2. Analisis Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja 3. Analisis SWOT

Adapun kelebihan dari analisis nilai tambah Hayami adalah: 1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output dan produktivitas produksi 2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. 3. Prinsip analisis nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk subsistem lain diluar pengolahan, misal untuk kegiatan pemasaran. Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah metode hayami untuk subsistem pegolahan adalah: 1. Faktor konversi, menunjukkan jumlah output yang dihasilkan satu satuan input. 2. Koefisien tenaga kerja langsung, menunjukkan jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input. 3. Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input. 4. Rasio nilai tambah, menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai produk. 5. Imbalan tenaga kerja, menunjukkan upah yang diterima tenaga kerja langsung untuk mengolah satu satuan bahan baku. 6. Bagian tenaga kerja, menunjukkan persentase pendapatan tenaga kerja langsung dari nilai tambah yang diperoleh. 7. Keuntungan, menunjukkan bagian yang diterima diperoleh perusahaan. 8. Tingkat keuntungan, menunjukkan persentase keuntungan dari nilai produk. 9. Marjin, menunjukkan besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. 10. Pendapatan tenaga kerja langsung 14.a, menunjukkan persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin. 11. Sumbangan input lain 14.b, menunjukkan persentase input lain terhadap marjin. 12. Keuntungan perusahaan 14. c, menunjukkan persentase keuntungan perusahaan terhadap marjin.

E. 2. Analisis Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja

Tingkat penyerapan tenaga kerja adalah untuk mengetahui kemampuan suatu industri dalam menyerap tenaga kerja dari seluruh angkatan kerja dari daerah yang bersangkutan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja adalah: Kontribusi Penyerapan T. K = Kerja Angka Jumlah Diserap yang Kerja Tenaga Jumlah tan x 100

