17. Siswa melakukan diskusi dengan pasangan yang sudah ditemukan
18. Siswa menunjukkan hasil pasangan kartu pertanyaan dan jawaban kepada
penilai 19.
Tim penilai melakukan penilaian untuk hasil pasangan kartu pertanyaan dan jawaban.
20. Siswa melakukan permainan seperti yang sudah diarahkan oleh guru secara
bergantian sampai semua siswa pernah sebagai tim pemegang kartu pertanyaan, kartu jawaban dan penilai.
21. Siswa mengerjakan soal evaluasi
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penerapan model make a match berbantuan media papan flanel mengacu pada penelitian yang relevan sebelumnya, antara lain:
a. Putri Pertiwi.2013. Pengaruh Model Kooperatif Teknik Make A Match
Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif teknik Make a
Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar. Hal ini ditunjukkan dengan skor keterampilan guru pada siklus I adalah 46 dengan
rata-rata 3,5, siklus II keterampilan guru mendapat skor 48 dengan rata-rata 3,7, sedangkan skor keterampilan guru pada siklus III adalah 51 dengan rata-
rata 3,9. Hasil rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 3,0, siklus II adalah 3,7 dan rata-rata aktivitas pada siklus III adalah 3,8. Rata-rata hasil
belajar yang diperoleh melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match yakni siklus I dengan rata-rata 62,27. Siklus II didapatkan hasil rata- rata 71,46 dan siklus III rata-rata hasil belajarnya adalah 79,90. Sedangkan
persentase ketuntasan yang diperoleh pada setiap siklus adalah siklus I persentase ketuntasan klasikal adalah 54,16, pada siklus II adalah 75 dan
siklus III adalah 85,41. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan aktivitas siswa,
keterampilan guru dan hasil belajar. b.
Ayu Febrian. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN
Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Jurnal. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan guru pada siklus I adalah 46 dengan rata-rata 3,5 dan
mendapat kategori sangat baik. Pada siklus II keterampilan guru mendapat skor 48 dengan rata-rata 3,7 dan masuk dalam kategori sangat baik.
Sedangkan skor keterampilan guru pada siklus III adalah 51 dengan rata-rata 3,9. Aktivitas siswa pada siklus I adalah 3,0 dengan kriteria baik. Rata-rata
aktivitas siswa pada siklus II adalah 3,7 dengan kriteria sangat baik pula dan rata-rata aktivitas pada siklus III adalah 3,8 dengan kriteria sangat baik.
Persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada setiap siklus adalah siklus I memperoleh persentase ketuntasan klasikal adalah 54,16, pada
siklus II adalah 75 dan siklus III adalah 85,41. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dapat meningkakan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.
c. Esti Zuhroniyah. 2013. Penerapan Media Papan Flanel dalam Peningkatan
Pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar Siswa kelas III SDN 1 Panjer. Jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan media papan
flanel dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat di lihat dari rata-rata nilai pada silus I, II, III yang selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari persentase penerapan pendekatan meningkat dari rata-rata nilai 2,50 pada siklus I menjadi 2,97 pada siklus II dan meningkat menjadi 3,67
pada siklus III. Penelitian ini juga membuktikan adanya peningkatan hasil belajar, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar yang diawali dengan
siswa tuntas 61,91 siklus I meningkat 66,67 pada siklus II dan meningkat menjadi 90,48 di siklus III.
d. Aprelia Eka Susanti. 2013. Penggunaan Media Papan Flanel untuk
Peningkatan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar. Jurnal. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media papan flanel
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar. Hal itu ditunjukan dengan rata- rata hasil belajar siswa sebelum diadakan penelitian
adalah 59,50 dengan persentase ketuntasan 43,34. Setelah diadakan penelitian pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63,83 dan
persentase ketuntasan belajarnya adalah 63,33. Selanjutnya pada siklus II hasil belajar siswa sebesar 64,33 dengan persentase ketuntasan 66,67 dan
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III menjadi 80,33 dengan persentase ketuntasan 83,33. Dari keseluruhan pelaksanaan pembelajaran
IPS melalui penggunaan media papan flanel pada siklus I, siklus II, dan siklus III dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
e. Irma Lely Lumban Gaol. 2013. Improving Student’s Vocabulary
Achievement In Witing Descriptive Text Through Make a Match Method. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Make a Match dalam
pembelajaran menulis kalimat deksriptif dapat memperbaiki pencapaian siswa dalam pembendaharaan kata. Hal ini terlihat dari komentar dan sikap selama
menulis di kelas. Mereka lebih aktif, antusias, percaya, senang, dan menikmati selama kegiatan menulis dari hari ke hari.
f. Amrih Setyowati. 2012. Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match
dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD. Jurnal. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I yaitu
86,96, pada siklus II yaitu 91,31, dan pada siklus III meingkat menjadi 95,65. Dengan demikian melalui teknik make a match dapat meningkatkan
hasil belajar. Hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui model
make a match berbantuan media papan flanel dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, meliputi peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
hasil belajar pada pembelajaran IPA. Dengan demikian, penelitian tersebut dapat digunakan sebagai pendukung penelitian tindakan yang akan dilakukan dengan
judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Make a Match Berbantuan Media Papan Flanel pada Siswa Kelas IV SDN Puadakpayung 02.
2.3. KERANGKA BERFIKIR