Sumber daya Lokal PETA SOSIAL KELURAHAN PURWOHARJO

32

4.6 Sumber daya Lokal

Wilayah Kelurahan Purwoharjo merupakan wilayah perkotaan yang tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai. Sumber daya yang dimiliki adalah sumber daya manusia tenaga kerja dan sumberdaya fisik berupa sarana prasarana ekonomi pasar, transportasi jalan raya dan kendaraan umum, pendidikan sekolah dari TK-SLTA, kesehatan Puskesmas, RB, dan PKU. Selain modal manusia juga terdapat modal sosial berupa ikatan yang kuat dalam masyarakat yang berdasarkan pada nilai budaya setempat maupun nilai-nilai keagamaan. Nilai budaya berupa rasa saling menghormati dan jiwa gotong royong yang masih kental serta ketaatan kepada pemimpin baik pemimpin agama maupun pemimpin masyarakat pemerintah setempat. Tercermin dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti hajatan, takziah maupun kerja bakti membersihkan lingkungan. Lokasi yang strategis berada di pinggir jalur Pantura jalan Daendels dan didukung infrastruktur berupa pasar kota Comal, pasar grosir konveksi Comal, jalan dan sarana transportasi yang cukup memadai juga merupakan modal untuk dapat menggerakkan roda perekonomian setempat.

V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS

5.1 Bantuan Modal 5.1.1 Bantuan Modal dari BUMN Bantuan dari pemerintah berupa pinjaman modal dan prasarana produksi pernah dilaksanakan sebelum tahun 2001 Diperindag masih berstatus instansi vertikal. Dana pinjaman modal tersebut berasal dari APBN dan dari dana bagian dari keuntungan BUMN sebagai pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Keuangan No : 316 KMK.016 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara. Pengusaha mikro konveksi di dusun Serdadi kelurahan Purwoharjo pernah mendapatkan kredit bantuan lunak dari PLN dan PT Krakatau Steel pada tahun 1996. Pinjaman modal kerja dan investasi dari PLN diberikan untuk menjalankan dan mengembangkan usaha sehingga diharapkan para pengusaha dapat meningkatkan produksi maupun penjualan. Informasi mengenai kredit diperoleh dari petugas PLN setempat dan menyebar kepada para pengusaha mikro konveksi yang lain dari mulut ke mulut. Pinjaman modal kerja dan investasi dari PLN dikenakan suku bunga sebesar 4 persen flat per tahun. Suku bunga ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga bank komersial 12 – 18 tahun. Bantuan dari PLN ada yang berbentuk pelatihan, namun pengusaha mikro konveksi di Kelurahan Purwoharjo tidak pernah mendapatkannya. Hasil wawancara dengan pengusaha yang pernah mendapatkan kredit dari setelah bantuan kredit diberikan, tidak ada pembinaan lebih lanjut dari PLN di wilayah kerjanya. PLN tidak menguasai teknis pembinaan usaha mikro konveksi. Pihak PLN tidak menunjuk konsultan teknis atau meminta bantuan dinas terkait Diperindag untuk melakukan pembinaan tidak memberikan pembinaan lebih lanjut baik berupa pelatihan, teknik produksi, pemasaran maupun jaringan kerja sama kemitraan terhadap para pengusaha mikro konveksi yang menerima bantuan kredit. Para pengusaha hanya berkewajiban mengangsur kredit tersebut langsung melalui rekening bank yang ditunjuk yaitu bank BRI. Modal kerja bantuan dari PLN digunakan oleh para pengusaha