E. 3. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan pendekatan diagnosisis dari analisis strategis yang terdiri atas faktor internal dan eksternal untuk mengidentifikasi masalah potensi secara konseptual yaitu dengan mengoptimasi sumber daya yang dimiliki atau pemecahan masalah suatu unit kerja pada potensi dari setiap segmen kegiatannya Hubeis, 1997 dalam Fathiyah, 2001. Analisi SWOT dapat digunakan untuk memformulasikan dan membuat rekomendasi serta memperoleh pemahaman yang jelas terhadap manajemen yang tepat dan konkret. Analisis SWOT juga diperlukan untuk menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal perusahaan untuk kemudian disesuaikan dengan kekuatan dan ancaman yang dimilikinya. Dalam melakukan analisis SWOT perlu melakukan pengelompokan data yaitu data yang termasuk faktor internal dan faktor eksternal serta data pendukung lainnya. Data yang termasuk faktor eksternal kemudian dimasukkan dalam Matrik Faktor Strategis Eksternal EFAS, data yang termasuk dalam faktor internal kemudian dimasukkan ke dalam Matriks Faktor Strategis Internal IFAS. Adapun yang termasuk dalam faktor-faktor strategis tersebut adalah: 1. Faktor strategis eksternal a. Faktor ekonomi. b. Faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan. c. Faktor politik, pemerintah dan kekuatan hukum. d. Faktor teknologi. e. Kekuatan persaingan. 2. Faktor strategis internal Pearce dan Robinson1991 dalam Taufik 2002, mengungkapkan lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan dan kekuatan struktur organisasi maupun manajemen perusahaan. Matrik EFAS Tabel 2. Matrik EFAS Faktor-faktor strategis eksternal 1 Bobot 2 Rating 3 Skor 4 Peluang Ancaman Total Setelah matriks dibuat, kemudian dilakukan pengisian data pada matriks tersebut. Pengisian tersebut dengan cara sebagai berikut : a Dalam kolom 1 disusun peluang dan ancaman. b Dalam kolom 2 masing-masing faktor diberi bobot, nilai bobot mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,00 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c Dalam kolom 3 ditentukan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan. Nilai rating mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif semakin besar peluang semakin besar nilai rating yang diberikan. Sedangkan untuk ancaman pemberian nilai rating dilakukan sebaliknya semakin besar ancaman semakin kecil nilai ratingnya. d Kolom 4 diisi hasil perkalian bobot dengan rating. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor. Matriks IFAS Tabel 3. Matriks IFAS Faktor-faktor internal 1 Bobot 2 Rating 3 Skor 4 Kekuatan Kelemahan Total Setelah matriks dibuat, kemudian dilakukan pengisian data pada matriks tersebut. Pengisian tersebut dengan cara sebagai berikut : a Dalam kolom 1 disusun kekuatan dan kelemahan. b Dalam kolom 2 masing-masing faktor diberi bobot, nilai bobot mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,00 tidak penting. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c Dalam kolom 3 ditentukan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan. Nilai rating mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif semakin besar kekuatan semakin besar nilai rating yang diberikan. Sedangkan untuk kelemahan pemberian nilai rating dilakukan sebaliknya semakin besar kelemahan semakin kecil nilai ratingnya. Peringkat kekuatan : 1 : Kekuatan yang kecil 3 : Kekuatan yang besar 2 : Kekuatan yang sedang 4 : Kekuatan yang sangat besar Peringkat kelemahan : 1 : Kelemahan yang sangat berarti 3 : Kelemahan yang kurang berarti 2 : Kelemahan yang cukup berarti 4 : Kelemahan yang tidak berarti Peringkat peluang : 1 : Peluang kecil 3 : Peluang tinggi 2 : Peluang sedang 4 : Peluang sangat tinggi Peringkat tantanganancaman 1 : Ancaman sangat besar 3 : Ancaman sedang 2 : Ancaman besar 4 : Ancaman sedikit d Kolom 4 diisi hasil perkalian bobot dengan rating. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. e Penentuan bobot. Berdasarakan pendapat responden melalui kuisioener dan wawancara terdapat faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut: Tabel 4. Penentuan Bobot pada matriks EFASIFAS Faktor-faktor strategis Bobot menurut pendapat responden Bobot rata- rata Bobot pada matriks EFASIFAS responden 1 responden 2 responden i faktor 1 X11 … … Bf1 faktor 2 X21 … … Bf2 faktor y Xy1 … Xyi Bfy total bobot rata-rata Bf Bf Bobot pada kolom 2 matriks EFAS dan IFAS ditentukan sebagi berikut: i Xyi Bfy ∑ = Bfy = bobot rata-rata faktor strategis y Xyi = bobot faktor strategis yang menurut responden i i = jumlah responden Bobot pada matriks EFASIFAS dihitung sebagai berikut: ∑ = Bf Bfy Bmy Bmy = bobot faktor strategis y pada matriks EFASIFAS ∑Bf = total rata-rata bobot Matriks SWOT Diagram SWOT merupakan perpaduan antara perbandingan kekuatan dan kelemahan diwakili garis horizontal dengan perbandingan peluang dan ancaman diwakili garis vertikal. Pada diagram tersebut kekuatan dan peluang diberi tanda positif, sedangkan kelemahan dan ancaman diberi tanda negatif. Dengan menempatkan selisih nilai kekuatan S - kelemahan W pada sumbu x, dan menempatkan selisih antara peluang O - ancaman T pada sumbu y, maka ordinat x,y akan menempati salah satu sel dari diagram SWOT. Letak nilai S-W dan O-T dalam diagram SWOT akan menentukan arah strategi pengembangan industri. Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Matriks ini mengambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan srategi. Strategi kekuatan-peluang S-O adalah strategi yang disusun berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi kekuatan-ancaman S-T adalah strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi kelemahan-peluang W-O adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi kelemahan- ancaman W-T adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Rangkuti, 2000. Tabel 5. Matriks SWOT Kekuatan S Tentukan 1-10 faktor- faktor kekuatan internal Kelemahan W Tentukan 1-10 faktor- faktor kelemahan internal Peluang O Tentukan 1-10 faktor- faktor peluang lingkungan Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Ancaman T Tentukan 1-10 faktor- faktor ancaman lingkungan Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Setelah dilakukan analisa menggunakan model-model analisa tersebut kemudian dilakukan formulasi strategi. Formulasi strategi dilakukan untuk menetapkan strategi pengembangan usaha dan alternatif strateginya.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SEJARAH INDUSTRI ROTAN DI KABUPATEN CIREBON