kelemahan + Sel 1 Sel 2 Sel 4 Sel 3 Peluang dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini memaparkan beberapa strategi pengembangan usaha yaitu strategi S-O yang dibuat dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan, strategi S-T yang dibuat dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Selanjutnya strategi yang ketiga adalah strategi W-O yang dibuat dengan memanfaatkan peluang serta mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan, terakhir adalah strategi W-T dimana strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Analisis menggunakan matriks SWOT untuk industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon memiliki beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan sebagai berikut Tabel 12. : 1. Strategi S-O Strategi S-O dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Alternatif strategi S-O yang dapat dikembangkan untuk industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon adalah sebagi berikut: a. Memperluas usaha dan meningkatkan kapasitas produksi . Industri rotan sudah memiliki jaringan pemasaran produk yang mantap oleh karena itu perlu memperluas usahnya supaya dapat memproduksi barang yang lebih banyak lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun pabrik baru dan merekrut karyawan yang terampil karena di daerah Cirebon mencari tenaga kerja terampil bukan merupakan hal yang sulit. Langkah ini selain bermanfaat bagi industri juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang mempunyai ketrampilan karena kemampuan mereka dapat diberdayakan dan memperoleh penghasilan. b. Ekspansi ke negara-negara lain di seluruh dunia yang berpotensi. Ekspansi yang dimaksud adalah pengembangan pasar kepada konsumen-konsumen yang belum terjamah. Produk-produk rotan dari Indonesia sudah diakui mutu dan kualitasnya di beberapa negara yang kini telah menjadi konsumen tetap oleh karena itu masih banyak kemungkinan untuk dapat diterima di negara-negara selain itu. Fasilitas promosi dari pemerintah adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memperkenalkan produk-produk rotan tersebut supaya negara-negara yang belum mengenalnya dapat mengetahui dan tertarik akan produk tersebut. 2. Strategi S-T Strategi S-T adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dikembangkan dalam industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut: a. Membuat produk dengan memanfaatkan bahan baku pengganti yang lebih murah harganya seperti enceng gondok, gedebog pisang dsb. Pada saat ini ketika bahan baku rotan mulai sulit di dapatkan dan harganya relatif mahal maka perlu dilakukan diversifikasi atau penganeka ragaman bahan baku yaitu dengan mengganti bahan baku rotan dengan bahan baku lain yang lebih murah harganya. Bahan baku pengganti tersebut bisa berupa enceng gondok, gedebog pisang dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut selain dapat dibuat produk yang menarik juga memiliki keawetan yang tidak jauh berbeda dari rotan jika diolah dengan baik dan benar. b. Mempertahankan dan membina hubungan baik dengan konsumen yang sudah ada. Konsumen adalah tujuan utama dari industri ini oleh karena itu hubungan baik dengannya perlu dijaga dengan sebaik-baiknya jangan sampai konsumen beralih ke produsen lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memberi kepuasan kepada konsumen dengan memberikan produk yang berkualitas, pesanan tepat waktu dan harga terjangkau. 3. Strategi W-O Strategi W-O diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimikinya. Adapun alternatif strategi W-O yang dapat dikembangkan dalam industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut: a. Mencari mitra pemasok bahan baku yang kontinyu. Bahan baku adalah salah satu bagian yang terpenting dalam sebuah industri, oleh karena itu dalam industri rotan bahan baku juga sangat penting. Saat ini pemilik industri pengolahan rotan sebagian besar belum memiliki pemasok bahan baku yang kontinyu, mereka memperoleh bahan baku dari mitra yang berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari kebutuhan. Sehingga dengan keadaan ini maka industri kadang sulit menemukan mitra pemasok bahan baku yang dibutuhkan. Kerjasama pemasokan bahan baku dapat dilakukan dengan petani ataupun pengusaha yang bergerak di bidang budidaya rotan tanaman, sehingga dengan demikian kekurangan bahan baku tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh pemilik industri pengolahan rotan. b. Mengusahakan bantuan permodalan dengan bunga rendah dari pemerintah. Bantuan permodalan sangat penting bagi pengembangan usaha, sebab dengan adanya ketercukupan modal maka pemilik industri dapat melebarkan sayap usaha dengan mencari relasi bisnis yang baru serta dapat digunakan untuk menambah alat-alat produksi serta pengembangan desain. Hal ini memerlukan dukungan yang besar dari pemerintah dengan memberikan pinjaman bunga rendah dan meningkatan fasilitas-fasilitas promosi kepada industri-industri pengolahan rotan. 4. Strategi W-T Strategi W-T didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif strategi W-T yang dapat dikembangkan dalam industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut: a. Membuat produk dengan tujuan pasar dalam negeri. Selama ini produk industri rotan di Kabupaten Cirebon terutama ditujukan untuk konsumsi luar negeri eksport namun jika kondisi semakin memburuk terutama kelangkaan bahan baku serta biaya-biaya dan hambatan perdagangan luar negeri semakin tidak terkontrol maka perusahaan dapat beralih kepada konsumsi untuk dalam negeri, sebab pasar dalam negeri pun cukup menarik untuk dilirik dengan modal bahan baku dan kualitas yang lebih rendah namun pendapatan yang diperoleh tidak mengecewakan. b. Megembangakan desain produk dengan memanfaatkan bahan baku yang ada bahan baku alternatif. Pengembangan desain yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dalam upaya untuk mengatasi kelangkaan bahan baku, dan memanfaatkan banyaknya tenaga kerja terampil yang terdapat di daerah Cirebon. Kelangkaan bahan baku rotan dapat digantikan dengan bahan baku alternatif berupa enceng gondok atau pelepah pisang. Penggunaan bahan baku ini tidak kalah dengan penggunaan bahan baku rotan terutama dalam hal keunikan desain.

F. 6. Penentuan Strategi