Pembentukan sarana koordinasi antara TNI AL dengan para Penerapan Dukungan Silang antar Stakeholder. Dukungan silang

c. Peningkatan kesiapsiagaan bekal unsur KRI dan kesiapan bekal

personel. Konsep sistem informasi Pembekalan Logistik TNI Angkatan Laut yang terwujud secara handal, maka akan dapat meningkatkan kecepatan perencanaan pembekalan untuk kesiapan operasi dan dapat meningkatkan tingkat kesiapsiagaan unsur KRI dan kesiapan personel di setiap tahap penyelenggaraan penanggulangan bencana. Selanjutnya konsep ini akan menjamin kelancaran mobilisasi bantuan secara efektif dan efisien dan menjamin pemenuhan kebutuhan bantuan penanggulangan bencana.

22. Hubungan Koordinasi antar Stakeholder Penyelenggara Penanggulangan

Bencana dalam Bidang Pembekalan. Untuk mewujudkan Sinergitas antar stakeholder Penyelenggara Penanggulangan Bencana maka TNI dapat menerapkan Teori Hubungan Sipil Militer. Dimana pada konteks ini TNI harus menjadi bagian dari pemerintah dalam hal ini dibawah koordinasi BNPB. Sebagaimana teori hubungan sipil militer menyatakan bahwa “TNI harus tunduk kepada segala kepatuhan dan perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah”. Kepatuhan TNI ini selalu berpedoman pada Pancasila dan memperhatikan berbagai aspirasi yang berkembang dalam masyarakat demi tercapainya keberhasilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. 30 Pada konteks penyelenggaraan penanggulangan bencana TNI Angkatan Laut harus dapat menyesuaikan dengan program dan kegiatan yang diatur oleh BNPB maupun BPBD. Pada lingkup pembinaan pembekalan bantuan bencana, TNI harus dapat mendukung korban bencana secara optimal. Untuk optimalnya dukungan logistik TNI melalui penggunaan unsur KRI dan personelnya maka harus ada kejelasan hubungan, kejelasan pelibatan, dan kejelasan kedudukan TNI apabila dibawah koordinasi BNPB maupun BPBD. Peningkatan sinergitas antar stakeholder Penyelenggara Penanggulangan Bencana dalam bidang Pembekalan dapat dilakukan dengan cara Pembentukan sarana koordinasi antara TNI AL dengan para stakeholder bencana, Penerapan Dukungan Silang antar Stakeholder, dan Peningkatan Ketahanlamaan Bekal Unsur KRI dan Personelnya.

a. Pembentukan sarana koordinasi antara TNI AL dengan para

stakeholder bencana. Para stakeholder Penyelenggara penanggulangan bencana yang terdiri dari BNPB, Basarnas, PMI, lembaga swadaya masyarakat, organisasi non pemerintah, dan para individu-individu sukarelawan harus dapat digalang oleh TNI melalui sarana koordinasi dalam bentuk latihan-latihan sesuai kapasitas yang dimiliki TNI AL. pada konteks pembinaan pembekalan maka 30 Paket Intruksi. 2014. Hubungan Sipil dan Militer. Seskoal. Jakarta koordinasi dalam bentuk latihan yang bisa diberikan kepada para stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana dapat berupa: 1 Pengendalian Inventori materiil perbekalan bantuan bencana. 2 Pengelolaan gudang-gudang 3 Penomoran atau kodifikasi dan katalogisasi materiil bekal bantuan bencana maupun peralatan yang digunakan pada saat penyelenggaraan penanggulangan bencana. 4 Pencatatan materiil perbekalan yang berasal dari perolehan lain yang sah Koordinasi dan latihan bersama ini bertujuan agar para stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana memiliki pola tindak yang sama, TNI maupun BNPB dapat menyelenggarakan latihan penanggulangan bencana secara periodik dalam pengelolaan materiil bekal bantuan bencana yang tersedia diluar TNI AL bersama dengan semua stakholder penyelenggara penanggulangan bencana. 31

b. Penerapan Dukungan Silang antar Stakeholder. Dukungan silang

merupakan dukungan logistik yang dilaksanakan antar stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana dalam rangka penyelenggaraan logistik bantuan bencana yang terpadu, dukungan silang ini dapat diatur oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh BNPB, dukungan silang merupakan salah satu kelanjutan dari proses pembinaan pembekalan Logistik penanggulangan bencana. perencanaan penanggulangan bencana meliputi penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana serta melaksanakan alokasi tugas, kewenangan, dari sumber daya yang tersedia. Mekanisme kesiapan diarahkan kepada kesiapan bekal bantuan penanggulangan bencana, dan alokasi tugas diarahkan kepada para stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana agar dapat memobilisasi bekal bantuan secara cepat, tepat, dan efektif, dalam hal ini Mabesal maupun Mabes Angkatan lainnya dapat mengaktualisasikan dukungan silang antar stakeholder. 32 Selanjutnya pembinaan pembekalan pun mengatur tentang kegiatan untuk mengadakan koordinasi, dan sinkronisasi dengan semua stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana dalam semua kegiatan pengerahan dan penyerahan kembali materiil bekal bantuan bencana. 33 Tabel 5.2. Konsep Dukungan Silang Materiil Perbekalan 31 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal103XII2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 19. 32 Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 36 nomor 4 huruf e. dan f. 33 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal103XII2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 19. antar stakeholder penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ASSET MABES TNI BNPB LSMNGO INDIVIDU MABES TNI AD MABES TNI AL MABES TNI AU 1 2 3 4 5 6 7 PROVINSI KODAM LANTAMAL LANUD A BPBD PROV LSM PROV 1. Gudang 1. Gudang 1. Gudang 1. SDM 1. SDM 1. SDM 2. Perbekalan 2. Fas Labuh 2. Fas Udara 2. Alat 2. Alat 2. Alat 3. Alut 3. Perbekalan 3. Perbekalan 3. Logistik 3. Logistik 3. Logistik 4. Alut 4. Alut 4. Dana 4. Dana KODYAKAB KOREM LANAL LANUD B BPBD KOTA LSM KOTA 1. Gudang 1. Gudang 1. Gudang 1. SDM 1. SDM 1. SDM 2. Perbekalan 2. Fas Labuh 2. Fas Udara 2. Alat 2. Logistik 2. Logistik 3. Alut 3. Perbekalan 3. Perbekalan 3. Logistik 3. Dana 3. Dana 4. Alut 4. Alut Tabel 5.2. Meunjukan aset yang dimiliki oleh masing-masing stakeholder penyelenggaraan Penanggulangan Bencana baik di tingkat pusat maupun daerah atau tingkat provinsi maupun kabupaten kota, untuk dapat mengoptimalkan penggunaan, pengelolaan, dan pengawasannya dalam mendukung penyelenggaraan Penanggulangan Bencana maka diperlukan landasan hukum untuk mengatur konsep ini.

c. Peningkatan Ketahanlamaan Bekal Unsur KRI dan Personelnya. Konsep