Perumusan Masalah Analisis stok dan fishing capacity perikanan demersal di Kepulauan Togean,Sulawesi Tengah

ini tidak terlepas dari kondisi masih belum dipahaminya pengertian dan cara mengukur fishing capacity itu sendiri. Konsep dan pengukuran fishing capacity ini pada dasarnya dapat dilihat dari sudut pandang teknik dan ekonomi efisiensi. Studi tentang keberadaan ikan demersal di perairan Indonesia masih sangat jarang dilakukan, termasuk disekitar Kepulauan Togean, sehingga seberapa besar potensi, penyebaran dan kompleksitasnya masih belum diketahui dengan baik. Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan ikan demersal di Kepulauan Togean secara berkelanjutan, maka diperlukan informasi ilmiah tentang penyebaran, densitas, kelimpahan dan potensi sumberdaya demersal serta habitat preferensi. Selain itu informasi tentang fishing capacity perlu diketahui agar dapat dijadikan dasar bagi penyusunan kebijakan pengelolaan ikan demersal di perairan Kepulauan Togean.

1.2 Perumusan Masalah

Manajemen sumber daya perikanan mencakup penataan pemanfaatan sumber daya ikan, pengelolaan lingkungan, serta pengelolaan kegiatan manusia Nikijuluw 2002. Manajemen perikanan menurut Cochrane 2002 adalah suatu proses terintegrasi antara pengumpulan informasi, melakukan analisis, konsultasi, pengambilan keputusan, menentukan alokasi sumber daya dan formulasi serta implementasi. Menurut Murdiyanto 2004, untuk mencapai keberhasilan dalam manajemen perikanan, para pengelola perlu ditunjang dengan pengetahuan dan perangkat yang cukup memadai menyangkut ketersediaan informasi, personil pengelola, dana serta kesadaran dan partisipasi masyarakat yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha perikanan tersebut. Sehingga kunci sukses pengelolaan terletak pada sumber daya manusia yang memanfaatkannya. Perikanan yang tidak diatur menimbulkan konsekuensi tangkap lebih, kapasitas lebih dan konflik diantara pengguna sumber daya Cartwright 1995. Tangkap lebih berkaitan dengan aspek biologi, sedangkan kapasitas lebih berkaitan dengan tidak efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Permasalahan yang berkaitan dengan degradasi sumberdaya perikanan dan lingkungannya dicirikan oleh sifat dari proses kerusakan dan ketersediaan sumberdaya perikanan yang semakin terbatas. Pada umumnya proses tersebut berjalan relatif perlahan lamban, namun dampak kebanyakan bersifat kumulatif, sehingga pada suatu saat terjadi krisis sumberdaya, penanggulangannya menjadi sulit dan sangat mahal untuk dilakukan. Dengan demikian pengelolaan sumberdaya perikanan yang efektif dan efisien adalah sistem pengelolaan yang didukung dan melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dan menjadi permasalahan yang umum dalam melaksanakan pengelolaan perikanan di daerah-daerah pantai Murdiyanto 2004, seperti di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah adalah antara lain : 1 Kurangnya informasi tentang perikanan demersal itu sendiri Data ekologi, stok ikan, produksi atau pendaratan hasil tangkapan, jumlah alat tangkap, jumlah nelayan dan kurangnya data tentang perikanan subsisten merupakan informasi dasar yang diperlukan untuk memulai langkah proses pengelolaan, akan tetapi seringkali data yang diperoleh yang bersumber pada catatan statistik dari tempat pendaratan ikan diragukan akurasinya. 2 Penurunan hasil tangkapan Penurunan hasil tangkapan yang didaratkan di tempat-tempat pendaratan ikan dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah nelayan yang menangkap ikan ataupun oleh semakin kecilnya stok ikan atau semakin jarangnya terdapat ikan target tangkapan di daerah penangkapan. Seperti ditunjukkan pada grafik statistik produksi perikanan demersal Gambar 1. Gambar 1 Produksi perikanan demersal di Kepulauan Togean 1998 – 2005 200 400 600 800 1000 1200 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun P r o duks i to n 3 Dukungan pemerintah yang masih terbatas Dukungan pemerintah kepada perikanan rakyat sebagai subsektor perikanan yang juga mempunyai