peserta didiknya sehingga dapat mengembangkan konsep diri peserta didik menjadi lebih baik.
Masih banyak model pembelajaran lain yang dapat digunakan oleh para guru, salah satunya adalah Think Talk Write. Think Talk Write adalah
pembelajaran yang memberikan keleluasaan peserta didik berpikir aktif. Model ini melatih peserta didik untuk mampu mengkomunikasikan idenya dalam diskusi
kelompok. Diskusi yang terjadi selama pembelajaran menjadi salah satu sarana peserta didik untuk mengembangkan self concept peserta didik. Selain itu Think
Talk Write juga dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis peserta didik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang keefektifan model pembelajaran Think Talk Write terhadap kemampuan representasi matematis dan self concept peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut.
1 Apakah rata-rata nilai kemampuan representasi matematis peserta didik yang memperoleh materi dengan model pembelajaran Think Talk Write
memenuhi KKM dan persentase ketuntasan belajar klasikal? 2 Apakah kemampuan representasi matematis peserta didik yang
memperoleh materi dengan pembelajaran Think Talk Write lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran
ekspositori?
3 Apakah self concept peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran Think Talk Write lebih baik daripada peserta didik yang
memperoleh materi dengan pembelajaran ekspositori?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1 Untuk mengetahui apakah rata-rata nilai kemampuan representasi matematis peserta didik yang memperoleh materi dengan model
pembelajaran Think Talk Write memenuhi KKM dan persentase ketuntasan belajar klasikal.
2 Untuk mengetahui apakah kemampuan representasi matematis peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran Think Talk Write
lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran ekspositori.
3 Untuk mengetahui apakah self concept peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran Think Talk Write lebih baik daripada
peserta didik yang memperoleh materi dengan pembelajaran ekspositori.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.
1.4.1. Manfaat Penelitian Bagi Peserta Didik
Dapat memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar matematika peserta didik dalam mengikuti pembelajaran matematika, serta dapat
memudahkan peserta didik dalam memahami suatu topik keterkaitannya dengan topik lain, baik dalam pembelajaran matematika atau dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu dapat melatih peserta didik untuk berpikir aktif dan tidak terpaku pada satu penyelesaian masalah sehingga kemampuan merepresentasikan masalah
matematis peserta didik dapat berkembang secara maksimal demikian pulan dengan self concept peserta didik.
1.4.2. Manfaat Penelitian Bagi Guru
Guru memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran Think Talk Write. Selain itujuga dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam menciptakan strategi pembelajaran variatif dan inovatif sehingga memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik. Dengan
pembelajaran yang variatif dan penerapan model pembelajaran yang kooperatif dan konstruktivis diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan representasi
matematis peserta didik dan memperbaiki konsep diri peserta didik terhadap pelajaran matematika.
1.4.3. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah
Pengaruh positif yang ditimbulkan dari penerapan pembelajaran Think Talk Write terhadap kemampuan representasi peserta didik dapat menjadi acuan
bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah dan sekolah akan memperoleh hasil pengembangan ilmu. Selain itu dapat dijadikan
sebagai motivasi sekolah untuk meningkatkan kualitas mutu hasil pendidikan. Diharapkan dengan penerapan pembelajaran Think Talk Write dapat
meningkatkan kemampuan representasi matematis peserta didik, sehingga peserta
didik dapat menyelesaikan soal-soal matematika dengan mudah. Hal ini akan berdampak positif pada konsep diri peserta didik terhadap matematika dan nilai
matematika mereka. Kenaikan nilai diharapkan menjadi langkah awal dalam kenaikan hasil ujian nasional yang nantinya juga akan berpengaruh pada prestasi
sekolah tersebut.
1.4.4. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dan dapat mengetahui hasil dari pembelajaran Think Talk Write terhadap kemampuan representasi matematis dan
self concept peserta didik.
1.5. Penegasan Istilah
Untuk menyamakan persepsi mengenai pengertian dari judul proposal ini, perlu ditegaskan beberapa istilah.
1.5.1. Keefektifan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 374 keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil, berhasil guna usaha,
tindakan dan keefektifan berarti keberhasilan usaha, tindakan. Keefektifan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut.
1. Rata-rata nilai kemampuan representasi matematis peserta didik yang memperoleh materi dengan model pembelajaran Think Talk Write memenuhi
KKM dan persentase ketuntasan peserta didik memenuhi ketuntasan belajar klasikal. KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal adalah standar nilai minimal
yang harus dicapai oleh peserta didik dalam suatu pembelajaran. KKM untuk pelajaran matematika di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah 72.
Ketuntasan belajar klasikal adalah penilaian proses belajar dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebesar 75 Mulyasa,
2009:218. 2. Rata-rata nilai kemampuan representasi matematis peserta didik yang memperoleh
materi dengan model pembelajaran Think Talk Write lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh materi dengan model pembelajaran ekspositori.
1.5.2. Pembelajaran Think Talk Write
Think Talk Write merupakan salah satu model pembelajaran dalam kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan
bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya Ansari,2004. Ada 3 tahap utama dalam model pembelajaran Think Talk Write yaitu.
