Self Concept Landasan Teori

2 Memilih, menerapkan, dan menerjemahkan representasi matematis untuk memecahkan masalah. 3 Menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan fenomena fisik, sosial, dan fenomena matematika. Ansari 2003 memaparkan bentuk-bentuk representasi dapat berupa sajian visual seperti gambar drawing, grafikbagan chart, tabel, dan ekspresi matematis mathematical expressions. Apabila dirangkum dalam indikator representasi matematis secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2. 1 Indikator Kemampuan Representasi Matematis No Aspek Representasi Indikator 1. Visual atau gambar Membuat gambar bangun geometri untuk menjelaskan masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya. 2. Simbolik atau ekspresi matematis Penyelesaian masalah dengan melibatkan representasi matematis. 3. Verbal atau teks tertulis 1. Menuliskan interpretasi dari suatu representasi. 2. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika dengan kata-kata. 3. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. Sumber: Ansari 2003

2.1.7. Self Concept

Menurut Brooks sebagaimana dikutip oleh Rakhmat 2009: 99, self concept atau konsep diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derivred from experiences and our interaction with other”. Jadi konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita masing-masing. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif tetapi juga gambaran kita tentang diri kita. Jadi konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah sebagai berikut. 1 Orang lain significant others Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh sama terhadap diri kita. Mead dalam Rakhmat 2009: 101 mengatakan bahwa “mereka significant others adalah orang lain yang sangat penting.” Orang lain dalam pembelajaran matematika ini adalah guru dan peserta didik lainnya yang mempunyai ikatan emosional dalam pembelajaran. Dari guru dan peserta didik lain secara perlahan-perlahan peserta didik membentuk konsep diri. Senyuman, pujian, penghargaan, dan pelukan menyebabkan peserta didik menilai diri secara positif. Ejekan, cemoohan, dan hardikan, membuat peserta didik memandang diri secara negatif. 2 Kelompok Rujukan Reference Group Kelompok rujukan adalah kelompok yang secara emosional mengikat peserta didik. Peserta didik mengarahkan perilaku dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri kelompoknya. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap peserta didik bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Fennema dan Sherman 1976 memaparkan bahwa peserta didik memiliki self concept yang baik apabila memenuhi enam aspek self concept. Apabila dirangkum dalam indikator self concept secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2. 2 Indikator Self Concept No Aspek Self Concept Indikator 1. The attitude toward success in mathematics 1. Dapat menerima pujian tanpa berpura- pura rendah hati. 2. Dapat menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. 2. The teacher Memandang sikap guru selama proses belajar mengajar meliputi sikap dan kepercayaan diri guru dalam mengkondisikan peserta didik selama proses belajar mengajar. 3. The confidence in learning mathematics Percaya diri dalam mengikuti setiap tahapan proses belajar matematika, seperti saat berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. 4. The mathematics anxiety Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan dan menyelesaikan permasalahan matematika. 5. The effectance motivation in mathematics 1. Memiliki motivasi tinggi dalam belajar matematika. 2. Memiliki motivasi tinggi dalam menyelesaikan permasalahan matematika. 6. The mathematics usefulness 1. Yakin bahwa matematika berguna dalam setiap kegiatan sehari-hari. 2. Yakin bahwa matematika berguna dalam kehidupannya sekarang maupun mendatang.

2.1.8. Kajian Materi Dimensi Tiga