Menurut  Endrayanto  dan  Harimurti  2013:12  di  dalam  kurikulum  2013, kompetensi inti dijabarkan berdasarkan tiga aspek pembelajaran yang meliputi aspek
sikap,  pengetahuan  dan  keterampilan  atau  penerapan  pengetahuan.  Kompetensi  inti dalam kurikulum 2013   meliputi  empat kompetensi  inti,  kompetensi  inti  pada aspek
sikap  mecakup  dua  kompetensi  inti  yaitu  kompetensi  pada  aspek  spiritual keagamaan dan kompetensi pada aspek sosial, kompetensi tersebut adalah :
1 Kompetensi inti 1 yaitu aspek sikap spiritual atau keagamaan
2 Kompetensi inti 2 yaitu aspek sikap sosial
3 Kompetensi inti 3 yaitu aspek pengetahuan
4 Kompetensi inti 4 yaitu aspek keterampilan atau penerapan pengetahuan
Keempat  kelompok  itu  menjadi  acuan  dari  Kompetensi  Dasar  dan  harus dikembangkan  dalam  setiap  pembelajaran  secara  integratif.  Dalam  hal  ini  yang
merupakan  kategori  tingkat  rendah  hanya  memfokuskan  pada  aspek  pengetahuan yang  memnta  siswa  menyajikan  kemampuan  berpikir  dan  proses  measionalisasikan
secara kompleks dapat dikategorikan dengan kemampuan tingkat tinggi.
2.1.8 Pendekatan Saintifik
2.1.8.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan  saintifik  adalah  proses  pembelajaranyang  dirancang  sedemikian rupa  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengkonstruk  konsep,  hukum  atau  prinsip
melalui  tahapan-tahapan  mengamati  untuk  mengidentifikasi  atau  menemukan masalah,  merumuskan  masalah,  mengajukan  atau  merumuskan  hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prin
sip yang “ditemukan”. Oleh karena itu,  kondisi  pembelajaran  yang  diharapkan  tercipta  diarahkan  untuk  mendorong
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. Hosnan, 2014:34
Pendekatan Saintifik diatur dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar  Proses  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah.  Pembelajaran  saintifik  merupakan
pembelajaran  yang  mengadopsi  langkah-langkah  santifik  dalam  membangun pengetahuan  melalui  metode  ilmiah.  Dalam  proses  pembelajaran  menyentuh  tiga
ranah  yaitu  sikap,  pengetahuan  dan  keterampilan.  Pembelajaran  dengan  pendekatan saintifik,  ranah  sikap  mencangkup  transformasi  substansi  atau  materi  ajar  agar  anak
didik  “tahu  mengapa”.  Ranah  keterampilan  mencangkup  substansi  atau  materi  ajar agar  anak  didik  “tahu  bagaimana”.  Sedangkan  ranah  pengetahuan  mencangkup
transformasi substansi atau materi ajar anak didik “tahu apa”. Pembelajran  dengan  pendekatan  saintifik  memiliki  karakteristik  1  berpusat
pada  siswa,  2  melibatkan  keterampilan  proses  sains  dalam  mengonstruksi  konsep, hokum,  atau  prinsip,  3  melibatkan  proses-proses  kognitif  yang  potensial  dalam
merangsang  perkembangan  intelek,  khususnya  keterampilan  berpikir  tingkat  siswa, dan  4  dapat  mengembangkan  karakter  siswa.  Dan  tujuan  pembelajaran  dengan
pendekatan  saintifik  adalah  1  untuk  meningkatkan  kemampua  intelek,  khususnya kemampuan  berpikir  tingkat  tinggi  siswa,  2  untuk  membentuk  kemampuan  siswa
dalam  menyelesaikan  suatu  masalah  secara  sistematik,  3  terciptanya  kondisi
pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, 4 diperolehnya  hasil  belajar  yang  tinggi,  5  untuk  melatih  siswa  dalam
mengkomunikasikan  ide-ide  khususnya  dalam  menulis  artikel  ilmiah,  dan  6  untuk mengembangkan karakter siswa  Hosnan, 2014:36-37.
Dari  pengertian  diatas  dalam  pembelajaran  dengan  model  Problem  Based Learning  berbantuan  media  Audio  Visual  pada  muatan  IPA  tema  cita-citaku  dikelas
IV  SD  bahwa  pendekatan  saintifik  adalah  pembelajaran  yang  yang  berpusat  pada siswa  dirancang agar peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran  yang meliputi
tahapan yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah dataeksperimen dan  mengkomunikasikan,  sehingga  apa  yang  mereka  dapatkan  dalam  pembelajaran
dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. 2.1.8.2
Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap afektif, pengetahuan kognitif, dan keterampilan psikomotor.  Dengan  proses  pembelajaran  yang  demikian  maka  diharapkan  hasil
belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan  sikap,  keterampilan,  dan  pengetahuan  yang  terintegrasi.  Menurut
Permendikbud nomor 81A, Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: amengamati; bmenanya; cmengumpulkan informasi; dmengasosiasi;
dan e mengkomunikasikan.
1 Mengamati
Kegiatan pertama dalam pendekatan ilmiah adalah langkah mengamatiobserving. Dalam  kegiatan  ini,  siswa  mengamati  objek  yang  akan  dipelajari.  Kegaiaan
belajarnya  adalah  membaca,  mendengar,  menyimak,  melihat  tanpa  atau  dengan alat. Hosnan, 2014:39-40.
2 Menanya
Kompetensi  yang  dikembangkan  adalah  kreativitas  rasa  ingin  tahu,  kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis  yang perlu untuk hidup
cerdas  dan  belajar  sepanjang  hayat.  Pada  kegiatan  pembelajaran  ini  siswa melakukan  pembelajaran  bertanya.  Dalam  kegiatan  mengamati,  guru  membuka
kesempatan  secara  luas  kepada  peserta  didik  untuk  bertanya  mengenai  apa  yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk  dapat  mengajukan  pertanyaan:  pertanyaan  tentang  yang  hasil  pengamatan objek  yang  konkrit  sampai  kepada  yang  abstra  berkenaan  dengan  fakta,  konsep,
prosedur,  atau  pun  hal  lain  yang  lebih  abstrak.  Pertanyaan  yang  bersifat  faktual sampai  kepada  pertanyaan  yang  bersifat  hipotetik.  Dari  situasi  di  mana  peserta
didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sam21pai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.  Melalui  kegiatan  bertanya  dikembangkan  rasa  ingin  tahu  peserta
didik.  Semakin  terlatih  dalam  bertanya  maka  rasa  ingin  tahu  semakin  dapat dikembangkan.  Pertanyaan  terebut  menjadi  dasar  untuk  mencari  informasi  yang
lebih  lanjut  dan  beragam  dari  sumber  yang  ditentukan  guru  sampai  yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
Hosnan, 2014:48-49. 3
Mengumpulkan Informasi Kegiatan  “mengumpulkan  informasi”  merupakan  tindak  lanjut  dari  bertanya.
Kegiatan  ini  dilakukan    dengan  menggali  dan  mengumpulkan  informasi  dari berbagai  sumber  melalui  berbagai  cara.  Untuk  itu  peserta  didik  dapat  membaca
buku  yang  lebih  banyak,  memperhatikan  fenomena  atau  objek  yang  lebih  teliti, atau  bahkan  melakukan  eksperimen.  Dari  kegiatan  tersebut  terkumpul  sejumlah
informasi.  Dalam  Permendikbud  Nomor  81A  Tahun  2013,  aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan  melalui eksperimen,  membaca sumber lain
selain  buku  teks,    mengamati  objek  kejadian,  aktivitas  wawancara  dengan  nara sumber  dan  sebagainya.  Adapun  kompetensi  yang  diharapkan  adalah
mengembangkan  sikap  teliti,  jujur,sopan,  menghargai  pendapat  orang  lain, kemampuan  berkomunikasi,  menerapkan  kemampuan  mengumpulkan  informasi
melalui  berbagai  cara  yang  dipelajari,  mengembangkan  kebiasaan  belajar  dan belajar sepanjang hayat. Hosnan, 2014:57
4 Mengasosiasikan Mengolah InformasiMenalar
Kegiatan Belajar yang dapat dilakukan menurut kemendikbud, 2013: 1.
Mengolah  informasi  yang  sudah  dikumpulkan  baik  terbatas  dari  hasil kegiatan  mengumpulkaneksperimen  maupun  hasil  dari  kegiatan  mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi.
2. Pengolahan  informasi  yang  dikumpulkan  dari  yang  bersifat  menambah
keluasan  dan  kedalaman  sampai  kepada  pengolahan  informasi  yang  bersifat mencari  solusi  dari  berbagai  sumber  yang  memiliki  pendapat  yang  berbeda
sampai kepada yang bertentangan. Adapun  kompetensi  yang  diharapkan  adalah  mengembangkan  sikap  jujur,
teliti,  disiplin,  taat  atauran,  kerja  keras,  kemampuan  menerapkan  prosedur  dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan Wagiran, 2014:27,
dalam Ambarsari 2013:66. 5
Mengkomunikasikan Pada  pendekatan  saintifik  guru  diharapkan  memberi  kesempatan  kepada  peserta
didik  untuk  mengkomunikasikan  apa  yang  telah  mereka  pelajari.  Kegiatan  ini dapat  dilakukan  melalui    menuliskan  atau  menceritakan  apa  yang  ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut  disampikan  di  kelas  dan  dinilai  oleh  guru  sebagai  hasil  belajar  peserta
didik  atau  kelompok  peserta  didik  tersebut.  Kegiatan  “mengkomunikasikan” dalam  kegiatan  pembelajaran  sebagaimana  disampaikan  dalam  Permendikbud
Nomor    81A  Tahun  2013,  adalah  menyampaikan  hasil  pengamatan,  kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun  kompetensi  yang  diharapkan  dalam  kegiatan  inti  adalah mengembangkan  sikap  jujur,  tliti,  toleransi,  kemampuan  berpikir  sistematis,
mengungkapkan  pendapat  dengan  singkat  dan  jelas,  dan  mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar Hosnan, 2014:76.
2.1.8.3 Prinsip – Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Hosnan 2014:37 menjelaskan beberapa prinsip pendekatan saintitifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1 Pembelajaran berpusat pada siswa.
2 Pembelajaran membentuk students self concept.
3 Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4 Pembelajaran  memberikan  kesempatan  pada  siswa  untuk  mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5
Pembelajaran    mendorong    terjadinya    peningkatan    kemampuan    berpikir siswa.
6 Pembelajaran  meningkatkan  motivasi  belajar  siswa  dan  motivasi  mengajar
guru. 7
Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  melatih  kemampuan  dalam komunikasi.
8 Adanya  proses  validasi  terhadap  konsep,  hukum,  dan  prinsip  dalam
dikontruksikan dalam struktur kognitifnya.
2.1.9 Penilaian Otentik