42
6.1.2 Teknologi
Pengusaha konveksi baik celana panjang, celana kolor dan seragam sekolah secara bertahap telah melengkapi peralatan yang diperlukan untuk
proses produksi konveksi, dari pemotongan, menjahit, pengobrasan, memasang kancing, memasang tali kur, penyablonan, penyetrikaan dan packaging. Mesin
jahit kapasitas besar yang dibeli merupakan mesin jahit bekas kualitas 1 merk Juki dan Brother dari Jakarta maupun dari pengusaha lokal lainnya di wilayah
Pekalongan dan Comal dibeli secara tunai. Mesin jahit tersebut lebih diminati karena harganya lebih murah dengan kualitas lebih baik dibandingkan dengan
mesin jahit baru kualitas dua. Dalam proses produksi konveksi celana kolor dan celana panjang, tidak membutuhkan alat yang rumit. Sebagian besar pengusaha
sudah memiliki peralatan produksi yang memadai untuk proses produksi. Alat produksi yang dimiliki menggunakan teknologi sederhana. Mesin jahit yang
digunakan sebagian besar masih manual digerakkan dengan kaki. Jumlah mesin jahit yang digerakkan dengan dynamo masih terbatas. Pada Tabel 10
disajikan jumlah alat produksi dari 9 responden.
Tabel 10 Jumlah Alat Produksi dari 9 Kasus Pengusaha Mikro Konveksi di Kelurahan Purwoharjo Tahun 2006
No Kasus Alat Produksi
Jumlah Mesin Jahit Unit
Jumlah Mesin Obras Unit
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Pengusaha 1
Pengusaha 2 Pengusaha 3
Pengusaha 4 Pengusaha 5
Pengusaha 6 Pengusaha 7
Pengusaha 8 Pengusaha 9
13 9
14 32
12 9
15 3
15 1
1 1
3 1
1 1
1 1
Jumlah 122 11 Kepemilikan alat produksi secara lengkap terbukti dapat menekan biaya
produksi karena proses produksi dapat dilaksanakan sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan contohnya untuk penyablonan dan pengobrasan.
Salah satu responden pengusaha kolor telah membuktikan bahwa penyablonan kolor yang dilakukan sendiri dapat menghemat biaya produksi sampai 25 persen.
43 Alat-alat kelengkapan seperti benang, kancing, tali kur, dibeli di pasar lokal
dengan cara survei tempat yang paling murah. Tidak menutup kemungkinan tempat pembelian alat-alat dan bahan tersebut terpisah-pisah tidak dalam satu
toko untuk mendapatkan barang dengan kualitas bagus dengan harga yang lebih miring agar dapat menekan biaya produksi dan dapat meningkatkan keuntungan.
Dalam proses produksi konveksi terdapat pembagian tugas seperti : membuat pola dan memotong kain, menjahit, mengobras, menyablon, finishing,
menyetrika dan packaging. Karyawan bekerja sesuai tugas tugas masing- masing. Pembelian bahan baku dilaksanakan oleh pengusaha sendiri.
Pengusaha biasanya melakukan pengawasan kontrol kualitas pada saat finishing dan packaging sehingga kualitas produk dapat terjaga untuk
mempertahankan jaringan pasar atau mencegah berpindahnya pedagang langganan ke tempat lain. Semua proses produksi sejak awal hingga finishing
dapat dilaksanakan sendiri oleh para pengusaha. Artinya mereka tidak lagi tergantung pada jasa usaha yang lain dan dapat menekan biaya produksi.
Selama proses produksi diperlukan biaya-biaya diluar biaya pembelian bahan baku kain yaitu upah tenaga kerja dan bahan-bahan pelengkap seperti tali
kur, kancing, plastik packing, resleting serta biaya sablon celana kolor. Biaya diluar bahan baku yang dikeluarkan oleh para responden dapat dilihat pada
Tabel 10. Model celana panjang tidak banyak mengalami perubahan sehingga pengusaha tidak terlalu mengalami kesulitan dalam membuat modelnya. Model
celana kolor lebih bervariasi tergantung perkembangan model dan kreativitas dari para pengusaha, sehingga diperlukan keterampilan pembuat pola dan
pemotong kain.
6.1.3 Permodalan