Penilaian efisiensi jangka pendek antar armada

0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 PP JID RwT PC Sero Bubu Alat tangkap S k o r e fis ie n si Gambar 28 Efisiensi alat tangkap ikan demersal di Kepulauan Togean PP, pukat pantai ; JID, jaring insang dasar ; RwT, rawai tetap; PC, pancing dasar Gambar 28 memperlihatkan bahwa jaring insang dasar, pancing ikan dasar dan bubu merupakan alat tangkap yang efisien karena memiliki skor efisiensi sama dengan 1. Efisiensi terendah dimiliki oleh pukat pantai, rawai tetap dan sero yang memiliki skor efisiensi masing-masing 22 , 9 dan 32 .

4.3.2 Penilaian efisiensi jangka pendek antar armada

Analisis efisiensi DEA selain bersifat jangka panjang dengan variabel tahun sebagai DMU, kajian ini juga mengukur efisiensi yang sifatnya jangka pendek. Dalam menganalisis efisiensi jangka pendek, dilakukan dengan membandingkan efisiensi antar kapal. Pada analisis ini yang menjadi DMU-nya adalah kapal jaring insang dasar, rawai tetap, pancing dasar, sero dan bubu. Variabel input adalah lama waktu penangkapan, jumlah tripbulan, penggunaan BBM per trip dan panjang jaring untuk jaring insang dasar, jumlah mata pancing untuk rawai dan pancing ikan dasar, volume untuk bubu, sedangkan variabel output yang digunakan adalah hasil tangkapan masing-masing alat tangkap. 1 Kapal jaring insang dasar Input yang digunakan dalam analisis efisiensi mengunakan metode DEA adalah lama opersi penangkapan jam, effort tripbulan, penggunaan BBM per trip liter dan panjang jaring meter. Output yang digunakan adalah hasil tangkapan yang diperoleh kg dan harga penjualan ikan hasil tangkapan Rp. Apabila dari hasil analisis DEA nilainya sama dengan 1, maka dapat disimpulkan bahwa input yang digunakan telah efisien untuk memperoleh output yang diharapkan. Hasil analisis dari 30 unit kapal jaring dasar yang beroperasi di perairan Kepulauan Togean, sebanyak 33,30 atau 10 unit mempunyai skor efisiensi sama dengan 1. Efisiensi diantara 0,70–0,79 sebanyak 3,30 1 kapal, efisiensi 0,80 – 0,89 sebanyak 60 18 kapal, skor efisiensi 0,90 – 0,99 sebanyak 3,3 1 kapal. Lebih jelasnya disajikan pada Gambar 29. 10 1 18 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0.30-0.39 0.40-0.49 0.50-0.59 0.60-0.69 0.70-0.79 0.80-0.89 0.90-0.99 efisien S k or efis iens i Ju m lah k ap a l Gambar 29 Distribusi skor efisiensi kapal jaring insang dasar di Kepulauan Togean Rata-rata kapal jaring insang dasar memiliki nilai efisiensi cukup tinggi yakni mencapai 33 dari total jaring insang dasar yang dianalisis Gambar 29. Kapal jaring insang dasar dapat ditingkatkan efisiensinya dengan melakukan perubahan terhadap input yang digunakan. Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal jaring insang dasar di Kepulauan Togean disajikan pada Lampiran 5. Persentase perbaikan input kapal jaring insang ditunjukkan pada Gambar 30. Lama panangkapan Jumlah tripbulan BBM per trip Panjang jaring Lama panangkapan -69,19 Jumlah tripbulan -11,09 BBM per trip -14,10 Panjang jaring -5,62 Gambar 30 Potensi perbaikan efisiensi kapal jaring insang dasar Usaha perbaikan efisiensi kapal jaring insang dasar pada Gambar 30 dapat dilakukan dengan mempersingkat waktu penangkapan 69,19 , mengurangi jumlah tripbulan 11,09 dan memangkas penggunaan BBM per trip 14,10 dan mengurangi panjang jaring sebesar 2,62 . Proyeksi perbaikan efisiensi untuk kapal jaring insang dasar dapat dilakukan dengan merubah nilai input. Misalnya kapal jaring insang 2 Lampiran 5 yang memiliki efisiensi 89 dapat ditingkatkan efisiensinya dengan mengurangi lama waktu penangkapan sebesar 14,80 , menguragi jumlah tripbulan sebesar 3,00 , menekan penggunaan BBM sebesar 02,00 , dan mengurangi panjang jaring sebesar 4,82 seperti yang dicontohkan pada Tabel 14. Tabel 14 Proyeksi perbaikan kapal jaring insang dasar di Kepulauan Togean Nama Kapal Skor Parameter Data Aktual Target Selisih Persentasi Kapal JID 2 0, 89 Lama panangkapan jam 5 4.26 -0.74 -14.80 Jumlah tripbulan 25 24.25 -0.75 -3.00 BBM per trip liter 15 14.97 -0.03 -0.20 Panjang jaring meter 40.02 38.09 -1.93 -4.82 Biaya operasional Rp 185000 185000 0.00 0.00 Keuntungan Rp 900000 900000 0.00 0.00 2 Kapal rawai tetap Dari 8 kapal rawai tetap yang berpangkalan di Kepulauan Togean hanya 3 kapal 37,5 yang memiliki skor efisiensi kurang dari 1, sehingga secara keseluruhan alat tangkap ini dapat dikategorikan alat tangkap ikan demersal yang baik. Sayangnya, pada beberapa tahun terakhir alat tangkap ini banyak beroperasi di luar Kepulauan Togean. Keberadaanya di Kepulauan Togean hanya sebagai tempat berlabuh. Distribusi skor efisiensi kapal rawai tetap di Kepulauan Togean disajikan pada Gambar 31. 5 1 1 1 1 2 3 4 5 6 0.30-0.39 0.40-0.49 0.50-0.59 0.60-0.69 0.70-0.79 0.80-0.89 0.90-0.99 efisien Skor efisiensi Ju m lah k ap a l Gambar 31 Distribusi skor efisiensi kapal rawai dasar tetap di Kepulauan Togean Walaupun distribusi skor efisiensi yang ditunjukkan pada Gambar 30 tergolong baik dimana lima dari delapan kapal memiliki skor efisiensi 1, namun perlu perbaikan input tertentu untuk menperoleh output hasil tangkapan yang maksimal. Persentasi perbaikan input kapal rawai tetap di Kepulauan Togean ditujukkan pada Gambar 32. Gambar 32 Potensi perbaikan efisiensi kapal rawai tetap Berdasarkan Gambar 32 dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan efisiensi kapal rawai tetap dapat dilakukan dengan mengurangi lama penangkapan 16,55 , jumlah tripbulan 10,11 dan mengurangi penggunaan BBM sebesar 43,43 , pengurangan jumlah mata pancing sebesar 29,91 . Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal rawai dasar tetap di Kepulauan Togean disajikan pada Lampiran 6. Proyeksi perbaikan efisiensi untuk kapal rawai dasar tetap dapat dilakukan dengan merubah nilai input. Misalnya kapal Batudaka Lampiran 6 yang memiliki efisiensi 67 dapat ditingkatkan efisiensinya dengan mengurangi lama waktu penangkapan sebesar 30,89 , menguragi jumlah tripbulan sebesar 18,72 , menekan penggunaan BBM sebesar 53,56 , dan mengurangi jumlah mata pancing sebesar 23,92 seperti yang dicontohkan pada Tabel 15. Tabel 15 Proyeksi perbaikan kapal rawai dasar tetap di Kepulauan Togean Nama Kapal Parameter Skor Data Aktual Target Selisih Persentasi Batudaka 0,67 Lama panangkapan jam 9 6.22 -2.78 -30.89 Jumlah tripbulan 25 20.32 -4.68 -18.72 BBM per trip liter 110 51.08 -58.92 -53.56 Jumlah mata pancing buah 100 76.08 -23.92 -23.92 Biaya operasional Rp 333000 333000 0.00 0.00 Keuntungan Rp 1362500 1362500 0.00 0.00 BBM p er trip Jumlah trip bulan Lama p anangkap an Jumlah mata p ancing Lama p anangkap an -16,55 Jumlah trip bulan -10,11 BBM p er trip -43,43 Jumlah mata p ancing -29,91 3 Kapal bubu Kapalperahu yang biasa digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap bubu di Kepulauan Togean sebanyak 8 unit. Enam dari kapal yang ada memiliki tingkat efisiensi yang baik skor = 1. Ini mengindikasikan bahwa kapal yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan demersal dengan alat tangkap bubu dapat di perairan Kepulauan Togean memiliki tingkat efisiensi yang baik. Dua kapal lainnya memiliki skor efisiensi antara 0,80-0,89 dan 0,90-0,99 masing-masing sebanyak 1 kapal. Distribusi skor efisiensi kapal bubu disajikan pada Gambar 33. Gambar 33 Distribusi skor efisiensi kapal bubu di Kepulauan Togean 6 1 1 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 0.30-0.39 0.40-0.49 0.50-0.59 0.60-0.69 0.70-0.79 0.80-0.89 0.90-0.99 efisien kor efisiensi Ju m lah k ap a l S Gambar 33 menunjukkan distribusi skor efisiensi kapal bubu yang tergolong memiliki tingkat efisiensi yang baik dimana enam dari delapan kapal memiliki skor efisiensi = 1, namun beberapa input yang digunakan masih memerlukan perbaikan. Proyeksi perbaikan input dari kapal bubu disajikan pada Lampiran 7. Sedangkan persentase perbaikan yang dimaksud ditunjukkan pada Gambar 34. Gambar 34 Potensi perbaikan efisiensi