19
3.4 Metode analisis data
Pengidentifikasian
permasalahan usaha mikro konveksi dalam hal permodalan, akses bahan baku, akses teknologi, jaringan kerja sama, pemasaran
termasuk di dalamnya pendapatan dari hasil pemasaran dan sumberdaya manusia
dalam komunitas pengusaha mikro konveksi menggunakan analisis deskriptif dan diagram alir keterkaitan antar masalah. Dengan metode tersebut
diharapkan permasalahan yang ada pada komunitas pengusaha mikro konveksi di Kelurahan Purwoharjo dapat diidentifikasi secara tepat. Ketepatan identifikasi
permasalahan akan menentukan strategi dan program pemberdayaan yang akan disusun.
Penyusunan rancangan strategi pengembangan usaha mikro menggunakan analisis SWOT dengan unit analisis sistem usaha mikro. Langkah
yang ditempuh dengan mengidentifikasi lingkungan usaha mikro konveksi yang terdiri dari faktor internal kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal
peluang dan tantangan dalam pengembangan usaha mikro. Faktor internal dan faktor eksternal digali melalui kuisioner SWOT Lampiran 2. Kuisioner diisi oleh
pengkaji berdasarkan jawaban pertanyaan responden. Bobot dimulai dari nilai 1 – 10, semakin penting pengaruh faktor yang ditanyakan terhadap perkembangan
usaha mikro maka bobotnya semakin tinggi. Bobot jawaban tiap responden dari nomor pertanyaan yang sama dijumlah dan dirata-rata rata-rata baris. Rata-rata
baris tersebut dijumlah dan dibagi dengan jumlah baris menjadi rata-rata kolom. Nilai rata-rata baris yang lebih besar dari rata-rata kolom menjadi faktor
kekuatan internal dan peluang eksternal. Nilai rata-rata baris yang lebih kecil dari rata-rata kolom menjadi faktor kelemahan internal dan ancaman
eksternal. Hasil kuisioner tersebut dibahas dalam FGD untuk mendapatkan
tanggapan dari peserta FGD. Bentuk tanggapan berupa persetujuan, penolakan maupun penambahan. Tanggapan-tanggapan dari peserta FGD disepakati dan
dirumuskan bersama untuk dituangkan ke dalam Matriks SWOT. Selanjutnya disusun alternatif rancangan strategi yang memungkinkan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha mikro konveksi. Alternatif strategi disusun berdasarkan usulan dari para peserta FGD. Usulan-usulan
tersebut dimasukkan ke dalam matriks SWOT dengan bantuan pengkaji dan ditempatkan di kwadran yang sesuai. Dalam matriks SWOT, dihasilkan empat
20 kelompok besar kemungkinan alternatif rancangan strategi Rangkuti, 2006
yaitu
:
1. Strategi SO yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO, yaitu pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT yaitu meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Dari berbagai alternatif strategi, dipilih strategi prioritas berdasarkan konsensus para peserta FGD. Pilihan strategi prioritas ini menjadi dasar penyusunan
rancangan program pemberdayaan pengusaha mikro konveksi.
3.5 Rancangan Penyusunan Program