Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

c. Landasan Visional. wawasan nusantara memiliki dimensi kewilayahan

yang harus diatur bebas dari berbagi macam ancaman untuk menjamin keutuhan wilayah negara, kedaulatan negara, dan ketertiban di kawasan demi kepentingan kesejahteraan segenap bangsa. Dalam konteks penanganan penanggulangan bencana maka wawasan nusantara dijadikan sebagai landasan setiap warganya untuk melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara cepat dan tepat dalam rangka mengembalikan keutuhan wilayah negara yang terdampak bencana.

d. Landasan Konseptual. Dalam penanggulangan bencana, Ketahanan

Nasional pada hakekatnya adalah kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan dan kebanggaan bangsa dan negara. Oleh karena itu agar penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien, maka perlu dihindarkan dan dicegah sedini mungkin berbagai bentuk bencana baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Berhasilnya penanganan penanggulangan bencana akan dapat meningkatkan Ketahanan Nasional, dan Ketahanan Nasional yang tangguh akan dapat menjadi indikator keberhasilan suatu Ketahanan Nasional.

7. Peraturan Perundang-Undangan.

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara. Undang-undang ini mempertimbangkan bahwa pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia. Dalam Undang-undang ini disebutkan dalam Pasal 7 bahwa Tugas Pokok Tentara Nasional Indonesia dalam Operasi Militer Selain Perang OMSP yaitu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan. Dan disebutkan pula dalam pasal 9 bahwa tugas TNI AL adalah: 1 Melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan. 2 Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut Yurisdiksi Nasional sesuai dengan Hukum Nasional dan Hukum Internasional yang telah diratifikasi. 3 Melaksanakan tugas Diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah. 4 Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut. 5 Kemampuan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut Dawilhanla. Dalam masalah ini akan menitikberatkan pada tugas pemberdayaan wilayah pertahanan laut yang difokuskan kepada pemberdayaan logistik wilayah untuk memperkuat konsep penyelenggaraan dukungan logistik penanggulangan bencana.

c. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara. Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan hibah yang berasal dari anggaran pemerintah maupun perolehan lain yang sah, sehingga bantuan penanggulangan bencana berupa barang maupun jasa yang dikelola oleh TNI harus dapat dipertanggung jawabkan secara transparan dan akuntabel kepada negara dan masyarakat.

d. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan