2. Identifikasi Faktor Eksternal HASIL DAN PEMBAHASAN

industri rotan. Usaha penginapan juga salah satu yang terkena imbasnya, baik penginapan berupa hotel maupun usaha rumah kontrakan. Karena secara tidak langsung akan banyak orang-orang dari luar daerah Cirebon yang datang karena mempunyai kepentingan dengan industri rotan. Namun demikian masih terdapat kendala dalam menjalankan industri ini seperti kendala permodalan. Kendala permodalan terutama dialami oleh industri kecil dan rumah tangga oleh karena itu jalan yang mereka tempuh adalah dengan menjadi sub-kontraktor dari industri-industri menengah dan besar. Dengan begitu maka kendala permodalan dapat sedikit teratasi karena mendapat bantuan dari industri yang lebih besar. Sedangkan untuk industri menengah dan besar biasanya mengatasi kendala tersebut dengan melakukan peminjaman dari lembaga keuangan yang berbunga rendah dengan agunan.

E. 2. Identifikasi Faktor Eksternal

Hasil analisis terhadap faktor lingkungan eksternal menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh industri pengolahan rotan. Aspek-aspek yang ditinjau antra lain faktor ekonomi, sosial budaya, lingkungan industri, pemerintah dan kekuatan hukum, teknologi serta kekuatan persaingan. Peluang dan ancaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Faktor Ekonomi Dari segi ekonomi terdapat peluang pendapatan bagi industri pengolahan rotan terutama dengan melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini, sebab harga penjualan rotan dihitung dalam satuan dollar Amerika sedangkan bahan bakunya diperoleh dari dalam negeri dengan nilai pembelian dalam Rupiah. Meskipun demikian berdasarkan wawancara yang dilakukan tidak terdapat peningkatan permintaan dari konsumen sebab pada umumnya tiap industri pengolahan rotan sudah memiliki konsumen sendiri-sendiri, dengan permintaan yang kurang lebih sama dari tahun ke tahun sehingga produksi yang dihasilkan juga tidak semakin bertambah. Penambahan jumlah ekspor rotan dari tahun ke tahun secara umum di sebabkan oleh penambahan unit usaha baru yang mengincar pasar baru. Tabel 9. Peluang dan Ancaman Industri Pengolahan Rotan Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 1. Ekonomi 1 Peningkatan permintaan pasar dari tahun ke tahun 2 Peningkatan produk rotan dari tahun ke tahun 3 Melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini 2. Sosial budaya 4 Melimpahnya tenaga kerja terampil 5 Banyaknya subkontraktor yang dapat diikutsertakan dalam produksi 3. Politik, Pemerintah dan kekuatan hukum 6 Peran asosiasi ASMINDO 7 Peran pemerintah dalam membantu masalah ketercukupan bahan baku 8 Fasilitas promosi pemerintah dan asosiasi terhadap produk industri rotan 9 Kebijakan pemerintah dalam pengembangan UKM 1 Tingginya biaya pengurusan ijin, pajak, retribusi, THC dan lain-lain. 2 Hambatan-hambatan dalam perdagangan 4. Teknologi 10 Mutu produk yg diakui di dalam maupun luar negeri 3 Budidaya rotan sebagai alternatif sumber bahan baku belum berkembang 5. Kekuatan Persaingan 4 Lobby tekanan APRI 5 Ancaman negara-negara pesaing Cina, Vietnam, Thailand 6 Banyaknya produsen baru yang bermunculan Faktor Sosial Budaya Faktor sosial budaya di Kabupaten Cirebon sangat mendukung perkembangan industri pengolahan rotan, karena di daerah ini banyak terdapat tenaga kerja terampil. Hal tersebut disebabkan karena industri rotan sudah berkembang di daerah ini sejak lama terutama di Desa Tegalwangi, yang kemudian berkembang ke desa-desa tetangganya seperti Desa Tegalsari dan Plumbon. Di desa-desa tersebut hampir setiap keluarga memiliki ketrampilan dalam menganyam rotan yang digeluti baik sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan sambilan. Bagi sebagian orang yang memiliki cukup modal dan dirasa telah memiliki ketrampilan serta pengalaman dapat berusaha sendiri sebagai sub-kontraktor dari perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Sistem usaha sub-kontraktor ini adalah sistem usaha yang saling menguntungkan antara industri kecil dengan industri menengahbesar. Faktor Politik, Pemerintah dan Kekuatan Hukum Suatu usaha tidak akan berkembang baik jika kebijakan pemerintahnya tidak mendukung perkembangan industri yang bersangkutan. Demikian juga dengan industri rotan dimana perkembangannya juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dan kekuatan politik lainnya. Bantuan pemerintah dalam pengembangan industri rotan terutama dalam pengembangan industri kecilnya yaitu dengan memberikan dana pinjaman yang mudah diperoleh dan berbunga ringan. Hal ini sangat penting bagi industri sebab dengan mendapatkan modal yang lebih banyak maka industri jadi lebih mudah dalam melebarkan sayapnya. Suatu industri tidak dapat berkembang bila produknya tidak dikenal oleh masyarakat atau konsumen. Untuk itu perlu dilakukan pengenalan produk kepada konsumen dengan cara promosi kepada publik. Pemerintah Daerah Cirebon sangat perduli dengan industri rotan oleh karena itu pemerintah selalu memberikan fasilitas promosi kepada industri ini, kurang lebih dilakukan dua kali promosi dalam satu tahun dengan mengadakan pameran-pameran produk jadi rotan baik di dalam maupun di luar negeri. Namun demikian tidak semua kebijakan pemerintah mendukung perkembangan industri rotan. Kebijakan yang merugikan antara lain adalah tingginya pengurusan ijin dan biaya pengiriman barang. Biaya pengiriman barang THC oleh pemerintah indonesia dirasa sangat tinggi yaitu sebesar US 260 per kontainer, hal ini sangat berbeda dari kebijakan yang dikeluarkan oleh negara tetangga yaitu Malaysia sebesar US 68, Singapura US 160, Thailand US 75 dan Myanmar hanya US 50. Faktor Teknologi Teknologi yang digunakan oleh industri rotan sudah berkembang namun pada dasarnya pengguanaan alat-alat tidak terlalu dominan karena produk jadi rotan sebagian besar dikerjakan dengan ketrampilan para pekerjanya terutama dalam hal menganyam. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dimana 55,56 responden menyebutkan bahwa alat produksi yang memenuhi kualitas dan permintaan pasar hanya sebesar 50-75. Kekuatan Persaingan Lingkungan eksternal yang sangat berpengaruh saat ini adalah faktor persaingan dari negara tetangga 81,82 responden menyatakan tingginya ancaman ini. Negara-negara seperti China, Thailand dan Vietnam sangat berpotensi untuk menggeser dominasi produk rotan dari Indonesia karena selain dapat menghasilkan produk rotan yang kualitasnya tidak jauh dari Indonesia, produk dari negara-negara tersebut juga dapat dijual dengan harga yang lebih murah. Sementara itu dari dalam negeri perusahaan-perusahaan yang lebih dulu berdiri mendapat ancaman berupa munculnya perusahaan-perusahaan baru.

F. Penerapan Strategi dalam Industri Pengolahan Rotan di Kabupaten Cirebon