Kepulauan Togean dengan luas total lebih dari 100 hektar rusak parah. Kerusakan ini menurutnya adalah dampak dari maraknya aksi penangkapan ikan yang tidak
ramah lingkungan dalam 10 tahun terakhir.
2.2 Teknologi Satelit Penginderaan Jauh
Teknologi satelit penginderaan jauh adalah teknologi untuk mendapatkan data dari obyek, proses atau fenomena yang diukur melalui sensor tanpa mengenai
atau bersentuhan dengan obyek tersebut Jaya 2007; Lellisand and Kiefer 1987. Lebih jauh Jaya 2007 menyatakan bahwa sensor yang digunakan dapat berupa
sensor aktif memancarkan maupun sensor pasif menerima dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Selanjutnya, dari interaksi gelombang
elektromagnetik yang diserap maupun dipantulkan oleh medium air dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci maupun umum, tergantung
resolusi ketajaman sensor yang digunakan, tentang objek atau daerah yang diamati.
Hendarti 2003 mengartikan, penginderaan jauh warna air laut adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan laut dan proses-proses yang terjadi di
dalamnya berdasarkan nilai konsentrasi dari water-leaving radiance yang merupakan hasil interaksi antara radiasi sinar matahari dan perairan yang diterima
oleh satelit. Selanjutnya Jerlov and Nielsen 1974 yang diacu dalam Hendarti 2003 mencatat bahwa sensor pada satelit menerima pantulan radiasi sinar
matahari dari permukaan dan kolom perairan. Radiasi sinar matahari pada saat menuju perairan dipengaruhi oleh atmosfer, dimana sebelum sinar matahari
mencapai perairan akan diserap atau dihamburkan oleh awan, molekul udara dan aerosol
. Sinar matahari yang masuk ke dalam kolom perairan akan diserap atau dipantulkan oleh partikel-partikel yang ada pada perairan seperti fitoplankton,
sedimen tersuspensi suspended sediment dan substansi kuning yellow subtances
. Pada perairan dangkal, pantulan dari dasar perairan juga berpengaruh terhadap pantulan pada permukaan perairan. Pada saat mengirimkan informasi
kembali ke satelit, juga akan dipengaruhi oleh atmosfer.
Perambatan transmisi warna-warna sinar di dalam air sangat dipengaruhi oleh sifat optik dan material-material yang terlarut di dalamnya Basmi 1999.
Untuk melakukan pengukuran kualitas air, Robinson 1985 membagi perairan menjadi dua kelompok berdasarkan sifat optisnya yaitu perairan kasus satu dan
perairan kasus dua. Perairan kasus satu adalah perairan yang sifat optisnya didominasi oleh fitoplankton. Perairan kasus kedua didominasi oleh sedimen
tersuspensi suspended sediment dan substansi kuning yellow subtances. Perairan kasus satu menurut Gaol 1997 biasanya ditemukan di perairan lepas
pantai yang tidak dipengaruhi oleh zona perairan dangkal dan sungai sedangkan perairan kasus dua biasanya ditemukan di perairan dangkal.
Spektrum sinar yang penting untuk tumbuhan laut adalah sinar tampak yang memiliki panjang gelombang 400 nm – 720 nm disebut juga sebagai
photosynthetically available radiation PAR. Panjang gelombang spektrum ini
hampir sama dengan panjang gelombang spektrum cahaya tampak visible light yaitu 360 nm – 780 nm Parson et al. 1977 yang diacu dalam Gaol 1997.
Barnes and Hughes 1988 menyatakan bahwa kandungan klorofil-a yang terkandung dalam fitoplankton dapat dideteksi dari sensor satelit yang bekerja
pada panjang gelombang sinar tampak. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa klorofil-a merupakan pigmen yang mampu melakukan fotosintesis. Jumlah
klorofil-a yang ada di perairan laut umumnya dapat dilihat dari jumlah fitoplankton yang ada di perairan tersebut. Absorpsi cahaya maksimum menurut
Lee 1980 oleh klorofil-a bersama pelarutnya terjadi pada panjang gelombang 430 nm dan 663 nm.