kontribusi kepada negara dan sebagai sumber kesejahteraan masyarakat pantai sangat kecil. Pengelolaan dan pengembangan perikanan demersal di perairan Kepulauan Togean khususnya, perlu dilakukan mengingat intensitas penangkapan dan jumlah armada yang beroperasi di perairan tersebut dari waktu ke waktu meningkat Gambar 2. Pengelolaan dan pengembangan yang dimaksud adalah dengan mengkaji potensi sumberdaya perikanan yang ada diperairan Kepulauan Togean. Kemudian menentukan ataupun memprediksi berapa banyak unit penangkapan yang dapat beroperasi disana agar kelestarian sumberdaya terjaga. Gambar 2 Jumlah armada perikanan demersal yang beroperasi di Kepulauan Togean 1998 – 2005 Berdasarkan informasi yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2 di atas setelah digabungkan, maka diperoleh gambaran yang lebih spesifik seperti yang disajikan pada Gambar 3. 400 800 1200 1600 2000 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun Ju m lah ar m ad a u n it T anpa mtr Motor tpl Kpl mtr 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun P r od u k si U p aya ton u n it Gambar 3 Produksi per upaya perikanan demersal di Kepulauan Togean 1998 – 2005 Memperhatikan kecenderungan yang ditunjukkan pada Gambar 3 di atas bahwa produksi per upaya tangkap sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2005 secara umum menunjukkan pola yang menurun, meskipun pada tiga tahun terakhir 2003-2005 menunjukkan pola yang stabil. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan 8 tahun terakhir, keberadaan sumber daya perikanan di wilayah tersebut mulai berkurang dengan bertambahnya upaya tangkap. Sehingga pengelolaan perikanan tangkap di wilayah ini perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak yang terlibat di dalamnya. Secara khusus masalah-masalah yang dihadapi dalam usaha pengembangan perikanan demersal di Kepulauan Togean adalah : 1 Tidak tersedianya informasi tentang jenis-jenis ikan demersal yang dominan dan bernilai ekonomis; 2 Besarnya densitas, penyebaran dan kelimpahan ikan demersal; 3 Belum diketahui apakah fishing capacity yang dialokasikan disana dalam keadaan over capacity, under capacity atau sudah efisien. Peningkatan eksploitasi dapat mendorong ke arah turunnya sediaan ikan, penurunan hasil tangkapan dan perubahan dalam struktur dan fungsi populasi. Oleh karena itu, suatu sistem manajemen yang tepat sangat diperlukan bagi tercapainya hasil tangkapan yang optimal dan berkelanjutan sustainable fisheries. Dalam jangka pendek sistem manajemen ditujukan untuk menghindari terjadinya tangkap lebih, sedangkan dalam jangka panjang ditekankan pada perlindungan biodiversitas. Pengaturan ini sangat penting bagi pengembangan perikanan dimasa mendatang terutama dalam era otonomi daerah mengingat sumber daya ikan bersifat open access dan merupakan shared stocks bagi beberapa negara termasuk Indonesia. Juga berperan dalam memodifikasi manajemen perikanan yang telah ada karena adanya tuntutan untuk mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan daerah yang secara nyata diwujudkan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD sekaligus menjaga keberlangsungan sumber daya perikanan yang menjadi hak dan tanggung jawabnya. Berkaitan dengan pemecahan masalah yang ada, maka pertanyaan penelitian yang perlu dicarikan jawabannya, antara lain : 1 Bagaimana mendeskripsikan dinamika suatu sumber daya perairan jenis dan ukuran ikan demersal yang dieksploitasi? 2 Berapa besar tingkat pemanfaatan yang dapat dilakukan sehingga degradasi terhadap sumber daya tersebut dapat dihindari? 3 Bagaimana mengukur dan berapa efisiensi fishing capacity berdasarkan ketersediaan stok? Untuk menjawab permasalah di atas, maka diperlukan suatu kajian yang sistematis, rasional dan objektif terhadap semua unsur yang berkaitan dengan stok dan fishing capacity sumber daya demersal di Kepulauan Togean sehingga kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan terhadap sumber daya tersebut dapat diterapkan dengan baik.

1.3 Tujuan Penelitian