61
digunakan yaitu tolak H jika
. Dari hasil perhitungan diperoleh . Untuk nilai dan
. Karena maka H
ditolak, artinya kelompok eksperimen dapat mencapai ketuntasan belajar secara individual.
Untuk uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak. Hipotesis yang diajukan adalah
sedangkan . Kriteria
yang digunakan yaitu tolak H jika
, di mana .
Berdasarkan hasil perhitungan uji proporsi satu pihak diperoleh .
Dengan diperoleh
. Karena maka H
ditolak, artinya hasil belajar kelas X yang menggunakan pembelajaran TPS berbantuan
Mouse Mischief dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasarkan hasil uji t dan uji proporsi dapat disimpulkan bahwa kelas X
yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan uji ketuntasan individual uji t satu
pihak dan uji ketuntasan klasikal uji proporsi satu pihak dapat dilihat pada Lampiran 30.
4.1.3.2 Uji Hipotesis II Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa pada fungsi kuadrat dengan model pembelajaran TPS lebih dari rata-
rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji t. Hipotesis yang diuji yaitu H
: dan H
1
: . Kriteria yang digunakan adalah tolak H
jika .
62
Dari hasil perhitungan diperoleh . Untuk nilai
dan dengan memasukan formula “TINV0,05;60” pada Microsoft Excel
diperoleh . Karena
maka H ditolak yang berarti
rata-rata kelas eksperimen lebih dari rata-rata kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Materi Fungsi Kuadrat
Hasil analisis deskriptif data hasil belajar materi fungsi kuadrat menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model TPS berbantuan Mouse Mischief lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori dengan persentase
siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada masing-masing kelas tersebut berturut-turut adalah 93 dan 50. Rata-rata hasil belajar tersebut pada
kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Ditinjau dari besarnya standar deviasi, terlihat bahwa kelompok kontrol memiliki standar
deviasi lebih besar dari kelompok eksperimen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai siswa pada kelompok kontrol lebih bervariasi sekaligus menunjukkan
bahwa kemampuan siswa pada kelompok tersebut juga lebih bervariasi daripada kelompok eksperimen. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh proses interaksi
antar siswa dalam kelompok kelas yang jarang terjadi. Pembelajaran yang berlangsung secara klasikal cenderung membuat siswa melakukan aktivitas
belajar secara individu, sehingga menghasilkan perbedaan hasil yang lebih bervariasi.