Pengertian Kesiapan Belajar Kesiapan Belajar

wilcoxon diperoleh jumlah jenjang kepercayaan diri yang kecil t hitung adalah 0. Sedangkan t tabel untuk N=10 dengan tingkat signifikan 5 nilainya adalah 8. Sehingga t hitung 0 t tabel 8 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilakukan secara kelompok ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian secara kelompok agar siswa dapat meningkatkan kesiapan belajarnya melalui layanan yang diberikan oleh peneliti yaitu layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing.

2.2 Kesiapan Belajar

2.2.1 Pengertian Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor untuk menunjang tercapainya keberhasilan dalam belajar siswa. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Kesiapan belajar berasal dari kata kesiapan dan belajar. Dibawah ini akan diuraikan pengertian kesiapan belajar. Menurut Jamies Drever dalam Slameto 2010: 59 kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi. Senada dengan pendapat Jamies Drever, Slameto 2010: 113 berpendapat bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi responjawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Thorndike dalam Slameto 2010: 114 kesiapan adalah prasyarat untuk belajar. Sedangkan menurut Chaplin dalam Kartono 2004: 419 menerangkan bahwa readiness kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangankedewasaan yang menguntungkan bagi pemraktikan sesuatu. Selain pengertian kesiapan, pengertian belajar juga akan dibahas. Sebagian beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasimateri pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan verbal sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Witherington dalam Purwanto 2007: 84 berpendapat bahwa belajar merupakan suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yag berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan menurut Skinner dalam Muhibbin 2008: 90 berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “a process of progressive behavior adaptation”. Berdasarkan eksperimennya, B.F, Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat reinforce. Chaplin dalam Muhibbin 2008: 90 membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi “acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience”.Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya “Process of acquiring responses as a result of special practice“, belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman dalam Muhibbin 2008: 90 berpendapat ”learning is a change i norganism due to experiencewhich can affect the organism’s behavior”. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Menurut Djamarah 2008: 35 kesiapan belajar merupakan kondisi yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan menurut Nasution 2011: 179 kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses belajar tidak akan terjadi. Dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar merupakan suatu kondisi awal individu yang membuatnya siap untuk merespon rangsangan dari luar dengan tujuan untuk mencapai pengajaran tertentu. Ada kaitan antara fenomena dengan teori yang telah dipaparkan oleh para ahli. Bahwa dalam teori yang telah dipaparkan para ahli, kesiapan belajar merupakan kondisi awal yang membuat siswa siap mengikuti kegiatan belajar. Dan gejala yang ada dilapangan bahwa kesiapan belajar siswa untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah kurang hal ini dibuktikan dengan masih ramainya siawa saat menerima pelajaran, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, dan siswa masih suka bermain sendiri ketika pelajaran berlangsung.

2.2.2 Aspek-aspek Kesiapan Belajar