Model Pembelajaran KAJIAN TEORI

didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.

2.1.6 Model Pembelajaran

Menurut Agus Suprijono 2012: 45 mendefinisikan model pembelajaran sebagai landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Sedangkan menurut Toeti Soekamto dan Winataputra 1995 mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Rusman 2014:136 model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; b. Mmempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu; c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas; d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: 1 urutan langkah- langkah pembelajaran; 2 adanya prinsip-prinsip reaksi; 3 system sosial; 4 system pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran; e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran; f. Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. 2.1.6.1 Model Pembelajaran Kooperatif Eggn dan Kauchak dalam Trianto, 2007:42 mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif maka siswa akan mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik Trianto, 2007: 42. Lundgren dalam Rusman, 2014:210-221 menyusun ketrampilan- ketrampilan kooperatif tersebut secara terinci dalam tiga tingkatan ketrampilan yaitu : a. Ketrampilan kooperatif tingkat awal meliputi: a menggunakan kesepakatan; b menghargai kontribusi; c mengambil giliran dan berbagi tugas; d berada dalam kelompok; e berada dalam tugas; f mendorong partisipasi; g mengundang orang lain untuk berbicara; h menyelesaikan tugas pada waktunya; i menghormati perbedaan individu. b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi: a menunjukkan penghargaan dan simpati; b mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima; c mendengarkan dengan aktif; d betanya; e membuat ringkasan; f menafsirkan; g mengatur dan mengorganisir; h menerima, tanggung jawab; i mengurangi ketegangan. c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir meliputi: a mengelaborasi; b memeriksa dengan cermat; c menanyakan kebenaran; d menetapkan tujuan; dan e berkompromi. Model pembelajaran kooperatif berkaitan dengan penelitian ini dikarenakan guru mempunyai inisiatif yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif agar kerjasama antar siswa dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik sehingga mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

2.1.7 Model Pembelajaran Make a Match

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN POWERPOINT PADA SISWA KELAS IIIA SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

7 23 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SUKOREJO 02 SEMARANG

0 14 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 02

0 5 273

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 18 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MAKE a MATCH BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 02 KOTA SEMARANG

3 55 228

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KANCING GEMERINCING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVSDN SDN PUDAKPAYUNG KOTA SEMARANG

0 3 250

Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran make and match pada siswa kelas V SDN Tandang 02 semarang.

0 0 1