industri rotan. Usaha penginapan juga salah satu yang terkena imbasnya, baik penginapan berupa hotel maupun usaha rumah kontrakan. Karena secara tidak
langsung akan banyak orang-orang dari luar daerah Cirebon yang datang karena mempunyai kepentingan dengan industri rotan.
Namun demikian masih terdapat kendala dalam menjalankan industri ini seperti kendala permodalan. Kendala permodalan terutama dialami oleh industri
kecil dan rumah tangga oleh karena itu jalan yang mereka tempuh adalah dengan menjadi sub-kontraktor dari industri-industri menengah dan besar.
Dengan begitu maka kendala permodalan dapat sedikit teratasi karena mendapat bantuan dari industri yang lebih besar. Sedangkan untuk industri
menengah dan besar biasanya mengatasi kendala tersebut dengan melakukan peminjaman dari lembaga keuangan yang berbunga rendah dengan agunan.
E. 2. Identifikasi Faktor Eksternal
Hasil analisis terhadap faktor lingkungan eksternal menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh industri pengolahan rotan. Aspek-aspek yang
ditinjau antra lain faktor ekonomi, sosial budaya, lingkungan industri, pemerintah dan kekuatan hukum, teknologi serta kekuatan persaingan. Peluang dan
ancaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Faktor Ekonomi
Dari segi ekonomi terdapat peluang pendapatan bagi industri pengolahan rotan terutama dengan melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini, sebab
harga penjualan rotan dihitung dalam satuan dollar Amerika sedangkan bahan bakunya diperoleh dari dalam negeri dengan nilai pembelian dalam Rupiah.
Meskipun demikian berdasarkan wawancara yang dilakukan tidak terdapat peningkatan permintaan dari konsumen sebab pada umumnya tiap industri
pengolahan rotan sudah memiliki konsumen sendiri-sendiri, dengan permintaan yang kurang lebih sama dari tahun ke tahun sehingga produksi yang dihasilkan
juga tidak semakin bertambah. Penambahan jumlah ekspor rotan dari tahun ke tahun secara umum di sebabkan oleh penambahan unit usaha baru yang
mengincar pasar baru.
Tabel 9. Peluang dan Ancaman Industri Pengolahan Rotan
Faktor Strategis
Eksternal Peluang
Ancaman
1. Ekonomi 1 Peningkatan
permintaan pasar dari tahun ke tahun
2 Peningkatan produk rotan dari tahun ke tahun
3 Melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini
2. Sosial budaya 4 Melimpahnya tenaga kerja
terampil 5 Banyaknya
subkontraktor yang dapat diikutsertakan
dalam produksi 3. Politik,
Pemerintah dan kekuatan
hukum 6 Peran
asosiasi ASMINDO
7 Peran pemerintah dalam membantu masalah
ketercukupan bahan baku 8 Fasilitas
promosi pemerintah dan asosiasi
terhadap produk industri rotan
9 Kebijakan pemerintah
dalam pengembangan UKM
1 Tingginya biaya pengurusan ijin, pajak, retribusi, THC
dan lain-lain. 2 Hambatan-hambatan dalam
perdagangan
4. Teknologi 10 Mutu produk yg diakui di
dalam maupun luar negeri 3 Budidaya rotan sebagai
alternatif sumber bahan baku belum berkembang
5. Kekuatan Persaingan
4 Lobby tekanan APRI 5 Ancaman negara-negara
pesaing Cina, Vietnam, Thailand
6 Banyaknya produsen baru yang bermunculan
Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya di Kabupaten Cirebon sangat mendukung perkembangan industri pengolahan rotan, karena di daerah ini banyak terdapat
tenaga kerja terampil. Hal tersebut disebabkan karena industri rotan sudah berkembang di daerah ini sejak lama terutama di Desa Tegalwangi, yang
kemudian berkembang ke desa-desa tetangganya seperti Desa Tegalsari dan Plumbon. Di desa-desa tersebut hampir setiap keluarga memiliki ketrampilan
dalam menganyam rotan yang digeluti baik sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan sambilan.
Bagi sebagian orang yang memiliki cukup modal dan dirasa telah memiliki ketrampilan serta pengalaman dapat berusaha sendiri sebagai sub-kontraktor
dari perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Sistem usaha sub-kontraktor ini adalah sistem usaha yang saling menguntungkan antara industri kecil dengan
industri menengahbesar.
Faktor Politik, Pemerintah dan Kekuatan Hukum
Suatu usaha tidak akan berkembang baik jika kebijakan pemerintahnya tidak mendukung perkembangan industri yang bersangkutan. Demikian juga
dengan industri rotan dimana perkembangannya juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dan kekuatan politik lainnya.
Bantuan pemerintah dalam pengembangan industri rotan terutama dalam pengembangan industri kecilnya yaitu dengan memberikan dana pinjaman yang
mudah diperoleh dan berbunga ringan. Hal ini sangat penting bagi industri sebab dengan mendapatkan modal yang lebih banyak maka industri jadi lebih mudah
dalam melebarkan sayapnya. Suatu industri tidak dapat berkembang bila produknya tidak dikenal oleh
masyarakat atau konsumen. Untuk itu perlu dilakukan pengenalan produk kepada konsumen dengan cara promosi kepada publik. Pemerintah Daerah
Cirebon sangat perduli dengan industri rotan oleh karena itu pemerintah selalu memberikan fasilitas promosi kepada industri ini, kurang lebih dilakukan dua kali
promosi dalam satu tahun dengan mengadakan pameran-pameran produk jadi rotan baik di dalam maupun di luar negeri.
Namun demikian tidak semua kebijakan pemerintah mendukung perkembangan industri rotan. Kebijakan yang merugikan antara lain adalah
tingginya pengurusan ijin dan biaya pengiriman barang. Biaya pengiriman barang THC oleh pemerintah indonesia dirasa sangat tinggi yaitu sebesar US 260 per
kontainer, hal ini sangat berbeda dari kebijakan yang dikeluarkan oleh negara tetangga yaitu Malaysia sebesar US 68, Singapura US 160, Thailand US 75
dan Myanmar hanya US 50.
Faktor Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh industri rotan sudah berkembang namun pada dasarnya pengguanaan alat-alat tidak terlalu dominan karena produk jadi
rotan sebagian besar dikerjakan dengan ketrampilan para pekerjanya terutama
dalam hal menganyam. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dimana 55,56 responden menyebutkan bahwa alat produksi yang memenuhi kualitas dan
permintaan pasar hanya sebesar 50-75.
Kekuatan Persaingan
Lingkungan eksternal yang sangat berpengaruh saat ini adalah faktor persaingan dari negara tetangga 81,82 responden menyatakan tingginya
ancaman ini. Negara-negara seperti China, Thailand dan Vietnam sangat berpotensi untuk menggeser dominasi produk rotan dari Indonesia karena selain
dapat menghasilkan produk rotan yang kualitasnya tidak jauh dari Indonesia, produk dari negara-negara tersebut juga dapat dijual dengan harga yang lebih
murah. Sementara itu dari dalam negeri perusahaan-perusahaan yang lebih dulu berdiri mendapat ancaman berupa munculnya perusahaan-perusahaan baru.
F. Penerapan Strategi dalam Industri Pengolahan Rotan di Kabupaten Cirebon