64
7.2 Rancangan Strategi Pemberdayaan Pengusaha Mikro Konveksi 7.2.1 Proses Penyusunan
Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus FGD dengan para pengusaha mikro
konveksi. Diskusi dipimpin oleh salah satu pengusaha yang memproduksi celana panjang yang pernah pernah kuliah tidak sampai tamat di salah satu perguruan
tinggi swasta di Jakarta. Faktor lingkungan usaha yang digali pengkaji melalui kuisioner SWOT lampiran 2, 3, 4 ditawarkan kepada para peserta diskusi untuk
mendapatkan tanggapan. Tanggapan berbentuk persetujuan atau penolakan. Faktor lingkungan usaha mikro konveksi internal dan eksternal yang sudah
disepakati oleh peserta FGD dimasukkan ke dalam matriks SWOT dengan bantuan pengkaji. Sebagian besar peserta diskusi berpendapat bahwa masalah
yang paling mendesak untuk ditangani adalah masalah kurangnya permodalan selanjutnya disusul dengan masalah pemasaran dan ketidakpastian suplai bahan
baku dan yang terakhir masalah kapasitas pengetahuan dan keterampilan para pengusaha rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, para peserta mengusulkan alternatif pemecahan masalah menurut pendapat masing-masing. Alternatif
pemecahan masalah tersebut diinventarisir dan dimasukkan ke dalam alternatif rancangan strategi dalam matriks SWOT oleh pengkaji. Dari beberapa alternatif
strategi yang dihasilkan dengan analisis SWOT, diringkas dan dirumuskan strategi prioritas untuk dapat mengatasi permasalahan dan kebutuhan yang telah
disepakati sebelumnya antara lain : strategi pengembangan permodalan, strategi pengembangan jaringan kerja sama, strategi peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia.
7.2.2 Strategi Pengembangan Permodalan
Pengembangan permodalan pengusaha ditempuh dengan menggunakan alternatif strategi dalam matriks analisis SWOT, antara lain :
1. Mengakses permodalan dari lembaga keuangan yang belum dimanfaatkan
untuk meningkatkan produksi dan memenuhi pasar. SO-3 2.
Menyampaikan usulan program permodalan kepada dinas terkait secara partisipatif SO-4
65
3. Mengangsur kredit yang macet dan mengusulkan penghapusan bunga
pinjaman untuk mengembalikan kepercayaan BUMN dan Pemda agar bisa mengakses bantuan lunak untuk meningkatkan permodalan WT-1
4. Mengoptimalkan pemanfaatan alat produksi dan tenaga kerja untuk
meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan pasar. ST-2 5.
Mengaktifkan kembali koperasi KPPJ untuk akses permodalan. ST-4 Dari 5 alternatif strategi pengembangan permodalan tersebut dipilih satu strategi
prioritas yang diputuskan bersama dengan para pengusaha. Strategi yang dipilih adalah dengan mengaktifkan koperasi KPPJ untuk akses permodalan dari BRI
melalui mekanisme kelompok KPPJ.
7.2.3 Strategi Pengembangan Jaringan Kerjasama
1. Meningkatkan jaringan kerja sama dalam suplai bahan baku dan pemasaran dengan sistem kemitraan. WT-2
2.
Mengaktifkan kembali koperasi untuk meningkatkan jaringan kerja sama bahan baku ST-4
Berdasarkan kesepakatan para pengusaha diputuskan bahwa alternatif strategi pengembangan jaringan kerjasama yang dipilih adalah altenatif pertama dengan
meningkatkan jaringan kerja sama dalam pemasaran dengan sistem kemitraan.
7.2.4 Strategi Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia
1. Mengakses pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja ST-1 2. Menyampaikan usulan program pelatihan kepada dinas terkait secara
partisipatif. SO-4 3. Mengakses pelatihan untuk meningkatkan kemampuan manajerial,
kemampuan membangun jaringan dan pemasaran baru serta keterampilan. WO-2
4. Meningkatkan keterampilan agar dapat menyesuaikan mode dan memenangkan persaiangan. WT-3
Strategi peningkatan kapasitas SDM yang dipilih bersama para pengusaha adalah menyampaikan usulan program pelatihan kepada dinas terkait
Diperindagkop secara partisipatif. Hal ini dianggap paling memungkinkan
66
dengan pertimbangan bahwa dengan usulan pelatihan tersebut, maka pelatihan yang diusulkan, materinya sesuai dengan kebutuhan para pengusaha. Pilihan
tersebut didukung dengan informasi yang diperoleh pengkaji dari hasil wawancara dengan salah satu pejabat di Diperindagkop Kabupaten Pemalang
yang mengatakan bahwa sejak otonomi daerah, pembinaan kepada industri kecil lebih diutamakan yang berdasarkan usulan dari bawah. Pada Gambar 3
digambarkan kerangka alur pemberdayaan pengusaha mikro konveksi dimulai dari permasalahan, strategi, program dan hasil yang diharapkan.
67
Gambar 3 Kerangka Alur Pemberdayaan Pengusaha Mikro Konveksi di Kelurahan Purwoharjo
Masalah Strategi
Program Hasil yang
Diharapkan
Modal Terbatas Pengembangan
Permodalan Revitalisasi
KPPJ Akses
Permodalan Meningkat
Pemasaran Terbatas
Pengembangan Jaringan Kerja
Sama pemasaran Akses
Pemasaran di tingkat regional
meningkat Menjalin
Kemitraan dengan
pedagang pakaian
Peningkatan Kapasitas SDM
Pelatihan Partisipatif
Kapasitas SDM
Meningkat Kapasitas
SDM rendah
67
68
7.3 Rancangan Program 7.3.1 Revitalisasi KPPJ