1 Think berpikir. Model pembelajaran diawali dengan memberikan materi secara garis besar kepada peserta didik untuk dipahami secara
individual sehingga memunculkan ide pada masing-masing peserta didik.
2 Talk berbicara. Kemudian peserta didik dibagi ke beberapa kelompok kecil dan masing-masing peserta didik mendiskusikan ide mereka
dalam kelompok kecil. 3 Write menulis. Pada akhir diskusi peserta didik menuliskan
rangkuman hasil diskusi dengan bahasa mereka sendiri lalu mempresentasikan pada kelompok lain.
1.5.3. Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran,
tetapi pada pembelajaran ekspositori dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus berbicara. Peserta didik tidak hanya mendengar dan mencatat,
tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual, menjelaskan lagi kepada
peserta didik secara individual atau klasikal. Peserta didik mengerjakan latihan sendiri atau dapat bertanya temannya atau disuruh guru untuk mengerjakan di
papan tulis. Walaupun dalam hal terpusatnya kegiatan pembelajaran masih kepada guru, tetapi dominasi guru sudah banyak berkurang Suyitno, 2004: 4.
Menurut Sanjaya 2007: 183 model pembelajaran ekspositori dilaksanakan dalam 5 tahap yaitu.
1 Preparation persiapan. Pada tahap ini guru mempersiapkan kondisi peserta didik untuk menerima pelajaran.
2 Presentation penyajian. Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
3 Correlation korelasi. Tahap korelasi adalah tahap menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik atau dengan hal-hal
lain yang
memungkinkan peserta
didik dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
4 Generalization menyimpulkan. Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan.
5 Application aplikasi. Pada tahapan ini peserta didik berkesempatan untuk unjuk kemampuan masing-masing setelah mereka menyimak
penjelasan guru.
1.5.4. Kemampuan Representasi Matematis
Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menggunakan berbagai bentuk matematis untuk menjelaskan ide-ide matematis, melakukan
translasi antar bentuk matematis, dan menginterpretasi fenomena matemmatis dengan berbagai bentuk matematis. Bentuk-bentuk matematis tersebut adalah
bentuk visual, simbolik, dan verbal Cai, Lane, dan Jacabsin, 1996: 243. Mudzakir 2006 menyebutkan bahwa peserta didik dikatakan memiliki
kemampuan representasi yang baik jika mereka memiliki ketrampilan berikut. 1 Membuat gambar bangun-bangun geometri untuk menjelasakan
masalah dan memfasilitasi penyelesaianya. 2 Penyelesaian masalah dengan melibatkan representasi matematis.
3 Menuliskan interpretasi dari suatu representasi. 4 Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika dengan
kata-kata. 5 Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata.
1.5.5. Self Concept
Self concept konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita masing-masing, baik bersifat psikologi, sosial, dan
fisis Rakhmat, 2009: 98. Fennema dan Sherman 1976 menyebutkan bahwa
peserta didik memiliki konsep diri yang baik jika memiliki indikator sebagai berikut.
1 Dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa merasa rendah diri.
2 Memandang sikap guru secara positif selama proses belajar mengajar. 3 Percaya diri dalam mengikuti setiap tahapan proses belajar matematika,
seperti saat berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. 4 Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan
dan menyelesaikan permasalahan matematika. 5 Memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan menyelesaikan
permasalahan matematika. 6 Yakin bahwa matematika berguna dalam setiap kegiatan dan
kehidupannya sekarang maupun mendatang.
1.6. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terdiri atas tiga bagian yang masing-masing diuraikan sebagai berikut.
1 Bagian Awal Pada bagian awal skripsi ini berisi: halaman judul, pernyataan,
persetujuan pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran. 2 Bagian isi
Bagian isi skripsi merupakan bagian pokok dalam skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu:
Bab 1: Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika skripsi. Bab 2: Landasan teori dan hipotesis berisi tentang teori-teori yang
membahas dan melandasi permasalahan skripsi serta penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi,
pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, kerangka berpikir dan hipotesis yang dirumuskan
Bab 3: Metode penelitian berisi tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data dan hasil
analisis data. Bab 4: Laporan hasil penelitian berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. Bab 5: Penutup berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran
peneliti. 3 Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi teori belajar, model pembelajaran, model pembelajaran Think Talk Write, model pembelajaran
ekspositori, kemampuan representasi matematis, self concept, dan tinjauan materi dimensi tiga.
2.1.1. Teori Belajar
Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Beberapa teori
belajar yang melandasi pembahasan dalam penelitian ini antara lain:
2.1.1.1. Teori Belajar Piaget
Salah satu teori belajar yang mendukung pembelajaran Think Talk Write adalah teori belajar Piaget. Piaget percaya bahwa peserta didik akan
memahami pelajaran bila peserta didik aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dari hal-hal yang diinderanya. Pengertian yang dimiliki
peserta didik merupakan bentukannya sendiri dan bukan hasil bentukan dari orang lain.
Teori belajar Piaget mewakili pembelajaran konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif dan pengetahuan peserta didik sebagai suatu
proses di mana anak secara aktif membangun makna dan pemahaman tentang realita melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka sendiri.
Hal ini sejalan dengan pembelajaran Think Talk Write yang menuntut peserta