kapal bubu di Kepulauan Togean Jumlah tripbulan BBM per trip Lama panangkapan Volume bubu Lama panangkapan -29,19 Jumlah tripbulan -17,09 BBM per trip -22,78 Volume bubu -30,94 Gambar 34 dapat diinformasikan bahwa untuk meningkatkan efisiensi kapal bubu dapat dilakukan dengan mengurangi lama penangkapan 29,19 , jumlah tripbulan 17,09 dan penggunaan BBM sebesar 22,78 serta memperkecil volume bubu sebesar 30,94 . Proyeksi perbaikan efisiensi untuk kapal bubu dapat dilakukan dengan merubah nilai input. Misalnya kapal bubu 3 Lampiran 7 yang memiliki efisiensi 86 dapat ditingkatkan efisiensinya dengan mengurangi lama waktu penangkapan sebesar 11,50 , menguragi jumlah tripbulan sebesar 6,44 , menekan penggunaan BBM sebesar 17,92 , dan mengurangi volume bubu sebesar 8,00 seperti yang dicontohkan pada Tabel 16. Tabel 16 Proyeksi perbaikan kapal bubu di Kepulauan Togean Nama Kapal Skor Parameter Data Aktual Target Selisih Persentasi Kapal bubu 3 0,86 Lama panangkapan jam 4 3.54 -0.46 -11.50 Jumlah tripbulan 25 23.39 -1.61 -6.44 BBM per trip liter 12 9.85 -2.15 -17.92 Volume bubu m 3 1 0.92 -0.08 -8.00 Biaya operasional Rp 190000 190000 0.00 Keuntungan Rp 329000 329000 0.00 4 Kapal pancing dasar Alat tangkap pancing paling dominan dan sangat beragam di Kepulauan Togean sehingga kapalperahu yang digunakan juga beragam dari ukurannya. Meskipun armada pancing ikan dasar paling dominan dari semua alat tangkap ikan demersal yang ada di Kepulauan Togean, namun dari hasil analisis tingkat efisiensi dari alat tangkap ini masih sangat rendah 76 persen dari total armada penangkap yang dianalisis sebesar 55 unit Lampiran 8. Jumlah kapal dan skor efisiensi dari kapal pancing dasar ditunjukkan pada Gambar 35. 3 11 15 9 10 5 2 2 4 6 8 10 12 14 16 0.30-0.39 0.40-0.49 0.50-0.59 0.60-0.69 0.70-0.79 0.80-0.89 0.90-0.99 efisiensi Sk or efisiensi Ju m la h k a p a l Gambar 35 Distribusi skor efisiensi kapal pancing dasar di Kepulauan Togean Dari 55 unit kapal pancing dasar yang dianalisis diperoleh hanya 23,64 13 unit yang mempunyai skor efisien 1, efisiensi 0.90-0.99 sebanyak 10,91 6 kapal, efisiensi 0.80-0.89 sebanyak 30,91 17 unit, efisiensi 0.70-0.79 sebanyak 12,73 7 unit, 0.60-0.69 sebnyak 10,91 6 unit dan efisiensi dibawah 0.59 sebanyak 10,91 6 unit. Meskipun alat tangkap pancing dapat digolongkan sebagai alat tangkap yang mempunyai tingkat selektivitas tinggi, namun masih perlu perbaikan terhadap input yang digunakan. Persentase perbaikan input kapal pancing dasar disajikan pada Gambar 36. Gambar 36 Potensi perbaikan efisiensi kapal pancing dasar di kepulauan Togean Potensi perbaikan efisiensi bagi kapal pancing dasar yang beroperasi di perairan Kepulauan Togean yang ditunjukkan pada Gambar 35 dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi lama waktu penangkapan ikan sebesar 27,47 , mengurangi jumlah trip per bulan sebesar 9,65 dan pengurangan penggunaan BBM sebesar 41,20 , serta pengurangan jumlah mata pancing sebesar 21,68 . Proyeksi perbaikan efisiensi untuk tiap kapal dapat dilakukan dengan merubah nilai input. Misalnya kapal pancing dasar 2 yang memiliki skor efisiensi 57 dapat ditingkatkan efisiensinya mengurangi lama waktu penangkapan sebesar 40,00 , menguragi jumlah tripbulan sebesar 10,00 , menekan penggunaan BBM sebesar 33,33 dan mengurangi jumlah mata pancing 20, 00 seperti yang dicontohkan pada Tabel 17. Tabel 17 Proyeksi perbaikan kapal pancing dasar di Kepulauan Togean Nama Kapal Parameter Skor Data Aktual Target Selisih Persentasi Kapal pancing dasar 2 0,57 Lama panangkapan jam 5 3 -2.00 -40.00 Jumlah tripbulan 20 18 -2.00 -10.00 BBM per trip liter 12 8 -4.00 -33.33 Jumlah mata pancing buah 5 4 -1.00 -20.00 Biaya operasional Rp 210000 210000 0.00 0.00 Keuntungan Rp 540000 540000 0.00 0.00 BBM per t rip Jumlah tripbulan Lama panangkapan Jumlah mat a pancing Lama panangkapan -27,47 Jumlah tripbulan -9,65 BBM per trip -41,20 Jumlah mata pancing -21,68

4.3.5 Pembahasan