potensial maksimum dari effort atau variabel input secara umum laju utilisasi optimalnya.
Seperti dijelaskan sebelumnya, pengukuran efisiensi ini menjadi tidak tepat apabila kita berhadapan dengan data multiple inputs dan outputs yang
berkaitan dengan sumber daya, faktor aktivitas dan lingkungan yang berbeda. Meskipun pengukuran efisiensi yang menyangkut multiple input dan output dapat
diatasi dengan menggunakan pengukuran efisiensi relatif yang dibobot Fauzi dan Anna 2005. Namun, pengukuran tersebut tetap memiliki keterbatasan berupa
sulitnya menentukan bobot yang seimbang untuk input dan output. Keterbatasan tersebut kemudian dijembatani dengan konsep DEA, di mana efisiensi tidak
semata-mata diukur dari rasio output dan input, tetapi juga memasukkan faktor pembobotan dari setiap output dan input yang digunakan. Oleh karena itu Fauzi
dan Anna 2005 menyatakan, di dalam DEA efisiensi diartikan sebagai target untuk mencapai efisiensi yang maksimum, dengan kendala relatif efisiensi seluruh
unit tidak boleh melebihi 100 . Pemecahan masalah pemrograman matematis di atas akan menghasilkan
nilai E
B
m
B
yang maksimum, sekaligus nilai bobot w dan v yang mengarah ke efisiensi. Jadi, jika nilai = 1, unit ke-m tersebut dikatakan efisien relatif terhadap
unit yang lain. Sebaliknya, jika nilai lebih kecil dari 1, unit lain dikatakan lebih efisien relatif terhadap unit m, meskipun pembobotan dipilih untuk
memaksimisasi unit m. Salah satu manfaat dilakukannya linearisasi adalah kita dapat melakukan
pemecahan pemrograman liniar di atas dengan pemecahan dual. Sebagaimana ciri yang dimiliki oleh pemrograman linear, pemecahan baik primal maupun dual
akan menghasilkan solusi yang sama. Namun, pemecahan dengan dual sering kali lebih sederhana, sebab dimensi kendala berkurang.
2.7 Tinjauan Studi Terdahulu
Penelitian dengan menggunakan metode hidroakustik telah banyak dilakukan namun kebanyakan penelitian tersebut ditujukan untuk estimasi sumber
daya pelagis, sementara penelitian dengan menggunakan metode yang sama untuk ikan demersal masih belum banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan di
perairan Teluk Tomini diantaranya oleh Natsir et al. 2005 yang mengkaji pendugaan biomassa ikan pelagis dengan menggunakan metode akustik bim
terbagi. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa biomassa total ikan pelagis kecil sebanyak 204.695 ton 67 dan ikan pelagis
besar sebanyak 98.930 ton 33 . Juga disimpulkan bahwa biomassa ikan pelagis kecil cenderung menurun dengan bertambahnya kedalaman, sebaliknya
biomassa ikan pelagis besar cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kedalaman.
Penelitian untuk
analisis fishing capacity dengan menggunakan data envelopment analysis
DEA juga telah banyak dilakukan namun kenayakan penelitian tersebut mengulas tentang sumber daya pelagis. Beberapa peneliti
diantaranya Kirkley et al. 2003 menggunakan DEA yang berorientasi output sebagai alternatif untuk menghitung fishing capacity perikanan pukat cincin di
perairan semenanjung Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan telah terjadi kelebihan kapasitas sehingga sebanyak 10 kapal dinyatakan tidak efisien
dan disarankan ditarik dari perairan tersebut; Untuk kasus Indonesia dalam skala mikro, teknik DEA telah diterapkan
oleh Fauzi dan Anna 2005 untuk menganalisis konsep kebijakan berbasis kapasitas. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kelebihan kapasitas memang
terjadi di Indonesia dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan Fauzi 2005. Dengan menganalisis kapasitas perikanan di perairan pesisir DKI Jakarta
untuk tingkat efisiensi perikanan menunjukkan adanya kelebihan kapasitas perikanan tangkap yang diindikasikan oleh nilai potensial improvement pada input
yang negatif seperti bubu, muroami dan pancing. Sehingga perlu pengurangan input
untuk alat-alat tangkap tersebut di wilayah pesisir Jakarta. Penelitian Sularso 2005 pada perikanan udang di Laut Arafura yang juga
menggunakan teknik DEA yang berorientasi pada pengendalian input. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penangkapan dengan pukat udang di Laut
Arafura berada pada kondisi economic over fishing. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa telah terjadi overcapacity pada usaha perikanan pukat udang
sehingga rekomendasi yang diajukan adalah pengelolaan secara bertahap mulai
dari penutupan musim penangkapan, pengurangan jumlah kapal dan pengaturan kuota.
Penelitian yang dilakukan Desniarti 2007 di perairan pesisir Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan teknik DEA untuk menganalisis kapasitas
perikanan tangkap ikan pelagis. Hasil penelitian tersebut menyatakan tingkat efisiensi perikanan tangkap dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Teknik
DEA juga dilakukan oleh Efendi 2006 dengan orientasi pengendalian input input oriented. Dengan asumsi perikanan pukat cincin di Pekalongan dan
sekitarnya bersifat variable return to scale VRS. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kapasitas lebih sehingga disarankan perlu ada pengurangan effort
sebesar 18 . Penelitian yang dilakukan oleh Olii 2007 di Provinsi Gorontalo yang
mencakup kawasan perairan Teluk Tomini perairan selatan dengan orientasi pengendalian input input oriented dan pengendalian output output oriented
pada perikanan pelagis. Diimplementasikan pada kasus-kasus constant return to scale
CRS dengan variabel tahun sebagai decision making unit DMU dan variable return to scale
VRS dengan variabel kapalperahu sebagai DMU. Hasil penelitian ini menunjukkan sejak 1986-2005 telah terjadi kelebihan kapasitas
kecuali pada 2000. Juga disimpulkan, alat tangkap yang efisien adalah pukat cincin, jaring lingkar dan bagan untuk ikan pelagis kecil sedangkan huhate, pukat
cincin dan pancing tonda merupakan alat tangkap yang efisien untuk ikan pelagis besar.
Dalam penelitian ini, pengkajian dilakukan terhadap stok sumberdaya demersal dengan menggunakan metode hidroakustik untuk menganalisis
penyebaran, densitas dan kelimpahan ikan demersal di Kepulauan Togean. Juga penelitian ini mengkaji fishing capacity perikanan demersal dengan menggunakan
teknik DEA dengan orientasi pengendalian input dan output. Penerapan pada kasus-kasus constant return to scale CRS untuk variabel tahun sebagai DMU
dan variable return to scale VRS untuk variabel alat tangkap kapalperahu penangkap sebagai DMU.
3 METODOLOGI
3.1 Lokasi dan waktu penelitian