Banyak penelitian mengenai klorofil-a yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan data satelit, seperti yang dilaporkan oleh Prasasti et
al . 2003 yang menggunakan satelit Terra MODIS untuk menenetukan nilai
konsentrasi klorofil-a yang diekstraksi dari rasio kanal 9 dengan kanal 12. Kanal 9 443 nm bekerja pada daerah sinar biru, sedangkan kanal 12 551 nm bekerja
pada sinar hijau. Penyerapan energi oleh klorofil-a pada kanal 9 adalah tinggi yang mengakibatkan pantulan pada kanal ini rendah. Oleh karena itu, jika ratio
antara reflektansi panjang gelombang 443 nm dengan 551 nm rendah, maka konsentrasi klorofilnya tinggi. Amri 2002 menggunakan citra satelit SeaWiFS
Sea viewing Wide Field of view Sensor untuk menentukan sebaran klorofil-a di perairan Selat Sunda.
Suhu permukaan laut SPL banyak mendapat perhatian dalam kajian kelautan karena data suhu ini dapat dimanfaatkan untuk mempelajari gejala-gejala
fisika di dalam laut seperti keberadaan thermal front, upwelling ataupun dalam kaitannya dengan kehidupan hewan dan tumbuhan Nontji 2002. Secara alami,
lapisan air di permukaan laut akan lebih hangat karena menerima radiasi matahari pada siang hari. Lapisan ini memiliki ketebalan tertentu sebelum mencapai
lapisan yang lebih dingin di bawahnya. Suhu air di lapisan ini dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti penguapan, curah hujan, suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari. Oleh karena itu, suhu permukaan laut biasanya mengikuti pola musiman.
Suhu permukaan laut adalah salah satu parameter oseanografi yang sangat penting. Dari pola distribusi citra suhu permukaan laut dapat dilihat fenomena
oseanografi seperti upwelling, front dan pola arus permukaan. Daerah yang mempunyai fenomena-fenomena tersebut umumnya merupakan perairan yang
subur. Dengan diketahuinya daerah perairan yang subur tersebut maka daerah penangkapan ikan dapat diketahui. Penentuan suhu permukaan laut dari satelit
dilakukan dengan radiasi infra merah pada panjang gelombang 3 μm – 14 μm.
Pengukuran spektrum infra merah yang dipancarkan oleh permukaan laut hanya dapat memberikan informasi suhu pada lapisan permukaan sampaikedalaman 0,1
mm Robinson 1985. Penelitian tentang sebaran suhu permukaan laut pada awalnya
menggunakan kanal infra merah jauh dari satelit NOAA-AVHRR National Oceanic Athmosphere and Administration-Advanced Very High Resolution
Radiometer yang terdiri dari 5 kanal. Namun dengan diluncurkannya satelit baru,
yakni satelit Aqua yang membawa sensor multi spektral MODIS Moderate Resolution Imaging Spektroradiometer
, pengamatan untuk perairan Teluk Tomini pada musim barat dan timur menggunakan citra Aqua MODIS.
Satelit NOAA hanya mendeteksi sebaran suhu permukaan laut SPL, satelit SeaWiFS hanya mendeteksi sebaran klorofil-a, sedangkan satelit Aqua
MODIS mampu mendeteksi baik sebaran suhu permukaan SPL maupun sebaran klorofil-a sehingga dalam mendukung tulisan ini digunakan satelit Aqua MODIS.
CII 2007 juga mencatat distribusi spasial suhu permukaan laut SPL rata-rata bulanan di perairan Togean dengan menggunakan citra satelit Aqua
MODIS menunjukkan di perairan bagian utara lebih rendah dari perairan bagian selatan Kepulauan Togean, sedangkan rata-rata konsentrasi klorofil-a bervariasi
antara 0,1-0,2 mgm
P
3
P
.
2.3 Armada Perikanan